Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Juni 23, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

by CFT
22/06/2025
in Berita
105
SHARES
748
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID – Institut Rumah Keadilan Indonesia (IRKI) menilai pernyataan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Chandra M. Hamzah, sebagai bentuk penyimpangan tafsir hukum. Pernyataan Chandra soal pedagang pecel lele yang bisa dijerat dengan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi dinilai keliru secara konseptual dan membahayakan perlindungan hukum bagi warga sipil.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sidang uji materi Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Mahkamah Konstitusi (MK). Perkara ini tercatat dalam nomor 142/PUU-XXII/2024.

Koordinator IRKI, Fa’ahakho Dodo Zebua, menegaskan bahwa perluasan tafsir terhadap Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tipikor harus dibatasi secara ketat. Ia menyebut penafsiran yang terlalu jauh justru berpotensi mengaburkan arah penegakan hukum.

“Pernyataan itu mencerminkan pendekatan hukum yang menyesatkan. Tafsir atas norma pidana tidak boleh dibangun dari asumsi ekstrem yang menjauh dari konteks pembentukannya. Hukum pidana harus tunduk pada asas lex stricta,” ucap Fa’ahakho Dodo kepada wartawan piramida, Minggu, (22/06) di Kuningan Jakarta Selatan.

Dalam sidang tersebut, Chandra menyampaikan kekhawatiran atas multitafsir pasal-pasal Tipikor. Ia memberi ilustrasi bahwa pedagang kaki lima yang menggunakan trotoar tanpa izin dapat dianggap merugikan keuangan negara, dan dengan demikian bisa dikenai sanksi pidana korupsi. Menurutnya, contoh itu menunjukkan betapa luas dan kaburnya norma yang sedang diuji.

Namun bagi IRKI, contoh semacam itu justru berbahaya. Menurut Zebua, UU Tipikor adalah hukum pidana khusus yang ditujukan untuk menangani penyalahgunaan kekuasaan dalam kerangka penyelenggaraan negara. Ia menilai tidak relevan jika perangkat hukum ini diarahkan kepada masyarakat yang tidak memiliki relasi dengan kekuasaan.

“UU ini tidak dibuat untuk menjerat penjual makanan di pinggir jalan. Tafsir seperti itu bisa mengarah pada kriminalisasi warga miskin yang tidak punya kuasa atas ruang kota,” tuturnya.

Wakil Ketua KPK, Johanis Tanak, turut menanggapi pernyataan tersebut. Ia memastikan bahwa aktivitas pedagang kaki lima tidak memenuhi unsur delik dalam UU Tipikor karena tidak ada penyalahgunaan wewenang maupun kerugian negara yang dapat dibuktikan secara nyata.

“Itu terlalu jauh. Tidak bisa dikenakan Tipikor,” ujar Johanis seperti di kutip dari detik, Jumat (20/6).

IRKI mengingatkan bahwa norma pidana tidak boleh diterapkan secara analogis. Prinsip nullum crimen sine lege certa mengharuskan rumusan norma pidana dibuat secara jelas, tegas, dan terbatas. Tanpa kejelasan itu, hukum pidana bisa berubah menjadi alat represif bagi kelompok lemah.

“Kalau pasal-pasal ini terus dibiarkan multitafsir, maka bisa saja hukum digunakan untuk menjerat rakyat kecil yang tidak paham prosedur, sementara koruptor justru lolos lewat celah tafsir,”imbuhnya.

Ia menegaskan bahwa subjek hukum dalam UU Tipikor adalah mereka yang menjalankan fungsi kekuasaan publik, baik secara struktural maupun fungsional. IRKI menilai tidak semua pelanggaran administratif dapat serta-merta dikualifikasikan sebagai tindakan korupsi, apalagi jika pelakunya bukan bagian dari institusi negara.

“Pedagang tidak memiliki jabatan publik, tidak mengatur anggaran negara, dan tidak punya kewenangan hukum. Maka sangat keliru jika mereka diposisikan sebagai pelaku tindak pidana korupsi,” tandasnya.

Perdebatan soal batas tafsir UU Tipikor kembali mencuat di tengah proses sidang yang masih bergulir di Mahkamah Konstitusi.

Di saat semangat pemberantasan korupsi makin tinggi, tafsir hukum yang mengambang justru membuka peluang kekeliruan dalam menempatkan siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab. MK kini dihadapkan pada pilihan menjaga ketat koridor hukum atau membiarkan ketidakpastian menjadi bagian dari praktik peradilan. (tim)

Share42SendShare

Related Posts

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

PIRAMIDA.ID – Dugaan kekerasan terhadap seorang penyandang tunanetra yang melibatkan aparat Satpol PP dan oknum Pemerintah Kota Pematangsiantar viral di media...

Fawer Sihite: Tiga Bulan Wesly Jabat Wali Kota Tidak Mencerminkan Visi Misi Saat Kampanye

18/06/2025

PIRAMIDA.ID — Ketua Institute Law and Justice (ILAJ), Fawer Sihite, melayangkan kritik tajam terhadap kinerja Wesly Silalahi selaku Wali Kota...

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025

PIRAMIDA.ID - Sekretaris DPD Ikatan Pemuda Karya Kabupaten Tapanuli Utara, Heru Lumbantobing bersama Niel Sitompul (korban penganiayaan yang dilakukan oleh...

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025

PIRAMIDA.ID — Dalam momentum peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh setiap tanggal 1 Juni, tokoh muda nasional Fawer Sihite mengajak seluruh...

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025

PIRAMIDA.ID — Kongres Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) telah menetapkan Prima Surbakti sebagai Ketua Umum dan Jessica Worouw sebagai Sekretaris Umum...

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025

PIRAMIDA.ID -  Sekitar 150 mahasiswa asal Kota Pematangsiantar yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025
Berita

Fawer Sihite: Tiga Bulan Wesly Jabat Wali Kota Tidak Mencerminkan Visi Misi Saat Kampanye

18/06/2025
Berita

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025
Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025

Populer

Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Berita

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025
Berita

Fawer Sihite: Tiga Bulan Wesly Jabat Wali Kota Tidak Mencerminkan Visi Misi Saat Kampanye

18/06/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba