Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Edukasi

Komunikasi Surat Menyurat pada Era Digital

by Redaksi
23/12/2020
in Edukasi
Para murid berkunjung ke kantor pos dekat sekolah (foto: courtesy).

Para murid berkunjung ke kantor pos dekat sekolah (foto: courtesy).

99
SHARES
705
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Surat-menyurat sebagai alat berkomunikasi sudah lama dilakukan. Di Amerika, sejarah menunjukkan Abraham Lincoln membalas surat seorang remaja perempuan, usia 11 tahun, asal New York yang memberi saran agar Lincoln memelihara jenggot agar dapat meningkatkan prospeknya terpilih sebagai presiden AS.

Tanpa berjanji apa pun, Presiden AS yang tidak mempunyai anak perempuan itu membalas surat tertanggal 15 Oktober 1860 tersebut, kemudian singgah di Westfield. Lincoln menemui Grace Bedell pada Februari 1861 dengan ikon janggut lebatnya. Pada masa itu, kaum perempuan di AS tidak bisa memilih namun Grace telah menoreh tinta pada secarik kertas kepada Abraham Lincoln.

Tradisi berkirim surat juga dilakukan dua remaja lintas benua. Angel Grace berupaya mencari teman pena melalui aplikasi interpols atau Instagram untuk berkirim surat dalam bahasa Inggris, yang ditugaskan guru Bahasa Inggris.

Biaya pengiriman ke luar negeri tidaklah murah bahkan beberapa jasa pengiriman mematok harga jutaan dalam waktu sekitar tujuh hari, papar siswa yang saat itu duduk di bangku SMA. Beberapa teman pena Angel, dengan alasan privasi, menolak dikirimi surat dan lebih senang menggunakan surat elektronik. Pos Indonesia menetapkan tarif di bawah Rp100.000 dalam waktu tiga minggu.

Angel, siswi kelas 2 SMA di Jakarta yang penasaran dengan kartu pos dari luar negeri, menceritakan pengalamannya.

“Salah satu teman pena saya memberikan pembatas buku foto keluarganya yang dibingkai rapi dan bahkan bercerita tentang kehidupan sehari-harinya di dalam bentuk tulisan yang begitu menarik karena ditempeli oleh stiker dan juga ditempeli oleh kata-kata motivasi,” jelasnya.

Annika Francke, usia 17 tahun, senang berkirim surat. Remaja yang tinggal di Pennsylvania dan aktif bermain sepakbola itu berbagi pengalamannya.

“Melihat orang seumur saya dan membandingkan cara mereka hidup dengan gaya hidup saya, merupakan hal yang menyenangkan karena saya benar-benar tidak diperkenalkan pada kehidupan seperti itu. Kami hidup dengan cara berbeda,” jelasnya.

Surat menyurat menjadi fenomena menarik dalam era digital. Generasi muda sekarang mempunyai kebiasaan unik menggunakan Instagram untuk menyaring, sekaligus mencari, mereka yang terbiasa dengan surat-menyurat (snail-mail).

“Foto-foto diunggah dan dilengkapi tagar khusus #Penpalswanted, #Penpalnedeed, atau #snailmail,” ujar Harwindra Yoga, pengamat sekaligus dosen komunikasi digital FISIP UI.

Di Gunung Sindur, Bogor, Martha Eva Yanty sempat mengajarkan jenis-jenis pekerjaan untuk siswa kelas satu SD. Ia memperkenalkan surat menyurat sebagai alat komunikasi dan mengajak siswa-siswanya berkunjung ke kantor pos.

“Di sana mereka pasti sangat senang dan ingin tahu di kantor pos itu apa yang mereka akan lakukan nantinya, cara mereka mengirim surat dan cara mereka menunggu saat dipanggil untuk di-stempel suratnya,” kata Martha Eva Yanty.

Menurut Harwindra ada anomali dalam era digital. Sementara generasi lebih tua seperti baby boomers dan Gen X berlomba-lomba menggunakan ponsel pintar dengan papan kunci qwerty untuk bertukar pesan, kawula muda seperti millennials dan Gen Z justru kembali ingin menggunakan media analog: kertas surat, amplop, dan perangko untuk berkirim dan menerima pesan.

