Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekosospolbud

Nasionalisme di Tengah Ekspansi Perdagangan Online China

by Redaksi
22/03/2021
in Ekosospolbud
99
SHARES
708
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Bukan sesuatu yang aneh saat ini: transaksi online di situs lokal, diikuti kedatangan barang dari luar negeri dengan gratis biaya kirim. Banyak pihak khawatir, produk dalam negeri tak mampu bersaing dengan skema ini.

Yani, seorang ibu di Yogyakarta, pekan lalu menerima kiriman barang langsung dari China. Plastik pelindung telepon genggam itu dia beli seharga Rp 43 ribu saja, dengan biaya pengiriman digratiskan oleh penjual.

“Ini bukan yang pertama. Saya pernah membeli buku cerita berbahasa Inggris dan mainan di situs belanja online Indonesia, tapi barang juga langsung dari China, dan harganya lebih murah. Aneh ya,” ujarnya.

Peneliti INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara, menyebut model perdagangan seperti itu telah berlangsung beberapa tahun terakhir. Platform jual beli online Indonesia, jika dirunut ke atas, pemasok modal utamanya adalah perusahaan dari China. Akhirnya, platform ini menjadi etalase barang produksi mereka yang dipromosikan dengan harga murah.

“Plus ada promo gratis ongkos kirim. Bahkan pengusaha di China itu kalau mereka mengirim barang, misalkan menggunakan platform Ali Baba atau Tao Bao, biaya keluarnya ditanggung oleh pemerintah, ditanggung juga oleh grup perusahaan,” kata Bhima.

Dia memaparkan itu, dalam diskusi Integrasi Kebijakan dengan Strategi Digital: Langkah Tepat Pemulihan Ekonomi Nasional, Jumat (19/3). Diskusi diselenggarakan oleh Center for Digital Society, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bhima menguraikan, selama pandemi COVID-19 transaksi perdagangan online dunia rata-rata naik 18 persen. Sementara di Tanah Air, kenaikan itu sudah terlihat dari sebelum pandemi. Indonesia mencatatkan kenaikan 31 persen dan masuk dalam 10 negara dengan pertumbuhan paling tinggi di sektor ini dalam kurun Juli 2019-2020. Kenaikan itu tentu berita baik, karena menjadi kesempatan besar bagi produsen Indonesia, utamanya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk ikut berebut kue.

Sayangnya, jika pemodal platform dirunut ke atas, akan ditemukan Tencent Group dan Ali Baba Group. Kondisi inilah, yang membuat barang produksi China bisa dibeli dengan murah secara langsung oleh konsumen Indonesia. Menurut Bhima, ada isu dumping dan predatory pricing dalam skema ini.

Dumping adalah strategi perdagangan di pasar internasional, di mana harga jual suatu produk di luar negeri lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri, sedangkan predatory pricing merupakan praktik penjualan yang menerapkan harga jual yang sangat rendah.

“Dia jual harga yang murah di pasar Indonesia, untuk mematikan pesaing, mematikan UMKM,” tambah Bhima.

Dia juga memaparkan, INDEF pernah melakukan riset menggunakan analisa big data dan memperoleh fakta, bahwa produk lokal hanya ada 26 persen di perdagangan online. Angka itu juga bermakna: 74 persen barang yang dijual secara online adalah barang impor. Angka 26 persen itu adalah produk dari semua produsen, baik besar, menengah maupun kecil. Karena itu bisa dibayangkan, bahwa produk UMKM prosentasenya jauh di bawah angka itu.

Jika dibiarkan, kondisi ini akan mengakibatkan deindustrialisasi secara prematur.

“Yang akan jadi lebih besar kuenya adalah sektor-sektor jasa, sementara sektor yang sifatnya memproduksi barang, akan semakin kecil. Implikasinya, tentu kepada serapan tenaga kerja. Karena industrinya makin mengecil, serapan tenaga kerjanya makin sempit, makin berkurang,” papar Bhima.

Presiden Joko Widodo sendiri awal Maret lalu mengutarakan kekesalannya terhadap praktik predatory pricing ini. Presiden mengindikasikan, platform perdagangan online asing berbuat curang untuk mematikan UMKM dalam negeri. Begitu kesalnya Jokowi, hingga keluar pernyataannya untuk membenci produk asing.

Gerakan Bela-Beli Indonesia

Pelaku UMKM tentu tidak diam saja melihat apa yang terjadi. Mereka bekerja sama dalam berbagai program, salah satunya adalah gerakan Bela Beli Indonesia. Kampanye yang ditujukan agar konsumen memiliki keberpihakan pada produk dalam negeri, khususnya yang dibuat oleh UMKM di seluruh Indonesia.

Koordinator gerakan Masyarakat Bela Beli Indonesia Provinsi DI Yogyakarta, Untoro, mengakui tantangan produk China tidak ringan, terutama dari sisi harga dan ongkos kirim dalam pembelian online. Secara kualitas dan harga, kata Untoro, produk Indonesia berani bersaing. Dalam kampanye Bela Beli Indonesia, penting ditekankan adanya manfaat tambahan dari membeli produk dalam negeri.

“Apa yang masyarakat bisa dapat selain harga dan kualitas. Ini yang menjadi satu materi edukasi yang harus disampaikan ke masyarakat. Harga tetap harus kompetitif, harus bersaing. Tetapi juga jangan lupa benefit apa yang ditawarkan teman-teman pelaku usaha ini, dengan produk maupun jasa yang dia tawarkan,” kata Untoro.

Karena itulah, gerakan Bela Beli Indonesia juga mengusung isu kesejahteraan tenaga kerja lokal, ketika produk UMKM diminati konsumen. Selain itu, banyak merek dalam negeri yang produknya lebih kreatif dan inovatif.

Untoro, yang bergerak dalam usaha fesyen, khususnya sepatu merek lokal, memastikan industri kreatif Indonesia secara umum maju dan mampu bersaing. Namun harus diakui, UMKM memerlukan penguatan di sisi produksi, inovasi produk, dan harus melakukan transformasi digital dalam bisnisnya. Produknya harus bisa dibeli melaui marketplace, dengan pengelolaan layanan pelanggan yang responsif dan mudah, serta rapi pengelolaan keuangannya.

Namun, di sisi lain, konsumen Indonesia juga membutuhkan perubahan pola pikir mengenai produk dalam negeri dan keberpihakan yang jelas. Bagi mereka yang sudah teredukasi dengan baik, merek-merek lokal kini menjadi pilihan utama. Namun bagi sebagian konsumen yang belum memahami kualitas, mereka masih berburu merek ternama meski produk kelas dua atau yang biasa disebut KW.

“Isunya adalah keberpihakan, dan itu salah satu tugas Masyarakat Bela Beli Indonesia, bagaimana membela dan membeli produk lokal itu menjadi sebuah tema besar, yang harus disambut oleh masyarakat,” tambah Untoro.

Pemerintah memang sudah mengulurkan tangan, tetapi belum mampu menjadi jalan keluar nyata untuk melawan ekspansi produk China melalui marketplace. Sejauh ini, bantuan pemerintah baru pada persoalan kemudahan pajak, fasilitas pemasaran, dan akses informasi.

Pemerintah maupun konsumen Indonesia, kata Untoro, perlu belajar dari Korea Selatan. Negara Ginseng tersebut sukses memasarkan merek-merek domestik yang dulu tidak terkenal dan terdengar – seperti yang terjadi pada industri otomotif – tetapi kini berhasil menguasai pasar dunia.

“Mungkin pertama kali, mereka harus berjuang, tertatih, membeli lebih mahal. Mungkin membeli dengan banyak tanda tanya barangnya berkualitas atau tidak. Tetapi masyarakat harus kita ajak. Kapan lagi martabat negeri ini secara ekonomi bangkit, kalau produk sendiri tidak dihargai,” tandas Untoro.(*)


VOA Indonesia

Tags: #barang#impor#nasionalismeChina
Share40SendShare

Related Posts

Petani Kopi: Penjaga Lingkungan dan Intelektualitas

29/04/2023

PIRAMIDA.ID- Tanaman kopi, mungkin satu-satunya tanaman yang dikembangkan Belanda yang memberikan pengaruh positif terhadap peradaban bangsa Indonesia....

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023

Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Sanggar identik sebagai suatu tempat untuk berlatih dan berguru. Luas tempat untuk sebuah sanggar tidak harus luas,...

Tangkap Bos 303, Ketua ILAJ Sebut Integritas Kapolri dan Kapolda Sumut Tidak Perlu Diragukan

17/10/2022

PIRAMIDA.ID - Bos judi online asal Sumatera Utara Apin BK yang kabur ke Malaysia tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jumat malam,...

Visi Presiden RI Jokowi dan Agenda Menparekraf Sandiaga Uno Hadiri Nias Pro & Maniamolo Fest

28/06/2022

Oleh: Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia) PIRAMIDA.ID- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga...

Pengalaman Sebagai Ketua SPI

06/06/2022

Oleh: Manahati Zebua* PIRAMIDA.ID- Setiap perusahaan yang mau menginginkan organisasinya bekerja lebih baik kinerjanya dalam bidang keuangan, biasanya pemimpinnya menghadirkan...

Munculnya Generasi Tuna Budaya

24/01/2022

Oleh: Arianto Sitorus Pane* PIRAMIDA.ID- Salah satu yang paling menggelisahkan dari negeri ini adalah semakin jauhnya kebudayaan dari kehidupan generasi...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Ekologi

Mengenal Prof. Mr. St. Munadjat Danusaputro, Guru Besar Hukum Lingkungan Hidup

22/06/2020
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba