Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sains

Mengapa Zebra Punya Garis-Garis di Tubuhnya?

by Redaksi
08/08/2020
in Sains
99
SHARES
705
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Zebra terkenal dengan garis-garis hitam dan putih yang kontras – tapi hingga baru-baru ini tidak ada yang tahu mengapa mereka memakai pola bergaris yang tidak biasa. Ini adalah pertanyaan yang telah dibahas sejak 150 tahun yang lalu oleh ahli biologi Victoria seperti Charles Darwin dan Alfred Russel Wallace.

Sejak itu banyak ide telah diajukan, tapi hanya dalam beberapa tahun terakhir baru ada upaya serius untuk menguji hal tersebut.

Gagasan-gagasan ini dibagi ke dalam empat kategori utama: zebra bergaris untuk menghindari tangkapan predator, zebra bergaris untuk alasan sosial, zebra bergaris untuk tetap dingin, atau mereka memiliki garis-garis untuk menghindari serangan gigitan lalat.

Hanya gagasan terakhir yang bertahan untuk penelitian lebih lanjut. Dan penelitian terbaru kami dapat memuat lebih banyak detail tentang alasannya.

Apa keuntungan garis-garis zebra?

Bisakah garis-garis yang dimiliki membantu zebra menghindari menjadi makanan predator? Ada banyak masalah dengan ide ini. Eksperimen lapangan menunjukkan bahwa zebra menonjol di mata manusia ketika mereka berada di antara pohon-pohon atau di padang rumput, bahkan ketika pencahayaan buruk – mereka tidak tersamarkan.

Dan ketika melarikan diri dari bahaya, zebra tidak berperilaku untuk memaksimalkan kebingungan yang mungkin disebabkan oleh garis-garis yang dimiliki, membuat ide-ide tentang menghindari pemangsa tidak dapat dipertahankan.

Lebih buruk lagi untuk ide ini, penglihatan singa dan hyena untuk melihat jarak jauh lebih lemah dari kita manusia; predator ini hanya dapat melihat jelas garis-garis zebra pada jarak yang sangat dekat, pada jarak ketika mereka mungkin bisa mendengar atau mencium bau mangsa.

Jadi garis-garis zebra tidak mungkin banyak digunakan dalam pertahanan anti-predator.

Yang paling berbahaya, zebra adalah mangsa yang disukai singa – dalam berbagai penelitian di seluruh Afrika, singa membunuh zebra dalam jumlah lebih dari kelimpahan numerik mereka. Jadi garis-garis yang dimiliki zebra tidak bisa menjadi pertahanan anti-predator yang sangat efektif melawan karnivora ini.

Bagaimana dengan gagasan bahwa garis-garis yang dimiliki membantu zebra berinteraksi dengan anggota spesies mereka sendiri? Setiap zebra memiliki pola garis yang unik. Bisakah itu berguna untuk mengenal satu sama lainnya?

Kemungkinan ini tampak sangat tidak mungkin mengingat bahwa kuda domestik yang berwarna seragam dapat mengenali sesamanya melalui penglihatan dan suara.

Anggota keluarga kuda yang bergaris tidak saling mengurus sesamanya – suatu bentuk ikatan sosial – lebih dari spesies kuda lain. Dan sangat tidak biasa zebra tanpa garis tidak dijauhi oleh anggota grup, dan mereka berkembang biak dengan baik.

Bagaimana dengan semacam pertahanan melawan matahari Afrika yang panas? Mengingat bahwa garis-garis hitam mungkin diharapkan untuk menyerap radiasi dan garis-garis putih memantulkannya, satu gagasan mengusulkan bahwa garis-garis tersebut mengatur arus udara arah vertikal di sepanjang punggung hewan, dengan demikian mendinginkannya.

Eksperimen lapangan menguji bagaimana berbagai pola pewarnaan mempengaruhi suhu barel yang diisi air. Gábor Horváth dalam Laporan Ilmiah, CC BY

Sekali lagi, ini tampaknya mustahil: eksperimen barel-barel air besar dibungkus dengan kulit yang bergaris-garis atau seragam, atau dicat bergaris atau tidak bergaris, menunjukkan tidak ada perbedaan dalam suhu air bagian dalam. Selain itu pengukuran termografi zebra, impala, kerbau, dan jerapah di alam liar menunjukkan bahwa zebra tidak lebih dingin dibanding yang lainnya.

Gagasan terakhir mengenai garis-garis zebra terdengar tidak masuk akal pada mulanya, yaitu garis-garis zebra dapat mencegah gigitan serangga untuk mendapatkan makanan darah, nyatanya memiliki banyak dukungan.

Eksperimen awal pada 1980-an melaporkan bahwa lalat tsetse dan pikat (lalat besar) menghindari mendarat di permukaan bergaris dan telah dikonfirmasi baru-baru ini.

Yang paling meyakinkan, bagaimana pun, adalah data dari seluruh jangkauan geografis dari tujuh spesies kuda yang hidup. Beberapa spesies ini bergaris-garis (zebra), ada yang tidak (keledai Asiatik) dan ada yang hanya bergaris-garis sebagian (keledai liar Afrika).

Di seluruh spesies dan subspesies mereka, intensitas garis-garis dimiliki sejajar jumlah lalat yang menghindar di Afrika dan Asia. Artinya, kuda liar berasal dari daerah-daerah di mana gangguan dari pikat berkepanjangan sepanjang tahun adalah yang paling mungkin memiliki pola garis-garis yang ditandai.

Kami berpikir bahwa alasan kuda di Afrika perlu memiliki garis-garis adalah karena lalat pengigit di Afrika membawa penyakit seperti trypanosomiasis, penyakit flu kuda yang dapat berakibat fatal.

Dan zebra sangat rentan untuk terkena dampak dari gigitan lalat karena mantel pendek mereka miliki. Memiliki pola bulu yang membantu menghindari lalat dan penyakit mematikan yang mereka bawa akan menjadi keuntungan yang kuat, yang berarti garis-garis zebra akan diturunkan ke generasi mendatang.

Menguji gagasan bahwa garis-garis zebra tidak cocok bagi lalat

Tetapi bagaimana garis-garis benar-benar memberikan pengaruhnya pada lalat yang menggigit? Kami memulai untuk memeriksa ini di sebuah livery di Somerset, Inggris, di mana kawanan pikat berkumpul di musim panas.

Kami cukup beruntung bisa bekerja dengan Terri Hill, pemilik sebuah kandang kuda. Kita bisa sangat dekat dengan kuda-kudanya dan zebra jinak di dataran, memungkinkan kita untuk benar-benar menonton lalat mendarat atau terbang melewati kuda. Kami juga merekam perilaku lalat di sekitar hewan, dan mengenakan mantel berwarna berbeda pada kuda.

Kuda dengan satu warna mendapatkan lebih banyak gangguan dari lalat dibandingkan zebra. Martin How, CC BY-ND

Penting untuk diingat bahwa lalat memiliki visi yang jauh lebih buruk daripada manusia. Kami menemukan bahwa zebra dan kuda menerima jumlah pendekatan yang sama dari lalat besar atau pikat yang mungkin tertarik dengan baunya – tetapi zebra mengalami pendaratan yang jauh lebih sedikit oleh pikat.

Di sekitar kuda, lalat terbang, berputar dan berputar sebelum mendarat lagi dan lagi. Sebaliknya, di sekitar zebra lalat entah terbang melewati mereka atau membuat pendaratan cepat dan terbang lagi.

Analisis frame demi frame dari video kami menunjukkan bahwa lalat perlahan-lahan melambat ketika mereka mendekati kuda coklat atau hitam sebelum melakukan pendaratan terkendali. Tapi mereka gagal melambat saat mendekati zebra. Sebaliknya mereka akan terbang lurus melewati atau benar-benar menabrak binatang dan bangkit.

Pelindung bergaris pada kuda berwarna polos telah mengurangi jumlah lalat yang datang ke bagian badan. Tim Caro, CC BY-ND

Ketika kami menempatkan mantel hitam atau mantel putih atau mantel bergaris pada kuda yang sama untuk mengendalikan perbedaan dalam perilaku atau bau binatang, sekali lagi lalat tidak mendarat di garis-garis itu.

Tetapi tidak ada perbedaan dalam tingkat pendaratan pada kepala telanjang kuda, menunjukkan bahwa garis-garis memberikan efek mereka dari dekat tapi tidak menghalangi pendekatan terbang di kejauhan.

Dan itu menunjukkan kepada kita bahwa mantel kuda bergaris, yang saat ini dijual oleh dua perusahaan, benar-benar berfungsi.

Jadi sekarang kita tahu bahwa garis-garis yang mempengaruhi lalat besar pada jarak dekat, bukan dari kejauhan, apa yang sebenarnya terjadi beberapa inci dari Zebra?

Satu ide adalah bahwa garis-garis mengatur ilusi optik yang mengganggu pola pergerakan yang diharapkan pengalaman lalat saat mendekati zebra, mencegahnya dari pendaratan dengan benar.

Gagasan lain adalah bahwa lalat tidak melihat zebra sebagai entitas yang solid tapi perangkaian benda hitam tipis. Hanya ketika sangat dekat mereka menyadari bahwa mereka akan mengenai tubuh yang solid dan bukannya membelok. Kami sedang mencari kemungkinan ini sekarang.

Jadi penelitian dasar kami tentang perilaku lalat tidak hanya memberi tahu kami mengapa zebra bergaris sangat indah, tapi memiliki implikasi nyata bagi industri pakaian kuda, dengan potensi untuk membuat perawatan kuda dan kuda tidak terlalu menyakitkan bagi kuda dan penunggangnya.


Michael Walter Thomas menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris. Edisi Indonesia pertama kali dimuat di The Conversation.

Tags: #hewan#pengetahuanumum#zebra
Share40SendShare

Related Posts

Akankah Waktu Berhenti?

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Waktu dimulai ketika alam semesta mulai tercipta. Apakah jika alam semesta berakhir maka waktu akan berakhir juga? Kami pikir...

Kesenjangan Gender dalam Sains di Indonesia

29/04/2023

Wati Hermawati* PIRAMIDA.ID- Selama ratusan tahun, sains dipandang sebagai bidang laki-laki dan maskulin. Baru pada dekade 1990-an mulai terungkap secara...

Kenapa Beberapa Orang Bisa ‘Mendengar’ Suara Orang Mati

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pengalaman clairvoyance dan clairaudience merupakan pengalaman melihat atau mendengar sesuatu tanpa adanya stimulus eksternal, dan dikaitkan dengan roh orang...

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Oleh: Agung Baster* PIRAMIDA.ID- Sejarah manusia yang kita ketahui hari ini sebenarnya tidak lebih dari 1% dari sejarah spesies bedes...

Benarkah Mimpi Merupakan Kelanjutan dari Kehidupan Dunia Nyata?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Dari mana mimpi berasal? Itu merupakan pertanyaan yang banyak diajukan orang. Peradaban kuno menginpretasikan mimpi sebagai kekuatan supernatural atau...

ilustrasi: tirto.id/Gery

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Teori evolusi dengan seleksi alam, yang pertama kali dirumuskan dalam buku Darwin “On the Origin of Species” pada tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba