PIRAMIDA.ID-Reformasi Polri kembali menjadi perbincangan hangat, turunnya kepercayaan publik dan desakan perubahan ditubuh Polri.
Agung Dekil aktivis 98 yang juga pentolan Forum Kota ( Forkot 98 ) menyampaikan perihal Reformasi Polri , bahwa aktivis 98 pada saat menjatuhkan rezim soeharto salah satu tuntutan saat itu memisahkan antara Polri dan Tentara dimana pada saat itu polri harus mandiri secara institusi dan berdiri di kaki sendiri tanpa berpihak kepada golongan apapun.
“Saya menilai tugas Polri sangat berbeda dengan tentara , dimana polri harus menunjukkan sikap humanis kepada masyarakat karena polri hidup dekat dengan rakyat oleh karena Tuannya Polri yakni Rakyat bukan Oligarki,” ujarnya
Sangat miris ketika Polri malah menjaga dan ikut bergabung dengan faksi-faksi kepentingan Oligarki , dalam reformasi polri ini saya ingin polri bukan cuma hanya menggantikan pucuk pimpinan polri tapi harus secara menyeluruh.
Polri harus menjadi institusi sipil yang profesional, transparan, dan berorientasi pada pelayanan publik.
Polisi tidak boleh ikut serta dalam kepentingan politik apapun dan tidak boleh cawe-cawe dengan penguasa.
Rakyat menaruh harapan penuh kepada Polri , saya sebagai aktivis 98 sangat tidak setuju dengan dibubarkan Polri yang sedang ramai di media-media kalaupun ada oknum polri yang lalai dalam tugas dan tanggungjawabnya harus mendapatkan tindakan disipliner kepada oknum porli tersebut sebagai bentuk transparasi kepada masyarakat.
“Terakhir saya ingin menyampaikan hentikan narasi yang selalu memojokkan polri dan menjelekkan institusi Polri , tanpa polisi kita tidak hidup dengan nyaman dan aman di Republik tercinta ini,” tutup Agung