Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Juli 3, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sains

Mengapa Gajah memiliki Gading?

by Redaksi
17/12/2021
in Sains
111
SHARES
794
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Gading pada gajah sebenarnya adalah gigi mereka. Lebih tepatnya, gading adalah gigi taring yang sangat panjang.

Manusia juga memiliki gigi taring – letaknya ada di bagian depan mulut dan digunakan untuk mengoyak makanan. Pada gajah, gigi taring ini terletak di rahang bagian atas dan terus tumbuh sepanjang hidup mereka.

Gading ini adalah salah satu ciri khas gajah yang paling menonjol, selain tubuh mereka yang sangat besar dan belalai yang panjang (ini adalah salah satu bagian tubuh yang paling luar biasa dan serbaguna di dunia hewan – tapi itu cerita untuk lain waktu).

Pada gajah Afrika, baik jantan maupun betina memliki gading, sementara pada gajah Asia gading hanya dimiliki oleh individu jantan.

Kita menggunakan gigi taring hanya untuk mengoyak makanan, sementara gajah menggunakan gading mereka untuk beragam aktivitas, dari menggali lubang dan menyobek kulit pohon hingga bertarung dengan gajah atau hewan lain. Bahkan, mereka juga mengistirahatkan belalai mereka di atas gading.

Secara umum, gajah jantan memanfaatkan ukuran mereka yang sangat besar untuk menakuti lawan sekaligus menarik perhatian para betina.

Ukuran tubuh sangat penting untuk menarik perhatian lawan jenis, sedemikian penting sehingga gajah jantan dewasa telah berevolusi menjadi dua kali lebih besar dari gajah betina dewasa, bahkan mencapai tujuh ton. Ini sama beratnya dengan empat mobil keluarga – lengkap dengan penumpang. Sesuai dengan itu, gading mereka juga seringkali berukuran lima hingga tujuh kali lebih besar dari gading milik gajah betina.

Salah satu gading terbesar yang pernah tercatat merupakan milik seekor gajah tua bernama Ahmed, yang hidup di Kenya hingga usia 65 tahun. Gading miliknya memiliki panjang 3m, dan masing-masing beratnnya 67kg. Ini 5kg lebih berat dari rata-rata manusia dewasa.

Saking besarnya gading milik Ahmed, rumornya ia harus berjalan mundur untuk naik ke atas bukit. Meskipun menarik, kemungkinan besar cerita ini tidak benar.

Berkat perlindungan dari presiden Kenya pada waktu itu, Ahmed bisa hidup hingga nafas terakhirnya, dan mati karena usia tua pada tahun 1974. Sayangnya, kebanyakan gajah lain tidak mengalami hidup yang seindah Ahmed.

Harga yang harus dibayar untuk gading

Manusia sejak dulu sangat tertarik dengan gading gajah yang sangat indah. Hingga saat ini, gading gajah adalah salah satu bahan yang paling berharga di alam.

Sayangnya, permintaann yang tinggi untuk gading telah menyebabkan kematian ribuan gajah di Afrika, karena satu-satunya cara mengambil gading mereka adalah dengan membunuh mereka terlebih dahulu. Yang menjadi target seringkali gajah yanng paling tua dan paling besar – karena mereka memiliki gading yang juga paling besar, atau dalam hal ini paling berharga.

Hal ini tidak hanya tragis untuk individu gajah, tapi juga populasi gajah secara lebih luas, mengingat para gajah yang paling tua dan paling bijak memiliki peran kepemimpinan yang sangat penting dalam komunitas mereka.

Bahkan, kami melakukan berbagai eksperimen yang menunjukkan bahwa para gajah betina yang paling tua, yang juga menjadi pemimpin dalam kelompok keluarga di komunitas mereka, jauh lebih handal ketimbang gajah betina yang lebih muda dalam membedakan antara singa jantan yang berbahaya dengan singa betina hanya berdasarkan suara auman mereka.

Pembunuhan gajah untuk mendapatkan gading mereka telah menyebabkan gajah memiliki gading yang lebih kecil dibandingkan beberapa abad yang lalu (penelitian tahun 2015 menunjukkan penurunan sekitar 21%-37%).

Lebih dari itu, pada daerah di mana umum terjadi pembunuhan gajah secara ilegal, terdapat peningkatan tajam jumlah gajah yang bahkan tidak memiliki gading sama sekali. Padahal, dalam populasi yang sehat biasanya hanya terdapat 2 atau 3 dari setiap 100 gajah yang tidak memiliki gading. Tapi, di salah satu populasi di Mozambique, angka ini mencapai 32%.

Para gajah tersebut bisa jadi lebih aman karena kemungkinannya lebih kecil untuk dikejar oleh pemburu gading. Peluang hidup dan reproduksi yang lebih tinggi ini bisa jadi menjelaskan mengapa kehadiran gajah tanpa gading menjadi lebih umum dalam populasi (saat ini sedang berlangsung beberapa penelitian untuk mengkonfirmasi apakah ini yang memang terjadi). Yang kita belum tahu adalah seperti apa jadinya hidup gajah apabila mereka tidak memilki gading – terutama saat mereka makan atau berinteraksi dengan gajah lain.

Kabar baiknya, ketika gajah diberikan perlindungan dan kebebasan untuk jalan-jalan, populasi mereka dapat berkembang dengan baik. Ada banyak proyek konservasi yang bagus di Afrika dan Asia yang berupaya untuk memastikan para gajah – dan tentunya gading mereka – bisa tetap menjadi bagian penting dari alam hingga bertahun-tahun ke depan.

Dengan mengurangi secara drastis jumlah gajah yang dibunuh untuk gading mereka, kita bisa melindungi berbagai populasi yang tersisa, dan mungkin menghentikan, bahkan membalikkan, tren penurunan ukuran gading yang sedang terjadi.

Siapa tahu? Mungkin ada gajah muda di Afrika yang pada masa akan memiliki gading yang sama besarnya dengan gading raksasa milik Ahmed.

Bagaimana dengan rambut?

Menariknya, gajah dan manusia sama-sama memiliki rambut. Bahkan, semua mamalia akan memiliki rambut dalam hidup mereka, bahkan paus dan lumba-lumba. Hanya saja jumlahnya berbeda-beda, dan tergantung seberapa berguna rambut tersebut dalam membuat tubuh mereka tetap hangat.

Gajah, misalnya, memiliki tutupan rambut keriting yang tipis di sekujur tubuh mereka, yang hanya bisa dilihat jika kita sangat dekat. Bandingkan dengan berang-berang laut, yang memiliki rambut yang sangat padat dibandingkan mamalia lain: 130.000 helai rambut per sentimeter persegi.

Sementara itu, kepala manusia hanya memiliki antara 124-200 helai rambut per sentimeter persegi.

Bagi berang-berang laut, kegunaan dari bulu yang padat adalah untuk menjaga suhu tubuh mereka saat berada di lautan yang dingin. Sebaliknya gajah harus menjaga tubuhnya tetap dingin di lingkungan yang panas, sehingga tentunya memiliki rambut yang lebih sedikit.(*)


The Conversation

Tags: #gading#gajah#mamalia#Sains
Share44SendShare

Related Posts

Akankah Waktu Berhenti?

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Waktu dimulai ketika alam semesta mulai tercipta. Apakah jika alam semesta berakhir maka waktu akan berakhir juga? Kami pikir...

Kesenjangan Gender dalam Sains di Indonesia

29/04/2023

Wati Hermawati* PIRAMIDA.ID- Selama ratusan tahun, sains dipandang sebagai bidang laki-laki dan maskulin. Baru pada dekade 1990-an mulai terungkap secara...

Kenapa Beberapa Orang Bisa ‘Mendengar’ Suara Orang Mati

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pengalaman clairvoyance dan clairaudience merupakan pengalaman melihat atau mendengar sesuatu tanpa adanya stimulus eksternal, dan dikaitkan dengan roh orang...

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Oleh: Agung Baster* PIRAMIDA.ID- Sejarah manusia yang kita ketahui hari ini sebenarnya tidak lebih dari 1% dari sejarah spesies bedes...

Benarkah Mimpi Merupakan Kelanjutan dari Kehidupan Dunia Nyata?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Dari mana mimpi berasal? Itu merupakan pertanyaan yang banyak diajukan orang. Peradaban kuno menginpretasikan mimpi sebagai kekuatan supernatural atau...

ilustrasi: tirto.id/Gery

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Teori evolusi dengan seleksi alam, yang pertama kali dirumuskan dalam buku Darwin “On the Origin of Species” pada tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba