Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Januari 31, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Ketika Hukum Melangit Meninggalkan Kemanusiaan

by Redaksi
13/04/2022
in Dialektika
105
SHARES
749
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Anrico Alamsyah (Karsaksara)

PIRAMIDA.ID- Orang bilang tanah air bernama nusantara adalah tanah surga. Pulau-pulau berjejeran dengan rapinya, kekayaan alam bertaburan di tiap-tiap daerahnya, keberagaman budaya juga bahasa bagai penghias yang semakin melengkapi bahwa tanah yang kita pijak selain menyuguhkan air yang cukup juga menghidangkan berbagai sajian yang memang terdengar seperti tanah surga.

Bahkan di peradaban jauh sebelum hari ini beberapa negara Barat berlomba-lomba ingin memiliki apa yang nusantara miliki, memanfaatkan ramah tamah penduduk kita yang memang memiliki rasa kemanusiaan tinggi dan tidak menolak ketika ada ‘tamu’.

Namun sialnya, keindahan-keindahan yang telah tertuang barusan merupakan nusantara jauh sebelum peradaban hari ini terlepas bagaimana cara negara Barat yang memanfaatkan penduduk Bumiputera. Ya, dulu sekali keindahan itu tercipta.

Hari ini, setelah 76 tahun katanya kita merdeka, apakah kita benar-benar merdeka? Apakah kita berhasil benar-benar hidup nyaman dan aman? Suatu pertanyaan mendasar yang masih berkeliaran dalam pikiran saya. Mengingat berbagai permasalahan yang bagaikan peluru mengintai masyarakat nusantara hari ini.

Kemiskinan, korupsi, penebangan paru-paru bumi, aneka masalah lingkungan, kesenjangan dan masih terlampau banyak untuk disebutkan. Yang memperparah tangis Ibu Pertiwi adalah bagaimana hukum memposisikan porsinya. Karena seringkali hukum di nusantara bertindak tidak sebagaimana mestinya memperlakukan rakyat. Yang berkuasa semakin berkuasa sembari berkelakar bebas dan yang sengsara semakin tak memiliki kuasa akan hidupnya sendiri. Tragis dan miris mengingat bagaimana Nusantara dikenal bagai tanah surga di peradaban sebelumnya.

Hukum yang tercipta juga seringkali dilanggar oleh pembuat hukum itu sendiri dan diperparah dengan merugikan masyarakat biasa. Fenomena mengerikan yang mengakar di nusantara adalah bagaimana para penguasa negara kita semena-mena memakan uang rakyat, menikmati yang bukan haknya.

Padahal sejatinya para wakil rakyat bertugas mengayomi masyarakat agar memiliki kehidupan yang sejahtera. Dan ketika hukum berusaha menenangkan keadaan, hukum seringkali malah kalah dengan uang. Para koruptor memiliki kuasa untuk mempermainkan hukum dengan uang. Suatu kejadian yang menyayat hati mengingat fenomena tentang seorang nenek dituduh mencuri singkong karena hidupnya miskin, sedangkan anak laki-lakinya sakit dan cucunya kelaparan.

Hukum negara kita menuntut nenek tersebut membayar denda sekira 1jt rupiah dan jika tidak mampu membayar, nenek tersebut harus menjalani masa tahanan 2,5 tahun atas nama hukum!

Di negara yang katanya tanah surga beberapa tahun lalu, hari ini ada rakyatnya yang sampai kelaparan dan tidak ada pilihan selain mengambil singkong orang lain, sehingga hukum menjeratnya.

Beruntung saat itu hakim bernama Marzuki memiliki kepedulian dengan membayar denda nenek tersebut dan mendenda masyarakat yang hadir di pengadilan karena telah membiarkan seorang nenek tua sampai kelaparan. Akhirnya nenek tersebut pulang dengan selamat.

Dari dua fenomena tersebut, tampak nyata ketimpangan hukum di negara kita. Padahal jelas sekali tingkat kejahatan yang dilakukan sangat kontras. Para wakil rakyat memakan uang yang bukan haknya dan milik orang banyak.

Sedangkan satunya ada seorang nenek yang memakan singkong orang lain karena memang hidupnya kekurangan dan tidak ada pilihan lain. Tapi hukum di sini saya anggap gagal dalam menempatkan posisinya.

Dari dua fenomena tersebut tampak sangat nyata bagaimana hukum melangit meninggalkan kemanusiaan. Tajam ke bawah tumpul ke atas! Benar kata bapak proklamator kita, Ir.Soekarno bahwa perjuangan kita lebih sulit karena melawan bangsa kita sendiri!

Dua fenomena di atas hanyalah sedikit contoh dari banyaknya ketimpangan-ketimpangan yang menciderai Ibu Pertiwi. Melalui tulisan ini saya menaruh asa yang besar kepada pembaca, khususnya generasi muda agar kelak kita bersama-sama mampu merangkai peradaban yang lebih beradab. Terlebih tidak lama lagi kita akan memperingati Sumpah Pemuda.

Mari bersama menjadi pemuda yang tidak sekadar memperingati Sumpah Pemuda sebagai suatu simbolis dari sejarah yang megah 93 tahun lalu, melainkan ada upaya-upaya yang kita maksimalkan demi terciptanya negara sejahtera.


Penulis merupakan pemuda kelahiran Kota Madiun, Jawa Timur 21 tahun lalu atau lebih tepatnya 25 April 2000. Saat ini Anrico yang akrab disapa Rico sedang menjalani masa pertukaran mahasiswa di Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) semester 5. Kampus asal Anrico berada di universitas negeri paling timur Pulau Jawa, yaitu Universitas Jember (UNEJ). Disiplin ilmu yang saat ini dienyam oleh Anrico adalah sosiologi dan Anrico memiliki kecintaan terhadap dunia kepenulisan dan perfilman. Sehingga beberapa karya telah dihadirkan Anrico melalui kolaborasi antara kepenulisan dan perfilman. Beberapa karya Anrico bisa dinikmati di Instagram pribadi miliknya dengan username : @anricoalamsyah

Tags: #Hukum#ibupertiwi#keadilan#nusantara#tumpul
Share42SendShare

Related Posts

Manusia sebagai Makhluk Mengada dalam Ruang & Waktu

18/12/2022

Oleh: Inosius Pati Wedu* PIRAMIDA.ID- Kemajuan teknologi transportasi, informasi dan komunikasi di zaman modern menyebabkan manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi...

Sejarah Bidang

17/12/2022

PIRAMIDA.ID- “Sejarah itu bersajak”, ujar Mark Twain. Walau sejarah tak bisa terulang kembali. Sekarang, ke mana dan di mana kita...

Romantisme Bom Bunuh Diri Astana Anyar

12/12/2022

Oleh: Gregorius Bryan G. Samosir (Ketua Lembaga Pengembangan SDM PP PMKRI) PIRAMIDA.ID- Belum kering air mata akibat gempa yang mengguncang...

Peran Media Massa Sebagai Salah Satu Konsep Kekuatan Politik di Indonesia

18/11/2022

Oleh: Dwi Puja Kusuma* PIRAMIDA.ID- Perkembangan media massa di Indonesia mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Utamanya setelah memasuki era reformasi,...

Eksistensi ABRI Sebagai Aktor Kekuatan Politik Pasca Orde Baru

16/11/2022

Oleh: Aulia Sindi Pifua* PIRAMIDA.ID- Berbicara mengenai politik merupakan satu hal yang sangat menarik, namun perlu digarisbawahi juga bahwa tidak...

Perkembangan Politik Pencitraan diselaraskan dengan Perkembangan Demokrasi

11/11/2022

Oleh: Buha Pasaribu* PIRAMIDA.ID- Pencitraan kebijakan atau political imaging, berkembang dengan demokrasi di Indonesia, dimulai dengan pemilihan presiden langsung tahun...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Edukasi

Meningkatkan Keadilan di Indonesia

29/01/2023
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Berita

Komda PMKRI Sumbagut: Wali Kota Medan Penuh Pencitraan

28/01/2023
Berita

PP Simalungun Buka Pendaftaran Balon Ketua MPC Simalungun

28/01/2023
Berita

Tuntaskan Perkara Judi Apin BK, Komda PMKRI Sumut Apresiasi Kinerja Kapolda Sumut

28/01/2023
Sains

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Populer

Prosesi sertijab PP GMKI/screeshot
Berita

PP GMKI Resmi dikukuhkan, Ini Susunan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022

09/01/2021
ilustrasi: tirto.id/Gery
Sains

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023
Berita

Syukuran Pembubaran Panitia, Panitia Perayaan Natal 3 Sinode Gelar Pemberian Tali Asih di Panti Asuhan

02/06/2022
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia