Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, Juli 13, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

by Redaksi
23/09/2020
in Pojokan
416
SHARES
3k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Pra Noto*

PIRAMIDA.ID- “La jebulane grusa grusu, keburu nafsu. Wekasane montang manting, ragate akeh, aku dewe kang kebanting” (Ah ternyata, tergesa-gesa terburu nafsu. Akhirnya pontang-panting biaya banyak. Aku sendiri yang rugi).

Demikianlah sepenggal bait akhir dari lirik lagu Kelinci Ucul, ciptaan Alm Ki Narto Sabdo.

Raja Dalang Nusantara itu tentu saja menitipkan sebuah pesan tersembunyi yang multitafsir. Berbagai penafsiran mungkin dapat dikerucutkan pada 1 titik, yakni jati diri.

Bahwa nafsu tidak akan hilang dari diri manusia, ia akan terus liar bagai kelinci yang lepas di hutan. Sebagian besar menuduh nafsu selalu membawa malapetaka, padahal tanpa nafsu, gairah hidup akan hampa.

Tidaklah sia-sia apa yang diciptakan-Nya, begitupun nafsu.

Hanya saja, pengembaraan manusia memang dipenuhi dinamika yang membuatnya akan terus bergulat dengan kenyataan dan harapan.

Ki Narto Sabdo begitu arif dalam menyampaikan gagasan intelektualnya; bahwa dengan sikap waspada, manusia dapat menemui kesejatian dalam pengembaraannya di dunia. Bukankah kita kerap kali lebih mengedepankan keinginan lahiriah?

Segala daya upaya kita lakukan demi mewujudkannya, bahkan terkadang melalui jalan pintas yang kemudian kita anggap menjadi sebuah “kepantasan”. Keinginan berlebihan itulah yang pada akhirnya membuat jiwa seseorang menemui kebingungan, kegelisahan, merasa kehilangan, dan cenderung materialistis.

Kajian kritis Ki Narto Sabdo dalam lagu ini masih relevan dengan apa yang terjadi dalam pembangunan kultur masyarakat modern kini. Kebanyakan dari informasi perlahan menjerumuskan manusia ke dalam lembah kebingungan. Alih-alih informasi itu bermanfaat, ia justru kian menuntun seseorang menuju kegelapan.

Sejatinya, manusia adalah makhluk yang tersesat, maka ia sangat membutuhkan petunjuk cahaya dalam hatinya. Ini penting, agar manusia eling lan waspodo (ingat dan waspada) terhadap perjanjian dirinya dengan Tuhan-nya. Puncaknya, proses pencarian diri atas petunjuk cahaya firman, akan menghidarkan manusia dari kerugian.

Almarhum Ki Narto Sabdo, pria Jawa kelahiran 25 Agustus 1925, adalah seorang dalang terbaik yang pernah dimiliki bumi nusantara, di mana ia tak lupa juga ‘menciptakan ‘seniman-seniman wayang kulit terbaik yang kini mewarisinya, yakni sosok Ki Manteb Sudarsono.

Bahwa esensi seni dan musik bukan berhenti pada hiburan semata, melainkan apakah penciptanya dan penikmatnya dapat saling berdialektika dan berdiskusi dalam hanyut alunan musik dan syair.


Penulis merupakan praktisi hukum. Memiliki minat dalam jurnalistik dan tema kebudayaan.

Tags: #Budaya#dalang#jawa#nusantara#refleksi
Share166SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Penyelidikan Dihentikan, Kuasa Hukum Korban Penipuan Segera Laporkan Penyidik Polda Sumut ke Propam

10/07/2025
Berita

150 Hari Kerja Bupati Simalungun, GMKI : Simalungun mau dibawa kemana?

09/07/2025
Berita

Ketua ILAJ Minta Hakim Berhikmat: Kasus Hasto & Tom Lembong Jangan Dikendalikan Politik, Vonis Bebas Adalah Pilihan Konstitusional

07/07/2025
Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025

Populer

Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba