Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Mengapa Kita Lebih Peduli pada Hewan Peliharaan Daripada Sesama?

by Redaksi
07/03/2021
in Pojokan
98
SHARES
703
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Jika Anda adalah seorang pemelihara hewan seperti kucing atau anjing, pernahkah Anda berlarut dalam kesedihan ketika peliharaan Anda sakit? Dan, apakah Anda pernah merasa bila kesedihan Anda justru lebih larut daripada seseorang yang Anda cintai sakit?

Jika iya, Anda tidak sendirian. Ada banyak pemelihara hewan yang mencintai peliharaannya begitu dalamnya. Bahkan, saking dalamnya ada pula yang memberikan perhatian khusus pada mereka daripada orang lain.

Hal Herzog, profesor psikologi dari Western Carolina University menganalisa interaksi hubungan manusia dengan hewan peliharaan. Menurutnya, manusia terlalu terikat pada hewan umumnya disebabkan kombinasi dari biologis kita, dan kebutuhan kita akan kasih sayang.

“Ketika kamu menyentuh dan melihat peliharaanmu, otak akan mengeluarkan zat kimia yang membuatmu merasa baik,” terangnya dikutip dari BDCwire.com.

Adapun kebutuhan kasih sayang itu bermuara pada fakta bahwa hewan peliharaan dapat menawarkan (umumnya) cinta tanpa syarat. Cinta tanpa syarat inilah yang membuat orang merasa senang.

Ia juga menerangkan, bahwa fenomena itu juga terpengaruh dari media dan iklan yang berunsur hewan peliharaan. Industri hewan peliharaan memasarkan hewan peliharaan sebagai sahabat yang diingikan manusia, dan makhluk penyayang yang dapat kita merasa tidak terlalu kesepian. Sehingga, hidup terasa dipuaskan.

“Ketika saya masih kecil, kami menonton TV, dan acara favorit saya itu adalah Lassie,” terang Herzog. “Dan Lassie adalah sahabat terbaik Teddy, maka mereka memperlakukannya seperti anggota keluarga.”

Mengenai perilaku yang berbeda antara hewan peliharaan dengan manusia, diungkap oleh Jack Levin dan tim studinya dari Northeastern University. Mereka mempublikasinya dalam jurnal Society & Animals pada 2017. Menurut mereka, kelemahan manusia yang mudah berempati pada hal yang dianggap lemah di sekitarnya.

Dalam studi, mereka memberikan pada partisipan yakni sebuah berita bohong tentang korban yang diserang dengan tongkat baseball. Akibat serang tongkat itu, korban tidak sadarkan diri dengan beberapa anggota tubuhnya yang patah.

Meski ceritanya sama, berita itu divariasikan dengan mengubah objek korbannya, yakni bayi berusia satu tahun, manusia dewasa, anjing berusia enam tahun, dan anak anjing.

Hasilnya cukup mengejutkan. Responden ternyata menunjukan empati yang cenderung sama untuk berita dengan korban bayi, anak anjing, dan anjing dewasa. Tetapi secara signifikan, lebih sedikit untuk manusia dewasa.

Menurut para peneliti, ini menunjukkan bahwa tingkat empati manusia tidak terkait dengan spesies. Sejatinya, empati kita justru berkaitan dengan ketidaberdayaan dan kerentanan yang dirasakan.

Para peneliti menulis, manusia menganggap bahwa anak-anak dan hewan peliharaan dipersepsikan tak mampu membantu diri mereka sendiri dengan mudah. Anak-anak dan hewan sama-sama menunjukkan kepolosan yang dirasa harus dilindungi. Sehingga tertanam dalam benak kita, bahwa mereka harus dirawat dan dibantu secara empati.

Sedangkan manusia dewasa dipersepsikan sebagai orang yang mudah untuk menyarakan hak-haknya, dan membela dirinya dari bahaya. Maka, kita menganggap agar tak perlu berempati terlalu dalam atas tragedi yang menimpanya.

Lewat penelitiannya, rasa kasih sayang alami manusia pada hewan peliharaan juga dapat dibangingkan dengan kasih sayang pada anak-anak.

Sebab, manusia memiliki persepsi akan rasa ingin merawat dan ingin membantu mereka. Sehingga tertanam dalam benak anggapan, bahwa hewan peliharaan tidak dapat membantu diri mereka sendiri dengan mudah.

Levin dan timnya menyimpulkan, bahwa fenomena orang lebih menyayangi tak berhubungan dengan spesiesnya. Melainkan, adanya rasa kasih sayang pada golongan yang dianggap inferior, seperti bayi dan hewan peliharaan.(*)


National Geographic

Tags: #hewan#kepekaan#kucing#sosial
Share39SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba