PIRAMIDA.ID – Sekretaris DPD Ikatan Pemuda Karya Kabupaten Tapanuli Utara, Heru Lumbantobing bersama Niel Sitompul (korban penganiayaan yang dilakukan oleh AH) mengatakan, peristiwa cekcok antar warga yang terjadi di Kecamatan Purbatua, Taput, telah menyeret nama baik organisasi kepemudaan yang dipimpinnya meski kejadian tersebut secara langsung tidak ada hubungannya dengan organisasi IPK.
“Sesuai investigasi internal yang kita lakukan, kejadian tersebut berawal dari pertengkaran mulut antara 2 orang teman Niel Sitompul yang berinisial SP Gultom dan M Silaban anggota PAC IPK Pahae Jae dengan seseorang yang berinisial AH dan 1 orang temannya yang terjadi di salah satu warung di Kecamatan Pahae Jae,” terang Niel, Senin (16/6).
Setelah insiden adu mulut itu, AH dan temannya pergi mengendarai kereta meninggalkan warung, dan kedua teman Niel juga pergi meninggalkan warung dengan mengendarai mobil jazz warna putih.
Lanjut Niel, tidak berapa lama setelah teman Niel pergi, AH dan temannya datang lagi turun dari kereta dengan memegang kelewang dan kampak, dan langsung menghampiri Niel dan memukuli dengan membabi buta, sehingga Niel lari mencari pertolongan ke salah satu rumah masyarakat.
Kemudian, AH yang juga mantan narapidana kasus penganiayaan ini berupaya mengejar Niel, namun warga pemilik rumah tersebut mencegahnya, dan pada kesempatan itu, Niel berupaya menghubungi kedua temannya yang berinisial SP Gultom dan M Silaban untuk menolongnya.
Namun, saat temannya yang dihubungi tiba di rumah warga dekat warung tersebut dengan mengendarai mobil jazz putih, peristiwa pengerusakan mobil yang dikendarai SP Gultom dan temannya, rekan Niel, dengan memecahkan kaca kaca mobil, yang diduga dilakukan AH bersama temannya, dan mereka melarikan diri dengan sepeda motor usai merusak mobil tersebut.
SP Gultom yang terkejut berupaya mengejar AH untuk meminta pertanggungjawaban, namun setelah dikejar, AH yang dikejar mengarah ke rumahnya di Kecamatan Purbatua, hingga SP Gultom dan temannya menghentikan upaya pengejaran.
Setelah mengalami peristiwa tersebut, pengurus PAC IPK setempat menghubungi pengurus DPD IPK Taput untuk membantu memediasi peristiwa penganiayaan dan pengerusakan mobil yang diduga dilakukan AH dan temannya.
Sesampainya di Purbatua, pengurus DPD yang meluncur ke lokasi mencoba menyusul rekan Niel yang berangkat menuju rumahnya AH, dan mencoba menenangkan situasi dan mencoba meminta pertanggungjawaban dari AH, akan tetapi AH berupaya memprovokasi warga dengan tudingan sepihak jika mereka melakukan penyerangan ke desa tersebut.
Warga setempat terprovokasi dan terjadi keributan sesaat, namun situasi tersebut berakhir kondusif kembali setelah pihak DPD IPK Taput dan Kepala Desa bersepatakat untuk diselesaikan di Polsek.
“Sebagai organisasi besar, DPD IPK Taput memiliki niatan baik dalam kejadian ini. Kita tidak akan melindungi anggota dan akan menindaknya jika terbukti melakukan tindak pidana. Namun, tolong jangan diskreditkan kita seakan kita penjahat dan pelaku kriminal,” jelas Heru.
“Kami juga Keluarga besar DPD IPK Taput dengan ketulusan hati meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Desa Parsaoran Kecamatan Purbatua atas insiden ini, yang menyebapkan ketidaknyamanan saudara-saudara serta para Orang Tua kami di sana,imbuhnya”.
Harapnya, masyarakat luas mampu menyikapi peristiwa yang terjadi dengan keterangan yang berimbang dan tidak cepat menyimpulkan kejadian tersebut tanpa mengetahui kronologis yang sebenarnya.
Sebelumnya, pada status akun Rocky Hutapea yang disinyalir milik AH, ditampilkan video kejadian di Purbatua berdurasi 6 menit 32 detik.
Dalam video tersebut, sejumlah orang yang diduga anggota IPK mendatangi sebuah kompleks perkampungan di tengah gelapnya suasana malam hari.
Suara seorang perempuan menarasikan peristiwa tersebut dalam suasana mencekam yang meminta kehadiran segera pihak kepolisian dalam menyikapi kejadian dalam video. (Tim).