Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Keputusan Kawin

by Redaksi
28/05/2020
in Pojokan
98
SHARES
700
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Endang Rukmana*

PIRAMIDA.ID- “Malih anak Emak yang kasep, elu bangunin gih, Merari!” pinta Emak, tidak peduli nyawa gue baru terkumpul sepertiganya.

“Dia udah bangun sejak jam dua, Mak…,” jawab gue dengan mata terpejam. Tenggorokan gue terasa kering dan panas. Sebelum gue jatuh terlelap tadi, Merari mengabari dia dan keluarganya sudah dalam perjalanan dari Jakarta.

“Tuh, pan, makanya gue demen banget sama tuh bocah. Gesit kayak laler!” seru Emak, nampak sangat semringah. “Ya udah, elu ke kamar mandi gih sono. Jangan lupa cukuran!”

“Iya, Mak,” sahut gue, seraya kembali membanting tubuh kembali ke kasur.

“Jangan cuma bulu ketek lo aja yang dicukur, bulu-bulu yang lain juga, lo paham, kan? Buang sial, Tong!” instruksi Emak, saat gue sedang asik nongkrong, mengamati sepasang cicak kawin di dinding kamar mandi.

Gue menuruti kata Emak. Bulu-bulu baru untuk mengawali episode hidup yang baru, mungkin begitu prinsip dan keyakinan Emak. “Banzai…!” Gue mulai membabat gemas hutan belantara di bawah sana.

Emak memang orang yang selalu on time. Apa lagi menghadapi momen-momen penting bin genting—yang menentukan antara hidup dan mati—seperti saat mengantre jatah daging kurban misalnya. Terlambat tak pernah ada dalam kamusnya. Emak akan selalu datang dua jam lebih awal. Bahkan usai shalat Subuh, Emak sudah gelar tikar sambil ngopi, ngudud dan mengudap singkong rebus di pelataran Mesjid, menanti kadatangan Panitia Kurban.

Begitu pun pagi ini. Acara baru akan dimulai pukul sembilan, Waktu Indonesia Bagian Gang Bebojong. Tapi Emak sudah mencerabut paksa gue dari gerbang alam mimpi pukul tiga dini hari, setelah gue bersusah payah memejamkan mata.

Hari ini akan menjadi hari yang sangat istimewa buat gue, Merari, Emak dan Ayah Naen (Dzulkarnaen, ayahnya Merari).

*****

“Mer…! Cepetan dikit dong, ngesotnya! Tamu undangan udah pada kumpul nih. Pak Penghulunya udah kucel banget tuh mukanya, enggak tau lagi kesel apa konstipasi!” ketikku cepat, gelisah, basah.

“Iye, sabar, Oncom. Seludahan lagi paling, gue nyampe!” balas Merari.

Ah, gue jadi terkenang awal perkenalan dengan Merari. Semuanya berawal dari dia yang mendadak mules saat mengikuti masa penerimaan mahasiswa baru. Entah mungkin karena wajah gue yang mengundang macam jamban, Merari lebih memilih gue dibanding kakak panitia lainnya, untuk dia mintai pertolongan mengantarnya mencari toilet. Sejak saat itu kami menjadi sahabat seperjambanan yang tak terpisahkan.

“Baiklah, kita mulai sekarang akadnya! Sebelum Belanda kembali mendarat bersama tentara sekutunya!” ujar Pak Penghulu dengan nada ketus, masih dengan ekspresi muka menahan desakan alamnya. Sesekali beliau menggigit bibirnya sendiri, mungkin sedang menghalau gejolak rasa di bawah sana.

Gue menikmati sosok yang disajikan Merari hari ini, berkebaya putih dengan rambut disanggul, menampilkan versi paling feminin dari dirinya. Sebentar lagi, perempuan hebat ini akan menjadi bagian penting dalam hidup gue.

Ayah Naen, ayahnya Merari, terlihat gagah dengan setelan jasnya. Nampak jauh lebih muda dibanding usianya. Emak juga tak mau kalah, tampil dengan dandanan lebih menor dari ondel-ondel di PRJ.

“Saya nikahkan…,”

Pandangan gue bersirobok dengan Merari. Dia memberikan senyuman terbaiknya. Seolah hendak meyakinkan, semuanya akan baik-baik saja. Gue mencoba membalas senyumannya sebaik yang gue mampu. Perasaan gue campur aduk saat gue menggenggam erat jemarinya. Ingin menjerit, tapi takut sambit.

“Dengan ini saya nyatakan…, sah sebagai pasangan suami istri…!”

Gue tak kuasa lagi menghadang laju air mata saat Ayah Naen menyuapi Emak roti buaya.

Merari kini resmi menjadi adik tiri gue.*)


Penulis adalah seorang cerpenis dan pengusaha kuliner “Ayam Geprek Dewek”. Tinggal di kota Serang, Banten.

Tags: #cerpen
Share39SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba