Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Nietzsche, Filsuf yang Hidup dan Populer di Twitter

by Redaksi
05/08/2020
in Pojokan
ilustrasi/new statesman

ilustrasi/new statesman

113
SHARES
804
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Coba anda ketik ‘Friedrich Nietzsche’ di mesin pencari online. Anda kemungkinan besar mendapatkan akun Twitternya. Atau, salah satu dari banyak akun Twitter Nietzsche.

Nietzsche punya sekitar 100 akun Twitter yang aktif. Lumayan mengesankan untuk seseorang yang sudah tiada selama 130 tahun. Lebih mengesankan lagi kalau melihat sosok-sosok terkenal lain yang aktif di Twitter ‘dari alam kubur,’ seperti William Shakespeare yang juga hadir di Twitter, atau bahkan Yesus Kristus.

Namun tidak seperti kameradnya, kata-kata Nietzsche bukan yang lazim ditemui dalam kurikulum sekolah menengah tinggi. Kebanyakan, kalau sudah pernah mendengar karya filsuf tersebut, dapat dijumpai di tingkat kuliah atau bahkan setelah itu.

Mungkin filsuf Jerman yang sudah tiada tengah menjadi mode? Immanuel Kant, bapak era pencerahan yang pemikiran ‘imperatif kategoris’-nya masih dibahas tak hanya dalam kelas filosofi di Cambridge, memiliki 15 akun bayangan. Hegel, otak di balik dialektika majikan-budak dan penulis salah satu teks terpadat dalam sejarah filosofi, ‘Phenomenology of Spirit,’ punya satu akun.

Lalu apa yang menjelaskan daya tarik Twitter-nya Nietzsche?

Ringkas adalah cerdas

Selain merupakan salah satu pemikir terhebat dalam sejarah pemikiran, Nietzsche dikenal di kalangan cendekia saat ini sebagai bapak aforisme – atau istilah filosofi untuk sebuah tweet – sebuah pemikiran atau pepatah dalam bentuk ringkas, kerap kali dalam satu atau dua kalimat.

“Tanpa musik, hidup menjadi sebuah kesalahan.”

“Tidak ada yang namanya fenomena moral, yang ada interpretasi moral atas fenomena.”

“Banyak membual tentang diri sendiri juga dapat menjadi cara untuk merahasiakan diri sendiri.”

Ini adalah tiga contoh Tweet klasik dari Nietzsche. Hanya tiga dari ribuan aforisme yang memenuhi buku-buku karya Nietzsche sepanjang kariernya. Tidak jarang, buku-buku Nietzsche tidak mengandung isi lain selain aforisme.

“Nietzsche menulis dengan melibatkan pembaca, sementara Kant menulis dalam bentuk prosa filosofis yang begitu padat,” menurut Kirk Wetters, profesor bahasa dan literatur Jerman di Universitas Yale.

“Nietzsche dianggap sebagai filsufnya individualisme radikal (atau bahkan macho). Ironis karena filosofi yang konon individualis justru menghasilkan 100 akun peniru.”

Sementara Arthur Schopenhauer hanya memiliki 10 akun Twitter bayangan. Keterusterangan dalam bahasa dan pemikiran Schopenhauer yang menarik hati Nietzsche muda. Sesuatu yang tidak malu-malu diakui oleh Nietzsche.

Ia jelas-jelas menyebut Schopenhauer sebagai pendidiknya, dan ia mencoba untuk meniru cara Schopenhauer menulis secara langsung dan terus terang.

“Adalah ambisi saya untuk mengatakan dalam 10 kalimat apa yang penulis lain katakan dalam sebuah buku – atau apa yang penulis lain tidak katakan dalam satu buku.”

Contoh Tweet lain dari Nietzsche. Dan memang, Nietzsche tidak mengadopsi benang merah di antara para filsuf Jerman yang mendahuluinya dalam hal kepanjang-lebaran, bertele-tele, berbelit-belit atau – mari kita biarkan Hegel menjelaskan…

Sebuah kasus ‘tl;dr’

“Kesadaran moral, sebagai pengetahuan dan kerelaan tugas murni, dipersembahkan, oleh proses mengerjakan, ke dalam hubungan dengan sebuah objek yang bertentangan dengan kesederhanaan abstrak, ke dalam hubungan dengan aktualitas berganda yang dipersembahkan sejumlah kasus, dan oleh karena itu membentuk sikap moral terlihat dan terwujud dalam karakter.”

Georg Wilhelm Friedrich Hegel – nama filsuf ini saja sudah terlalu panjang untuk Twitter

Coba ulangi lagi? Kalimat-kalimat semacam ini – menurut Nietzsche pada zamannya – tak lain adalah batu sandungan menuju pengetahuan. Sususan pemikiran yang memusingkan dan beberapa – termasuk kandidat PhD filosofi – hanya bisa berharap untuk mengerti.

Dan, mereka tak punya peluang di Twitter. Kalimat Hegel (sebelum diterjemahkan) di atas memiliki 259 karakter, termasuk spasi. Bisa jadi Tweet? Lupakan saja. Jumlahnya hampir dua kali lipat dari 140 yang diperbolehkan. Tak mengherankan berarti kalau Hegel hanya memiliki satu akun bayangan.

Tapi apakah ini berarti pemikir zaman sekarang telah mengubah cara mereka menulis? Apakah pemikiran harus bisa di-tweet?

Menurut komentar di antero internet, iya. Kolom-kolom komentar diramaikan koleksi huruf dan angka yang dikenal sebagai ‘tl;dr.’ Yang merupakan singkatan dari “Too long; didn’t read” atau “Terlalu panjang; tidak dibaca.”

Kalau Kant dan Hegel punya masalah itu, aforisme Nietzsche tidak. Bahkan, tulisannya bebas dari komentar ‘tl;dr’ untuk waktu yang lama.

Sang filsuf hebat mengklaim karyanya hanya dapat dimengerti 200 tahun setelah ia wafat – berarti masih ada 70 tahun lagi untuk menikmati karya Nietzsche.


Sumber: DW Indonesia

Tags: #aforisme#medsos#nihilisme
Share45SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Ekologi

Mengenal Prof. Mr. St. Munadjat Danusaputro, Guru Besar Hukum Lingkungan Hidup

22/06/2020
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba