Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, September 18, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Perkembangan Politik Pencitraan diselaraskan dengan Perkembangan Demokrasi

by Redaksi
11/11/2022
in Dialektika
101
SHARES
721
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Buha Pasaribu*

PIRAMIDA.ID- Pencitraan kebijakan atau political imaging, berkembang dengan demokrasi di Indonesia, dimulai dengan pemilihan presiden langsung tahun 2004. Hal ini mendorong Indonesia untuk menghasilkan penelitian ilmiah tentang politik pencitraan atau pencitraan politik di Universitas atau perguruan tinggi sebagai bagian dari ilmu politik serta ilmu komunikasi dan komunikasi politik.

Namun citra, strategi, dan proses pembentukan citra telah lama ditemukan dalam studi komunikasi, seperti retorika, propaganda, hubungan masyarakat, pemasaran dan periklanan, dan lain-lain, yang bertujuan untuk mendapatkan dukungan opini publik.

Peranan opini publik itu sangat strategis terhadap kehidupan politik pada negara demokrasi, lantaran opini publik adalah kekuatan politik yang penting. Politik pencitraan atau pencitraan politik berkaitan menggunakan pembuatan fakta atau pesan politik sang komunikator politik (politikus atau kandidat) media politik (media massa, media sosial, dan/atau media format kecil), dan penerima atau khalayak politik (publik).

Citra politik yang terbentuk di benak publik tidak selalu sesuai dengan realitas, karena mungkin hanya identik dengan realitas media atau realitas buatan media yang disebut juga dengan realitas bekas. Anwar Arifin menjelaskan di dalam bukunya tentang citra politik, ciri politik, dan komunikasi politik, serta tujuan politik pencitraan yang meliputi pembentukan dukungan terhadap opini publik, mendorong partisipasi politik rakyat, memenangkan pemilihan umum dan menentukan kebijakan politik.

Selain itu, pengenalan singkat media politik dan khalayak politik yang mengiringi beberapa teori membuat citra politik atau political image dalam buku ini dikembangkan dalam kajian komunikasi politik, multi talenta, multi makna, multi definisi, multidisiplin.

Juga dalam buku ini, menjelaskan kontroversi dan urgensi citra politik atau politik pencitraan, buku ini dikembangkan dalam kajian komunikasi politik yang bersifat multimakna, dan multidefinisi, serta multidisipliner.

Demikian pula buku tersebut memaparkan kontroversi dan urgensi citra politik atau politik citra, yang ditentukan oleh institusi politik yang bersumber dari ideologi suatu bangsa. Bahkan citra politik yang mengiringi liberalisasi politik demokrasi yang diterapkan di Indonesia didatangkan dari Barat, terutama dari Amerika Serikat.

Sayangnya, sebagian besar praktik politik pada tataran pencitraan hanya menjangkau iklan politik. Ketika kita berbicara tentang merek, hubungan berusaha menciptakan citra positif di benak publik. Pengaruh iklan politik dalam membangun citra positif di benak masyarakat tidaklah cukup, citra yang dihasilkan hanya bersifat sementara, dan biaya iklan sangat mahal, yang akan memakan biaya operasional partai politik.

Praktik berimajinasi politik bisa dimulai sejak usia dini. Sebuah partai politik harus memiliki sistem kaderisasi yang baik agar dapat menghasilkan tokoh-tokoh politik yang kuat di masyarakat. Karakter yang kuat, rekam jejak yang kuat, tujuan politik yang jelas dan integritas adalah aset utama untuk membangun personal branding. Tokoh-tokoh kunci, anggota parlemen, staf, kader, dan simpatisan, sehingga publik yang tertarik dengan personal branding otomatis mengaitkan tokoh-tokoh tersebut dengan partai politik.

Proses politik visualisasi atau pencitraan tidak hanya untuk memoles wajah seseorang dan memperkuat karakternya, tetapi juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas karakter. Ini sebenarnya pekerjaan rumah partai politik. Namun, masih ada beberapa parpol yang lebih memilih mengambil jalan pintas demi mencitrakan popularitas artis.

Tidak ada salahnya masuk dalam arena politik karena itu hak semua orang, dan justru memperkaya keragaman diskusi dalam proses politik. Yang terpenting, mereka berkompeten di dunia politik. Tidak ada gunanya jika popularitas tidak sesuai dengan kualitas.

Oleh lantaran itu, kita menjadi rakyat yg cerdas wajib paham tentang taktik gambaran para elit politik supaya ke depannya kita bisa menentukan pemimpin secara objektif yang tujuannya mengedepankan impian masyarakat indonesia.

Kita menjadi rakyat dapat memiliki pola pikir yang baik wajib cermat pada menilai sosok pemimpin yang akan kita pilih lantaran pemimpin yang akan kita pilih merupakan pemimpin yang bertanggung jawab bukan hanya terhadap negara atau pemerintahan saja namun bertanggung jawab terhadap semua kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.(*)


Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Jambi.

Tags: #analisa#pencitraan#Politik
Share40SendShare

Related Posts

Menantang Narasi Pikiran Ferry Irwandi Desak Reformasi Total Polri

05/09/2025

PIRAMIDA.ID - Seruan Ferry Irwandi dalam beberapa media berita online yang mendesak “reformasi total Polri” terdengar lantang, tetapi jika ditelisik...

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Ungkap Kasus Peredaran dan TPPU Narkoba, BNN Amankan Aset Puluhan M dan Musnahkan Barang Bukti Narkotika

15/09/2025
Berita

Mahasiswa STGH Tegas: Dukung Ephorus HKBP Tutup TPL

14/09/2025
Berita

BNN RI Bergerak Cepat: 18 Hari, 11 Jaringan Narkotika Dilumpuhkan

13/09/2025
Sorot Publik

Dakwah Habib Rizieq Hak Konstitusional, ILAJ Minta Polres Tangkap Yang Menghalangi Kebebasan Beragama di Siantar

12/09/2025
Berita

Gagal Ungkap Kasus Dugaan Pungli : Anak Muda Simalungun Desak Kejati Sumut Copot Kajari dan Kasi Pidsus Kab. Simalungun

12/09/2025
Berita

17 Oktober Kasus Selesai, Kajari diminta mundur Jika tak tepati janji

12/09/2025

Populer

No Content Available
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau tobasumber

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau tobasumber

xnxx
xnxx
xnxx
xnxx