“Generasi yang lebih tua mungkin sangat gembira mendapatkan email pertamanya, yang mungkin datang dari penyedia layanan email tersebut, pertama kali membuka dan membaca email. Generasi yang jauh lebih muda, mungkin juga bersorak kegirangan saat menerima balasan surat dari sahabat penanya,” kata Harwindra Yoga, Pengamat komunikasi digital FISIP UI.

Manfaat surat menyurat dan sahabat pena bagi Angel, selain mendapat teman, juga mengenal budaya baru serta meningkatkan kemampuannya berbahasa Inggris. Angel juga mengungkapkan bahwa sensasi berkirim surat secara riil tidak bisa dibandingkan dengan berkirim pesan secara elektronik.

Seperti halnya pengalaman Angel memperkenalkan kebudayaan Indonesia melalui surat kepada sahabat pena di luar negeri, Annika mempelajari bahasa dan budaya Prancis melalui surat-menyurat sebelum pandemi COVID-19.

“Di Perancis, mereka dilatih menulis dengan cara yang sama persis dan itu tidak berlaku di AS. Setiap orang memiliki gaya penulisan masing-masing,” kata Annika Francke.

Martha, yang kini menjabat wakil kepala sekolah, memberi kesempatan kepada sejumlah siswa kelas satu SD untuk membacakan di depan kelas surat yang mereka terima dari pos sehingga menjadi suatu dokumen dan juga kenangan.

“Lewat surat, kami mengajarkan kepada anak-anak arti menghargai. Karena saat menerima surat, respons yang didapat, pastinya rasa bahagia,” jelas Martha Eva Yanty.

Kesederhanaan dan kecepatan menyampaikan pesan lewat saluran digital tidak lagi terasa istimewa bagi generasi muda. Segala usaha mereka lakukan agar merasa lebih puas.

“Mereka tentunya bersenang hati menulis di kertas hingga tangan mungkin pegal, melipat dan memasukan surat ke dalam amplop, juga diisi benda-benda unik yang ingin mereka kirim kepada sahabat penanya,” Harwindra menguraikan lebih jauh.

Setelah berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu merasa gelisah menunggu, mereka akhirnya mendapatkan balasan untuk suratnya.

“Rasa membuka balasan surat dan membacanya memang tidak tergantikan. Sama halnya saat kita membuka buku yang baru saja kita beli, mencium aromanya, dan berpetualang di dalamnya,” kata Harwindra Yoga.

Annika yang bersiap untuk kuliah tahun depan berpendapat pentingnya mengenal orang lain dengan latar budaya berbeda yang dapat dilakukan melalui sahabat pena dan surat-menyurat.

“Dua pengalaman itu sudah saya jalani. Saya berharap orang lain melakukannya karena bermanfaat untuk memiliki koneksi di berbagai belahan dunia,” imbuhnya.(*)


Source: VOA Indonesia

Tags: #digitalisasi#surat#tren
Share40SendShare

Related Posts

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th.,S.H.,MAPS 1. Menghadapi Perang Dagang Global Perang...

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global

14/04/2025

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th., S.H., MAPS Kunjungan...

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

11/04/2025

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Refleksi Mahasiswa Kristen dalam Perspektif Alkitabiah Ditulis Oleh: Fawer...

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen

01/04/2025

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen Oleh: Fawer Full Fander Sihite.,S.Th.,S.H.,MAPS Perang dagang...

Pemuda Sebagai ‘Agent Of Solution’ Pada Pemilu 2024

24/01/2024

Sejak 28 November 2023, masa kampanye Pemilu 2024 dimulai. Partisipasi politik generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) memiliki pengaruh...

Jes Manro Kepsek SMP 1 Parapat Klarifikasi Pemberitaan Dirinya

12/12/2023

Piramida.id|Simalungun - Jes Manro Tambunan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 1 Parapat, kabupaten Simalungun (Sumut) memberikan klarifikasi atas pemberitaan terkait dirinya...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Ekologi

Mengenal Prof. Mr. St. Munadjat Danusaputro, Guru Besar Hukum Lingkungan Hidup

22/06/2020
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba