Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Februari 9, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

by Redaksi
27/05/2020
in Dialektika
98
SHARES
700
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba

PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di masa akan datang, padahal kami notabene adalah mahasiswa yang kelak bergelar sarjana pendidikan?”

Itulah satu pertanyaan yang saya sampaikan di depan dosen dan teman-teman yang lain pada satu acara kuliah umum yang diadakan kampus.

Dosen saya kemudian membahas kritik yang saya sampaikan tersebut. Bahwa poin intinya adalah mahasiswa harus explore informasi dari banyaknya seminar dan forum lainnya yang bisa membantu mereka (red: kami) dalam melengkapi kompetensi dan setskill untuk menjadi guru di masa yang akan datang.

Saya sepakat dengan beliau (jika tulisan ini dibaca oleh beliau, saya ucapkan terimakasih telah bersedia mendiskusikan pertanyaan dan kritik saya).

Namun, di sisi lain saya masih merasa geram dengan alasan yang melatarbelakangi kritik saya tadi. Sejauh yang saya ketahui, tidak ada diskusi maupun seminar umum yang diselenggarakan oleh kampus maupun universitas, yang membahas profesi guru ke depan beserta tantangan perubahan yang, konon katanya, sudah berada di era 4.0.

Kita boleh bersepakat bahwa kami sebagai mahasiswa harus rajin mencari informasi, memperlengkapi diri dan juga mengikuti beragam seminar dan diskusi tentang pendidikan dalam rangka memenuhi kompetensi kami sebagai guru di masa yang akan datang.

Tapi saya rasa, kampus beserta dosen yang juga sebagai fasilitator, seyogianya memberi kami fasilitas untuk bertemu di dalam satu diskusi ataupun seminar yang membahas tentang apa dan bagaimana tantangan dan strategi yang harus kami miliki dalam mengarungi dunia pendidikan sebagai seorang guru yang profesional kelak.

Apakah tema diskusi tentang sarjana kependidikan tidak terlalu menarik untuk dibahas? Atau apakah dalam perkembangan teknologi, kita dapat berhipotesa bahwa profesi guru sudah mulai tidak digandrungi? Sama sekali tidak.

Data yang termuat di majalah Dikti volume 3 tahun 2013, jumlah mahasiswa kependidikan mencapai 1.440.770 orang. Tentu statistik ini  mematahkan asumsi bahwa minat menjadi guru itu rendah. Dengan jumlah mahasiswa 1,44 juta maka diperkirakan lulusan sarjana kependidikan  adalah sekitar 300.000 orang per tahun.

Padahal kebutuhan guru hanya sekitar 40.000. Artinya akan ada gap yang sangat besar.

Guru adalah profesi vital yang menjalankan pendidikan di lapangan. Dengan begitu pentingnya guru, sehingga 25 November setiap tahun diperingati sebagai Hari Guru di Indonesia; yang kemudian tanggal tersebut direfleksikan untuk menunjukkan apresiasi dan penghargaan kepada guru.

Tantangan kami di dalam dunia kerja sehabis kuliah bukan hanya beradu kompetensi dengan sesama manusia, namun juga dengan robot dan algoritma yang sebagai tanda era digitalisasi. Digitalisasi juga pelan-pelan merambat ke dunia pendidikan.

Pelan tapi pasti, pemberlakuan hukum alam “siapa yang bisa beradaptasi, dialah yang bertahan” tampak semakin terasa. Poin adaptasi itulah yang kami butuhkan untuk diakomodir dan dibahas secara komprehensif di dalam kampus.

Dalam bukunya “21 Lessons”, Harari menyatakan bahwa, “Robot dan algoritma tidak harus sempurna, mereka hanya harus lebih baik daripada manusia rata-rata”. Penyataan ini mungkin bisa dikaitkan dengan program merdeka belajar yang sedang ramai dibahas beberapa waktu lalu, terutama di kalangan profesi kependidikan.

Apakah kami, para mahasiswa harus meng-explore semuanya sendiri dengan sumber informasi yang tersedia di zaman canggih ini? Jika iya, di mana letak eksistensi para pendidik? Saya berharap lebih dari hanya menjadi pemberi stimulus.

Persoalan di mana letak eksistensi pendidik ini pulalah yang jika tidak didiskusikan dengan baik, akan menjadi warisan persoalan bagi kami sarjana kependidikan di masa yang akan datang. Di satu sisi kami perlu peka dan adaptif pada perkembangan zaman, di sisi lainnya kami perlu memikirkan eksistensi kami sebagai guru di tengah era digitalisasi.

Jika terus begini, tidak menutup kemungkinan profesi guru akan pelan-pelan tidak digandrungi dan dicita-citakan anak-anak kecil lagi, karena mungkin mereka tidak melihat secara gamblang masa depan dari seorang guru.

Sebagaimana yang termuat dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menunjukkan bahwa, lebih banyak siswa yang memilih profesi Youtuber ketimbang menjadi seorang guru.

Fakta ini kiranya ini menjadi alarm bagi kampus, terlebih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk menemukan kebijakan transformatif dan adaptif yang selaras dengan semangat zaman, namun tetap memperhatikan masa depan dan eksistensi profesi guru. Semoga.


Editor: Red/Hen

Tags: #guru#pendidikan
Share39SendShare

Related Posts

Hukum di Indonesia Makin Memburuk?

01/02/2023

Oleh: Kasihta Saragih, Claudia Sianturi, Nuri Giovani, Oscar Simbolon* PIRAMIDA.ID- Akhir-akhir ini situasi hukum yang ada di Indonesia mungkin sedang...

Manusia sebagai Makhluk Mengada dalam Ruang & Waktu

18/12/2022

Oleh: Inosius Pati Wedu* PIRAMIDA.ID- Kemajuan teknologi transportasi, informasi dan komunikasi di zaman modern menyebabkan manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi...

Sejarah Bidang

17/12/2022

PIRAMIDA.ID- “Sejarah itu bersajak”, ujar Mark Twain. Walau sejarah tak bisa terulang kembali. Sekarang, ke mana dan di mana kita...

Romantisme Bom Bunuh Diri Astana Anyar

12/12/2022

Oleh: Gregorius Bryan G. Samosir (Ketua Lembaga Pengembangan SDM PP PMKRI) PIRAMIDA.ID- Belum kering air mata akibat gempa yang mengguncang...

Peran Media Massa Sebagai Salah Satu Konsep Kekuatan Politik di Indonesia

18/11/2022

Oleh: Dwi Puja Kusuma* PIRAMIDA.ID- Perkembangan media massa di Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Utamanya setelah memasuki era reformasi,...

Eksistensi ABRI Sebagai Aktor Kekuatan Politik Pasca Orde Baru

16/11/2022

Oleh: Aulia Sindi Pifua* PIRAMIDA.ID- Berbicara mengenai politik merupakan satu hal yang sangat menarik, namun perlu digarisbawahi juga bahwa tidak...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Timsel KPU Kepri Terbentuk, GMKI & GAMKI Tanjungpinang: Junjung Integritas dan Profesional

08/02/2023
Berita

Lantik dan Bimtek PKD, Panwascam Purbatua Ingatkan Perlunya Kemampuan Pengawasan dan Integritas

07/02/2023
Berita

Lantik PKD, Ketua Panwaslu Dolok Panribuan Ingatkan Jajaran Jaga Integritas

07/02/2023
Edukasi

Membangun Kesadaran Bela Negara Masyarakat Indonesia

06/02/2023
Berita

Kelompok Senior Peduli GMKI Serahkan Bantuan Inventaris kepada PP GMKI

04/02/2023
Berita

Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas: DPP PARKINDO Berkolaborasi dengan KND dalam menghilangkan Stigma terhadap Disabilitas di Gereja

03/02/2023

Populer

Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Peringati 9 tahun Gugurnya 7 Relawan Kemanusiaan GMKI, GMKI Kutacane Gelar Ibadah Peringatan Hari Relawan

03/02/2023
Berita

Lantik dan Bimtek PKD, Panwascam Purbatua Ingatkan Perlunya Kemampuan Pengawasan dan Integritas

07/02/2023
Berita

Kelompok Senior Peduli GMKI Serahkan Bantuan Inventaris kepada PP GMKI

04/02/2023
ilustrasi: tirto.id/Gery
Sains

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia