Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sorot Publik

Biografi Singkat Munir, Mengapa Penyelidikan Kematiannya Penting?

by Redaksi
09/09/2021
in Sorot Publik
102
SHARES
732
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- 7 September 2004, Munir Said Thalib tewas diracun di pesawat Garuda Indonesia dengan kode penerbangan GA-974 yang seharusnya akan membawanya ke Belanda untuk melanjutkan studi. Hasil penyelidikan tim forensik kepolisian Belanda mengungkap bahwa racun itu adalah senyawa arsenik, yang dikonfirmasi kepolisian Indonesia.

Kasus itu akhirnya menghadirkan nama pelaku, yakni Pollycarpus Budihari Priyanto yang resmi ditahan pada 2005 lalu. Dia adalah mantan pilot maskapai Garuda Indonesia. Namun penelusuran menghasilkan bukti bahwa masih ada kejanggalan yang belum terungkap diungkap terkait kematian Munir.

Siapa sejatinya Munir, dan mengapa proses penyelidikan kematiannya sangat penting meski sudah bertahun-tahun lamanya?

Munir lahir di Batu, Jawa Timur 8 Desember 1965. Ketika berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, ia turut aktif dalam beberapa organisasi seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Al Irsyad. Latar organisasi yang berbasis keagamaan ini karena dirinya dibesarkan dari keluarga Muslim keturunan Arab-Hadhrami.

“Dalam arti, ideologi bukan berarti dia kiri atau kanan. Bagi dia, Munir itu bukan intelektual kok. Ndak punya buku dia, kalau sama saya diajak diskusi, duwur-duwur (tinggi-tinggi) begitu, enggak nyampe,” kenang Deddy Prihambudi, kawan kuliah Munir dikutip dari dokumenter Watchdoc Documentary berjudul Kiri Hijau Kanan Merah tahun 2009.

“Artinya kita tidak baca buku tebal-tebal dulu, (lalu merasa) oh kita berpihak pada orang kecil, tidak usah.”

Husein Anis, rekan Munir di HMI menambahkan, “bisa jadi Munir melakukan semacam menggabungkan dua pandangan itu–antara Socialism dan Islamism. Selama ini karena dia lingkungannya speerti itu, orang menganggap dia itu kiri, sosialis, antek Barat.”

Meski demikian, mengutip dari Bunuh Munir!: Sebuah Buku Putih yang dipublikasikan KontraS, dia lebih memilih perspektif HAM untuk menciptakan kesetaraan, melalui dialog bagi masyarakat lintas gender, rasial, etnis, dan agama.

“Lewat pintu ini pula Munir masuk dan bergaul dengan aktivits-aktivis yang berbeda-beda latar belakang demi terwujudnya pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,” ungkap KontraS.

Setelah lulus tahun 1989, Munir menjadi sukarelawan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang. Dirinya turut aktif dalam mengajar dan mengadvokasi para buruh yang ditindas oleh pengusaha, termasuk mengadvokasi kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah pada 1993 di Sidoarjo. Aktivitasnya itu mulai tercium dan dicari-cari oleh tentara.

1996, Munir mulai bekerja di Yayasan Lembaga Hukum Indonesia di Jakarta (YLBHI), setelah sebelumnya sempat menjabat direktur di LBH Semarang selama tiga bulan. Kemudian tahun 1998, dia mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS).

Munir mendampingi 24 korban hilang dan keluarganya di masa peralihan pemerintahan Orde Baru ke Reformasi (1997-1998). 14 korban di antaranya belum ada kabar hingga saat ini. Bahkan Munir juga mengawal kasus pelanggaran HAM lainnya seperti Operasi Jaring Merah dan Operasi Terpadu di Aceh, serta tergabung dalam Komisi Penyelidikan Pelanggaran HAM di Timor Timur (kini Timor Leste).

Menjelang Pilpres 2004, hiruk pikuk Indonesia sempat ramai atas para kandidat yang akan dipilih. Selain itu sedang ramai juga tentang RUU Pertahanan Negara dan RUU TNI, dan Munir sempat memberikan saran dan kritik.

Dia dengan pandangannya, memiliki gagasan agar tentara secara profesional memiliki struktur dan peralatan yang memadai, gaji dan penghidupan yang layak, serta dapat menghormati HAM untuk mewujudkan reformasi militer.

Ada banyak pasal-pasal bermasalah yang harus diubah untuk masalah ini. Tetapi pemerintahan periode 2004-2009 masih menerapkan beberapa pasal yang sudah ada sejak Orde Baru.

Pada tahun itu juga, Interchurch Organisation for Development Co-operation (ICCO) yang berbasis di Utrecht, Belanda, melirik dan memberikan beasiswa studi S2 pada Munir. Rencanaya dia akan mengambil program master di Fakultas Hukum Utrecht University.

Irma, staf Imparsial—LSM HAM yang didirkan Munir pada 2002—biasanya bertugas untuk membelikan tiket pesawat untuk Munir. “Saya suka memilih antara tiga penerbangan, misalkan seperti KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij), Malaysia Airlines, atau Garuda,” kenangnya.

“Dia mau selalu pakai Garuda, karena menurutnya ‘Garuda itu memberikan devisa [pada] negara’,”

Setelah wafat akibat diracun dalam penerbangan, menimbulkan banyak desas-desus publik mengenai siapa yang sejatinya membunuh Munir.

Menurut KontraS, ada banyak motif yang melatarbelakanginya, salah satunya akibat kasus-kasus besar yang ditanganinya seperti kasus penghilangan orang, kasus Trisakti dan Semanggi, Timor Timur, yang menyeret beberapa tokoh Angkatan Darat dan petinggi negara.

Dia membawa agenda besar untuk nantinya akan dituntaskan, seperti kelanjutan korban penghilangan paksa, kasus HAM di Aceh dan Papua. Usahanya di bidang HAM juga membuatnya dianugerahi penghargaan Right Livelihood Award tahun 2000.

Hingga saat ini, banyak pihak yang terus mengingat jasa dan menuntut penuntasan kasus kematian Munir, mulai dari tuntutan hukum secara langsung, mural, hingga meme kritik tentang penyelesaian kasusnya di sosial media.(*)


Source: National Geographic Indonesia/Afkar Aristoteles Mukhaer

Tags: #AktivisHAM#munir#pengacarapublik#polycarpus
Share41SendShare

Related Posts

DI GUYUR HUJAN PHBG GMIH BAIT’EL IDAMGAMLAMO SUKSES MELAKSANAKN GERAK JALAN POCO-POCO

16/04/2025

PIRAMIDA.ID - Menyambut Paskah Tahun 2025 panitia hari-hari besar Gerejawi (PHBG) GMIH Bait'el Idamgamlamo melaksanakan perlombaan Gerak jalan poco-poco pada...

gbr : Iptu L.Manurung dan Personil di lokasi yang diduga tempat perjudian

Warga : Kerja Kapolsek Saribudolok Itu Apa,Tangkap dan Berantas Judilah Baru Paten

06/05/2024

Piramida.id|Simalungun – Kapolsek Saribudolok dituding dan diduga sengaja melakukan pembiaran bahkan perlindungan terhadap kegiatan judi yang sedang marak terjadi di...

Illustrasi

Ratu Sabu Beraksi, Gunung Malela Diteror Narkoba Polsek Dicurigai

25/04/2024

Piramida.id|Simalungun – Sejumlah Warga kecamatan Gunung malela, kabupaten Simalungun, Sumut, menyatakan rasa ketidak percayaannya terhadap kinerja jajaran Polsek Bangun yang...

Jalin Kekompakan, Lapas Kelas IIA Pematangsiantar Gelar Berbagai Kegiatan Sebelum Buka Puasa

18/03/2024

Piramida.id|Siantar - 16 Maret 2024 Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah, kali ini dalam mengisi waktu sebelum berbuka Puasa...

Dana Desa Bukit Rejo Dipertanyakan, Pangulu Pilih Bungkam

01/03/2024

Piramida.id|Simalungun – Ricardo Nainggolan Sekretaris Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Simalungun meragukan kebenaran alokasi dana desa nagori Bukit Rejo, kecamatan...

Lokasi Peredaran Narkoba Bangsal Diramaikan Polisi,Kenziro Pucat

20/02/2024

Piramida.id|Siantar – Kawasan Bangsal, kelurahan Melayu, kecamatan Siantar Utara, Pematangsiantar, mendadak padat, Jalan Raya Wahidin pun spontan dipadati kendaraan dan...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Ekologi

Mengenal Prof. Mr. St. Munadjat Danusaputro, Guru Besar Hukum Lingkungan Hidup

22/06/2020
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba