Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Juni 12, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sains

Mengapa Meteor menerangi Langit Malam?

by Redaksi
27/10/2020
in Sains
99
SHARES
707
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Meteor telah dapat dilihat sejak dahulu kala. Meteor terdiri dari potongan puing-puing, biasanya tidak lebih besar dari butiran debu atau pasir, yang terus-menerus menabrak atmosfer bumi.

Ketika puing-puing itu masuk semakin dalam, gesekan dengan atmosfer akan membuatnya terkikis dan terbakar dari luar. Ini biasanya terjadi di dalam mesosfer, umumnya pada ketinggian sekitar 80 km.

Semakin besar ukuran puing, atau semakin cepat dia bergerak, maka semakin cerah pula meteor yang dihasilkan. Partikel yang paling lambat menghantam atmosfer melaju sekitar 12 km/detik, dan yang tercepat sekitar 72 km/detik.

Kecepatan ekstrem inilah yang menjadikan benda-benda kecil ini terbakar begitu terang. Energi kinetik yang dibawa sebanding dengan massa dikali kuadrat kecepatannya.

Ini berarti, butiran kecil yang bergerak sangat cepat ini membawa energi dalam jumlah yang besar.

Energi itu dikonversi menjadi cahaya, sesuatu yang kita lihat ketika sebuah meteor muncul di langit malam.

Mari kenali beberapa terminologi

Terdapat beberapa kekeliruan terkait definisi dari istilah-istilah tertentu, yang sering tercampur dalam percakapan santai, dan media. Berikut rinciannya:

Meteoroid: Potongan batu, logam, atau es berukuran kecil, yang bergerak di luar angkasa. Semakin dekat Anda melihat, semakin banyak serpihan yang ada, meski serpihan terkecil dengan cepat diterbangkan ke ruang antar bintang (interstellar) oleh radiasi matahari.

Meteor: Kilatan cahaya yang diamati sebagai hamburan meteoroid di atmosfer Bumi.

Meteorit: Jika suatu benda berhasil menembus atmosfer untuk mencapai tanah, maka itu disebut meteorit. Meteorit berkisar dari beberapa gram hingga puluhan ton. Yang paling sering jatuh adalah benda terkecil dan paling ringan. Hingga saat ini, meteorit paling besar yang pernah ditemukan adalah meteorit Hoba, dari Namibia, dengan massa sekitar 66 ton.

Bola api: Sebuah meteor yang luar biasa terang, melampaui hampir semua yang ada di langit malam. Biasanya, setiap meteor yang lebih terang dari magnitudo -4 (lebih terang dari Venus) dianggap sebagai bola api.

Mikrometeoroit: Meteoroit terkecil—debu kosmik yang efektif—sangat kecil sehingga mereka dapat memasuki atmosfer bumi tanpa terkikis, karena gesekan dengan lapisan atmosfer Bumi yang paling lemah memperlambat masuknya mereka. Butiran sangat kecil ini lebih mirip partikel asap. Mereka dapat mencapai permukaan Bumi secara utuh, dan banyak yang telah dikumpulkan menggunakan pesawat untuk studi ilmiah.

Meteorit: jatuh vs ditemukan

Ketika para ilmuwan mempelajari meteorit yang baru ditemukan, mereka membaginya menjadi dua jenis—yang jatuh dan yang ditemukan.

Sebagian besar meteorit baru ditemukan setelah mereka jatuh lama, bisa setelah bertahun-tahun atau bahkan berabad-abad, sehingga mereka akan mengalami efek pelapukan dan proses kimia di Bumi.

Dikenal sebagai “penemuan”, meteorit jenis ini banyak dikumpulkan, dan banyak ditemukan di permukaan es Antartika.

Meteorit yang “jatuh” jauh lebih berharga dan lebih jarang. Ini adalah meteorit yang sudah diamati dan dilaporkan sejak melintas melewati atmosfer. Ini memungkinkan para ilmuwan untuk menemukannya sebelum mereka dipengaruhi oleh cuaca atau proses lain di Bumi.

Begitu berharganya meteorit yang “jatuh” sehingga ada jaringan khusus dalam usaha melacak dan mendapatkan objek tersebut. Salah satunya adalah Australian Desert Fireball Network yang dapat Anda dukung dengan cara melaporkan bola api yang Anda lihat, barangkali benda tersebut jatuh dan dapat didapatkan.

Hujan meteor

Asalkan malam cerah, seorang pengamat yang jeli dapat melihat sekitar lima sampai sepuluh meteor per jam, dan jumlah itu meningkat seiring mendekatnya fajar (lihat grafik di bawah ini untuk alasannya).

Kejadian “sporadis” ini terjadi ketika Bumi yang sedang bergerak mengelilingi matahari, sesuai orbitnya, bertabrakan dengan macam-macam puing.

Pada waktu-waktu tertentu, serpihan yang melintasi bumi bergerak secara signifikan dan lebih padat sehingga terjadi hujan meteor.

Komet (dan beberapa asteroid) menumpahkan material ketika mereka berayun dekat dengan matahari, dan puing-puing tersebut terus bergerak pada orbit yang mirip dengan induknya.

Setelah orbit sebuah komet membawanya cukup dekat ke matahari untuk mengeluarkan gas, maka ia akan terus menyebarkan debu dan gas dalam setiap laluan perihelion. Debu ini perlahan menyebar di sekitar orbit komet, mengikuti rute yang hampir persis tetapi dengan periode orbit yang agak lebih panjang atau pendek sedikit.

Akibatnya, orbit benda-benda ini terbungkus oleh puing-puing. Kepadatan material meningkat saat ia mendekati orbit induk, dan sumbernya sendiri. Jika orientasi orbital tepat, maka Bumi akan bergerak melalui petak-petak itu pada waktu yang sama di setiap tahun, dan hujan meteor tahunan pun terjadi.

Karena puing-puing bergerak ke arah yang sama seperti saat menabrak Bumi, meteor akan terlihat memancar dari daerah kecil di langit malam, yang dikenal sebagai radian.

Ini murni masalah perspektif. Ketika puing-puing bergerak menuju titik yang menguntungkan kita, maka partikel-partikel itu tampak berbeda ketika mereka terbakar di mesosfer.

Dengan satu pengecualian (Quadrantids), hujan meteor dinamai berdasarkan rasi tempat pancarannya muncul – Geminid adalah pancaran dari Gemini sedangkan Leonid berasal dari Leo.

Sebaliknya, dinamai Quadrantids untuk mengenang rasi yang telah mati – Quadrans Muralis – yang dimasukkan ke dalam Boötes ketika 88 rasi bintang telah disetujui oleh International Astronomical Union pada tahun 1922.

Hujan dan badai, tua dan muda

Dengan setiap ayunan mengelilingi matahari, bongkahan utama dari hujan meteor menambahkan lebih banyak material ke aliran puingnya, yang terus menyebar ke ruang angkasa. Akibatnya, hujan meteor berubah seiring bertambahnya usia.

Aliran meteor muda biasanya sempit, serta mengandung kepadatan material yang tinggi di dekat objek induknya, dan sedikit di tempat lain. Jika Bumi memotong salah satu filamen yang sempit dan padat ini, badai meteor dapat terjadi, dengan ribuan atau bahkan puluhan ribu meteor per jam.

Badai seperti itu jarang terjadi, namun terkadang bisa diprediksi.

Pada tahun-tahun tanpa badai meteor, hujan meteor muda biasanya menampilkan laju yang rendah, dengan aktivitas yang bervariasi, tergantung jaraknya dari objek induk di tahun tertentu. Contoh yang popular adalah Leonid dan Draconid.

Hujan meteor pada masa puncaknya mencakup wilayah yang relatif luas, sehingga Bumi berhadapan dengan puing-puing selama seminggu atau lebih. Mereka terjadi dalam periode yang panjang dengan tingkat yang rendah, dan secara bertahap meningkat relatif tajam.

Di pusatnya, hujan tersebut mempertahankan aliran material yang relatif padat, dilepas terlalu cepat untuk sepenuhnya tersebar, yang mengarah ke tingkat hingga seratus (atau lebih) meteor per jam.

Hujan meteor utama pada tahun normal, seperti Eta Aquariids, Orionids dan Geminids, adalah contoh yang baik.

Aliran meteor tua, biasanya tersebar dan membutuhkan waktu sebulan atau lebih untuk diseberangi Bumi. Dalam aliran itu, puing-puing tersebar dengan baik, dan hanya beberapa meteor per jam yang dapat terlihat.

Jika induk hujan meteor tertentu dibelokkan ke orbit baru, atau kehabisan volatil, maka alirannya akan terus memburuk, dengan laju yang menurun secara bertahap hingga tidak dapat dibedakan dari latar belakang sporadis.

Hujan meteor Taurid, terlihat di bulan September hingga Desember setiap tahun, adalah contoh yang paling terkenal dari aliran meteor tua, meskipun masih dapat menawarkan kejutan!

Hantu masa lalu komet

Terkadang sebuah komet berantakan, terpecah-pecah dan hancur. Contoh yang bagus dari hal ini adalah komet 3D/Biela, yang terpecah-pecah secara dahsyat pada abad ke-19.

Puing-puing kehancuran itu terus mengorbit matahari dan memberikan epitaf spektakuler untuk komet dengan badai meteor Andromedid.

Dua ledakan meteor yang sangat spektakuler terlihat pada tahun 1872 dan 1885 dari hujan yang terikat komet, ketika Bumi melewati sisa-sisa penyebarannya.

Hujan meteor yang akan datang

Selama berabad-abad, hujan meteor datang dan pergi. Orbit dari beberapa hujan meteor yang berotasi mengakibatkan mereka tidak lagi berhadapan dengan Bumi, dan kemunculannya turun menjadi nol.

Aliran lain berputar, melahirkan hujan meteor baru, dan aliran baru akan muncul ketika komet dilemparkan ke orbit baru.

Akibatnya, para astronom terus-menerus waspada terhadap kelahiran hujan meteor baru.

Dengan setiap penemuan asteroid atau komet dengan orbit mendekati Bumi, para astronom memeriksa kemungkinan terjadinya hujan meteor. Ini mengarah pada prediksi potensi hujan meteor baru, seperti Camelopardalids.

Bahkan dengan pengetahuan yang mita miliki, kita masih bisa mendapat kejutan. Jadi ada baiknya untuk memandangi langit di malam yang cerah, barangkali Anda bisa menangkap kelahiran hujan meteor baru.


 

Tags: #astronomi#bintang#komet#langit#meteor
Share40SendShare

Related Posts

Akankah Waktu Berhenti?

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Waktu dimulai ketika alam semesta mulai tercipta. Apakah jika alam semesta berakhir maka waktu akan berakhir juga? Kami pikir...

Kesenjangan Gender dalam Sains di Indonesia

29/04/2023

Wati Hermawati* PIRAMIDA.ID- Selama ratusan tahun, sains dipandang sebagai bidang laki-laki dan maskulin. Baru pada dekade 1990-an mulai terungkap secara...

Kenapa Beberapa Orang Bisa ‘Mendengar’ Suara Orang Mati

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pengalaman clairvoyance dan clairaudience merupakan pengalaman melihat atau mendengar sesuatu tanpa adanya stimulus eksternal, dan dikaitkan dengan roh orang...

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Oleh: Agung Baster* PIRAMIDA.ID- Sejarah manusia yang kita ketahui hari ini sebenarnya tidak lebih dari 1% dari sejarah spesies bedes...

Benarkah Mimpi Merupakan Kelanjutan dari Kehidupan Dunia Nyata?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Dari mana mimpi berasal? Itu merupakan pertanyaan yang banyak diajukan orang. Peradaban kuno menginpretasikan mimpi sebagai kekuatan supernatural atau...

ilustrasi: tirto.id/Gery

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Teori evolusi dengan seleksi alam, yang pertama kali dirumuskan dalam buku Darwin “On the Origin of Species” pada tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Ekologi

Mengenal Prof. Mr. St. Munadjat Danusaputro, Guru Besar Hukum Lingkungan Hidup

22/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba