PIRAMIDA.ID-Tragedi ledakan dahsyat yang terjadi di PT ASL Shipyard Tanjung Uncang Batam, pada pagi subuh dini hari, bersumber dari sebuah tangki kapal MT Federal II memicu api dan meledak hingga menewaskan 10 pekerja dan mencederai seluruh nya 31 orang, sesuai dengan informasi pihak perusahaan (Rabu, 15 Oktober 2025)
Hal ini pun menuaikan tanggapan dari kelompok mahasiswa, GMKI memandang tragedi ini bersumber dari kesepelean yang dibiarkan hingga tragedi yang memakan korban jiwa.
Donni Fernando Sihite selaku Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan GMKI Batam menyampaikan minimnya atensi keselamatan karyawan dari pihak perusahaan.
“Kami memandang semua ini berawal dari kelalaian perusahaan terhadap keselamatan dan jaminan perlindungan karyawan,” Ucap Donni Sihite, Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan GMKI Batam.
Pihaknya menyesali perusahan tidak berbenah atas peristiwa sebelumnya yang juga pernah terjadi di PT ASL tersebut.
“Peristiwa sebelumnya yang sudah pernah terjadi tidak dijadikan pelajaran membenahi oleh pihak struktural, hingga memakan korban jiwa,” Kata Donni aktivis Mahasiswa itu.
“Dari sini kita bisa melihat bahwa perusahaan hanya berfokus pada target keuntungan dan abai terhadap kemaslahatan para pekerja,”Lanjutnya.
Dalam kesempatannya, GMKI mendesak kepada pemerintah untuk bertindak dan berharap perusahaan (PT ASL) bertanggung jawab penuh.
“Kami akan melakukan konsilidasi untuk mendesak dua hal; yang pertama, Pemerintah harus bertindak tegas untuk mencabut perizinan usaha dan memberhentikan secara permanen. Kedua, Perusahaan harus bertanggung jawab penuh untuk memberikan jaminan hidup kepada keluarga korban, seperti biaya pendidikan anak korban hingga menyelesaikan perguruan tinggi semuanya,”Tegas Donni Sihite.
”Ini adalah peringatan kami yang harus dijadikan pertimbangan bagi pemerintah secara khusus,” Tutup Donni