Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Mei 9, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Mengapa Pesawat Komersial Tak Menyediakan Parasut untuk Penumpangnya?

by Redaksi
11/01/2021
in Pojokan
98
SHARES
702
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Para penerjun yang menggunakan parasut, terjun dari pesawat yang mengudara dengan kecepatan antara 120-an hingga 170-an kilometer per jam. Ketinggian maksimalnya pun 15 ribu kaki.

Di atas ketinggian itu, penerjun berisiko tinggi menderita hipoksia, atau mengalami kekurangan oksigen pada jaringan tubuh. Pada saat itu mereka harus menggunakan tabung oksigen tambahan. Lagipula, terjun dengan menggunakan parasut bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan.

Parasut memiliki berat sekitar 18 kilogram. Apabila pesawat komersial harus menyediakan parasut untuk setiap penumpangnya, berapa beban total yang ditanggung pesawat? Katakanlah, pesawat komersial harus menyediakan parasut bagi 200 penumpangnya. Artinya, pesawat itu harus menyediakan tambahan bahan bakar untuk membawa beban total parasut seberat 3,6 ton.

Selain itu, penerjunan hanya memungkinkan bila dilakukan pada saat pesawat melaju di udara. Sementara itu kecelakan fatal sebagian besar terjadi saat pesawat lepas landas atau mendarat. Sejatinya sedikit kasus kecelakaan fatal yang terjadi saat pesawat mengudara. Ada pula kecelakaan yang terjadi akibat cuaca buruk. Dalam situasi seperti ini penerjunan tentu akan menjadi sangat berbahaya.

Pesawat jet terbang pada ketinggian 35.000 kaki dengan kecepatan hingga 600 mph atau sekitar 900 kilometer per jam. Jadi, menyelamatkan diri dengan parasut bukanlah sebuah pilihan. Malah berakibat lebih fatal.

Parasut tak bisa dipakai semudah menggunakan pelampung penyelamat yang tersedia di bawah kursi pesawat. Selain itu ukurannya juga harus pas dengan tubuh masing-masing penumpang.

Terjun dengan parasut tidak semudah dibayangkan orang awam. Menurut USPA (US Parachute Association), cara tandem adalah cara termudah dan paling popular untuk melakukan terjun payung atau skydiving untuk pertama kalinya. Peserta yang belum pernah melakukan terjun payung sebelumnya perlu waktu setengah jam untuk mengikuti instruksi di darat. Setelah itu penerjunan akan dilakukan dari ketinggian 13.000 kaki, dengan posisi tubuh berimpitan dengan instruktur berpengalaman.

Sementara itu, pada penerjunan Accelerated Freefall, penerjun dengan sistem parasut yang terpasang harus ditemani oleh dua instruktur di sisi kiri dan kanannya.

Pada tahap ini, penerjun pemula harus menghabiskan empat hingga lima jam kelas pelajaran di darat sebelum terbang. Hal ini termasuk mempelajari manuver tubuh serta cara komunikasi menggunakan tangan dengan instruktur saat di udara.

Para instruktur akan memegangi tali pengaman penerjun pemula, hingga ia mengembangkan parasutnya. Selanjutnya, pemanduan akan dilakukan melalui instruksi radio agar pendaratan dapat dilakukan dengan selamat.

Bahkan, penerjun berpengalaman hanya bisa melakukan penerjunan pada ketinggian tidak lebih dari 15.000 kaki. New Zealand Parachute Industry Association tidak mengizinkan anggota penerjunnya untuk terjun pada ketinggian lebih dari 16.500 kaki.

Uniknya, perusahaan penerbangan pada awalnya pernah menyediakan parasut bagi penumpangnya. Saat itu pesawat berkecepatan 90 knot atau 166 kilometer per jam. Salah satu penerbangan dengan parasut sebagai alat keselamatan dilakukan di atas pesawat Boeing Model 40 yang hanya memuat dua orang. Akhirnya, pada 1920-an parasut tak lagi digunakan untuk para penumpang.(*)


National Geographic Indonesia

Tags: #parasut#penumpang#pesawat
Share39SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025
Berita

DPD KNPI Simalungun Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Saudara Aldi Syahputra Siregar Sebagai Ketua KNPI Sumut Periode 2025-2028

19/04/2025
Berita

Remaja Naposo Bulung HKBP Martoba Gelar Prosesi Jalan Salib

19/04/2025

Populer

Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Dialektika

Mengapa Demokrasi dapat Melahirkan Tirani?

21/02/2022
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Dialektika

Enola, Gadis Kecil yang Dirampas Masa Depannya

21/06/2022
Ekosospolbud

Jabu Sihol, Proyek Mengenal dan Belajar Budaya Batak

05/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba