Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dunia

Aidit di Mata Khruschev

by Redaksi
03/03/2021
in Dunia
104
SHARES
741
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Pada tahun 1960-an, Khrushchev menggambarkan situasi politik dalam negeri Indonesia belum stabil. Kala itu, PKI memiliki jumlah anggota yang sangat banyak. Presiden Sukarno membuat PKI dapat beroperasi secara legal. Dia bahkan memasukan orang-orang PKI ke dalam tubuh pemerintah, kata Khrushchev.

Meski begitu, PKI tak sepenuhnya bisa bergerak dengan leluasa, sementara para pengurus partai pun kurang solid. Walau pengikut PKI mendambakan kehidupan yang lebih baik dan hidup berlandaskan slogan-slogan Komunis, mereka tetap tidak tahu cara mewujudkannya. Bagaimanapun, Khrushchev menilai PKI adalah kekuatan politik yang perlu diperhitungkan.

Pemimpin PKI saat itu, D.N. Aidit, masih muda. Meski begitu, Khrushchev mengakui bahwa Dipa (panggilan Aidit) memiliki ide-ide yang cemerlang. “Dia mengorbankan hidupnya untuk membela kepentingan rakyat pekerja. Selain Dipa, saya juga terkesan dengan pimpinan PKI lainnya. Mereka adalah orang-orang berani, yang menjunjung gagasan-gagasan Marxisme-Leninisme, dan organisator yang ulung. Mereka berusaha keras supaya Indonesia menganut nilai-nilai sosialisme,” ujar Khrushchev.

Bersulang untuk Jenderal

Pada Februari 1960, Khrushchev berkunjung ke Indonesia atas undangan Presiden Sukarno. Tak tanggung-tanggung, ia beserta rombongan menghabiskan waktu di Indonesia selama dua pekan.

Dalam memoarnya, Khrushchev teringat dengan kejadian aneh yang terjadi selama resepsi jamuan makan malam di Jakarta. “Waktu itu, Aidit meminta ‘Alangkah baiknya apabila Yang Mulia mau bersulang untuk kesehatan Jenderal Angkatan Udara. Semoga ia makin berpengaruh’,” kenang Khrushchev.

Sebetulnya, Khrushchev tak yakin siapa jenderal yang dimaksud Aidit. Sang jenderal mungkin seorang komunis atau seorang yang dekat dengan PKI, pikir Khrushchev. Bagaimanapun, Khrushchev menyadari bahwa ia seharusnya tidak melakukan itu.

“Namun, saya tetap mengikuti keinginan Aidit,” ujarnya. Sebelum bersulang, Khrushchev meminta waktu untuk berbicara. Sebenarnya ini bukan sesuatu yang spesial. Orang Rusia memang terbiasa memberikan pidato atau “sambutan singkat” sebelum menenggak alkohol. Namun, gestur itu ternyata menarik perhatian orang-orang.

“Mari kita bersulang untuk jenderal — sejujurnya, saya lupa nama jenderal itu sekarang,” kenang Khrushchev. Setelah itu, Sukarno buru-buru menambahkan supaya kami bersulang untuk Jenderal Nasution.

Pemimpin Soviet mengakui bahwa Nasution juga merupakan salah satu jenderal yang berpengaruh di Indonesia sekalipun ia lebih tertarik dengan Amerika. Nasution bukan anggota PKI, ia justru dianggap sebagai salah satu musuh PKI, kata Khrushchev. “Walaupun, tentu saja di hadapan kami, ia tidak menunjukkan sikap antipatinya terhadap komunis.”

Pada saat itulah, Khrushchev merasa Presiden bereaksi dan mengawasi dirinya dengan penuh kehati-hatian ketika bersulang. “Saat itu, saya merasa bahwa keraguan saya itu benar. Mungkin sang Presiden ingin menunjukan bahwa dia bersikap netral dan tidak sepenuhnya berpihak terhadap PKI ataupun Partai Komunis Uni Soviet (KPSS). Namun. apa yang bisa saya lakukan? Saya telah melakukan permintaan Aidit,” aku Khrushchev dalam memoarnya.

Memihak Komunis Tiongkok

Dalam ingatan Khrushchev, kaum imperialis mengupayakan segala cara untuk menyebarluaskan prasangka buruk terhadap PKI dan Sukarno yang terus memengaruhi pikiran rakyat Indonesia. Otoritas Sukarno kala itu tetap kuat dan situasi di Indonesia baik-baik saja sampai para Maois (varian Marxisme-Leninisme dari ajaran-ajaran pemimpin komunis Tiongkok Mao Zedong) mulai mencari cara memasuki negara itu.

“Ketika kerenggangan hubungan kami (dengan Tiongkok) mulai diketahui secara luas, musuh-musuh kami mulai memanfaatkan situasi tersebut. Kami amat menyesali hal ini, tetapi tak ada yang bisa kami lakukan,” ujar Khrushchev.

Khrushchev kemudian menceritakan kesannya terhadap Aidit sewaktu ia berpidato pada Konferensi Internasional Partai Komunis dan Buruh di Moskow pada 1960. “Dia sangat pandai berbicara. Gaya bicaranya sangat santai, tetapi mudah mengelak. Itu sudah menjadi ciri khasnya.”

Saat itu, Aidit tidak mengatakan bahwa ia berseberangan dengan KPSS, tetapi dia juga tidak mengatakan apa-apa yang menyiratkan bahwa ia menentang Beijing. Namun, Khrushchev mengaku tidak bisa mengharapkan apa-apa lagi dari PKI karena dalam tubuh partai itu terdapat banyak orang Tionghoa. Partai Komunis Tiongkok (PKT) memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap PKI melalui mereka.

Menurut Khrushchev, sebelum Uni Soviet dan Tiongkok berselisih, tidak pernah ada masalah etnis dalam tubuh PKI. Ketika itu terjadi, Tiongkok tampaknya mulai menyelidiki dan menguji suasana hati para anggota PKI. Ternyata, beberapa Biro Politik Komite Sentral PKI mengambil posisi pro terhadap Beijing.

“Memang benar, mereka tidak secara terbuka mengatakan bahwa mereka menentang Uni Soviet atau KPSS, tetapi mereka tidak mendukung kebijakan kami,” kata Khrushchev, “sekarang Aidit juga mengambil posisi yang tidak jelas, tetapi terlihat bahwa dia lebih condong ke arah Tiongkok. Ini tentu membuat saya terkejut, tetapi saya pikir ia terpaksa memilih posisi tersebut. Saya pernah bercakap-cakap dengannya, tepatnya pada 22 Juli 1963 (dua tahun sebelum peristiwa G30S/PKI -red.) selama periode akhir kepemimpinan saya.

Selain dia, tiga perwakilan PKI lainnya juga hadir, dan dua pimpinan KPSS, Ponomaryov dan Andropov, ada di sana bersama saya. Aidit bergeming sementara saya membahas KPSS, membandingkannya dengan PKT, menunjukkan bahwa Tiongkok tidak cukup mendukung dan membantu PKI. Namun, Aidit diam sepanjang waktu dan saya merasa bahwa mungkin dia tidak mempunyai pilihan lain. Setelah itu, dia segera pulang ke tanah airnya melewati Tiongkok.”

Belakangan, Khrushchev mengetahui bahwa di Beijing, Aidit tidak bisa bertahan dengan prinsipnya lebih lama lagi. Setelah pertemuannya dengan Pemimpin Mao di Beijing, PKI akhirnya “terseret” ke sisi Tiongkok.

“PKT memperlakukannya dengan baik. Tak lama, surat kabar PKI secara terbuka mengeklaim bahwa mereka mengambil posisi pro terhadap Beijing,” kenang Khrushchev.

Kehancuran PKI

Setelah PKI dihancurkan (dalam kudeta militer) pada 1965, Aidit lari dan bersembunyi. Namun dia akhirnya ditangkap, diadili, dan ditembak mati. Pria itu harus mendapat ganjaran setimpal, kata Khrushchev. “Dia tersesat, tetapi dia melakukannya dengan tulus. Dalam persidangannya, dia bersikap cerdas, dan dia mati dengan terhormat.”

Ketika PKI berupaya merebut kekuasaan sehingga memicu kudeta militer (G30S/PKI), media massa Soviet melaporkan bahwa PKI terjerumus ke dalam situasi yang mengerikan ini akibat menerima perintah dari Mao Zedong.

“Bagi saya, tindakan yang diambil oleh PKI sama sekali di luar dugaan. Saya tidak menyangka PKI akan melakukan upaya semacam itu tanpa mempertimbangkan situasi yang tengah terjadi di Indonesia,” ujar Khrushchev.

Akibatnya, puluhan ribu pengikut komunis binasa, bersama dengan orang-orang progresif pada umumnya, terutama mereka yang bekerja di serikat buruh dan di organisasi lain di bawah kepemimpinan PKI. Partai komunis terbesar di bagian dunia yang kapitalis mengalami kekalahan yang mengerikan. Itulah akibatnya jika kita percaya pada ideologi adventurism (kebijakan, metode, atau tindakan gegabah yang tidak bertanggung jawab, terutama dalam urusan politik atau internasional -red.)(*)


Russia Beyond

Tags: #aidit#comintern#pki#soviet
Share42SendShare

Related Posts

Kebahagiaan Berasal dari Keyakinan dalam Diri

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Pernahkah Anda berkata pada diri sendiri saat marah, ‘Saya tidak boleh marah?' Atau mungkin ketika Anda merasa sedikit sedih,...

Mengapa Orang Terlihat Serius dan Tidak Tersenyum di Foto-foto Kuno?

30/04/2023

PIRAMIDA.ID- Foto-foto pertama diambil pada akhir tahun 1820-an. Tetapi sampai tahun 1920-an, tampaknya orang-orang mulai “belajar” tersenyum saat di foto....

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023

PIRAMIDA.ID- Kita sudah begitu terbiasa berjabat tangan dengan orang lain, kita hampir tidak memikirkan bagaimana, di mana, dan mengapa kebiasaan...

Marcus Aurelius: Kaisar Romawi Baik Hati yang Juga Seorang Filsuf

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 Masehi di Roma dengan nama lahir Marcus Annius Verus. Perjalanan hidupnya membuat...

Melihat Penghasilan Lenin dan Stalin

22/08/2022

PIRAMIDA.ID- Ketika para pemimpin Soviet pertama berkuasa, mereka menyiarkan slogan-slogan seperti “Tanah untuk Petani! Pabrik untuk Para Pekerja!” dan berjanji bahwa...

Sekilas tentang Abad Kegelapan: Apakah Kesenian juga Menjadi “Gelap”?

04/07/2022

PIRAMIDA.ID- Setelah kekaisaran raksasa Romawi Kuno perlahan menyusut hingga akhirnya tumbang dan hilang di tahun 476 M, maka hingga bertahun-tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba