Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juli 1, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Edukasi

Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

by Redaksi
14/12/2021
in Edukasi
154
SHARES
1.1k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Johannes Samosir*

PIRAMIDA.ID- Pancasila ialah ideologi dasar bagi bangsa Indonesia. Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu “panca” yang berarti lima dan “sila” yang artinya rumusan atau pedoman. Pancasila lahir sebagai ideologi tentu melewati proses politik, sebelum kelima rumusan Pancasila ditetapkan dan disahkan.

Pancasila menjadi landasan keputusan bangsa Indonesia yang mencerminkan kepribadian bangsa serta mengatur pemerintahan negara. Artinya, dalam membuat keputusan dan kebijakan semuanya harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Terdapat lima butir utama rumusan Pancasila, yaitu Ketuhanan yang maha esa; Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; dan, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kelima rumusan Pancasila ini merupakan nilai-nilai dasar masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai wargan egara Indonesia yang baik sudah kewajiban kita untuk menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara maka diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat diimplementasikan dengan baik, sehingga tidak terjadi konflik yang bertentangan dengan nilai Pancasila.

Namun pada kenyataannya, saat ini masyarakat mulai kehilangan jati dirinya dalam arti nilai-nilai ideologi bangsa yang seharusnya menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara mulai menghilang dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila sebagai ideologi juga saat ini hanya menjadi ideologi semboyan oleh para penguasa. Aplikasi nilai Pancasila di lapangan jauh dari cita-cita dan nilai yang terkandung di dalamnya. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-nilai Pancasila yang seharusnya menjadi implementasi keteladanan masyarakat dan pejabat negara dalam bertindak saat ini sudah tidak diimplementasikan.

Salah satu contohnya adalah dengan terjadinya praktik korupsi yang sangat tinggi di Indonesia. Akhir-akhir ini banyaknya masyarakat biasa dan pejabat negara yang korupsi. Hal ini memperlihatkan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak tertanam dengan baik di dalam diri masyarakat bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang seharusnya merupakan jati diri bangsa Indonesia, kini tunduk kepada ego dan nafsu godaan dunia yang menjebak bangsa Indonesia ke dalam perangka besi.

Pancasila merupakan sumber nilai anti korupsi, korupsi kini menjadi masalah paling utama di Indonesia yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, di dalam sila pertama, yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa”. Korupsi merupakan suatu perbuatan yang dosa besar. Sebagai bangsa yang dikenal religus, tentunya kasus korupsi ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila terutama sila pertama. Seharusnya masyarakat maupun pejabat mampu mengimplementasikan sila pertama ini dengan baik, karena hal ini merupakan dasar untuk menjalankan kehidupan sehari-hari.

Pada sila kedua Pancasila, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Korupsi membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Semakin tinggi jabatan seseorang, maka semakin merasa bebas ia untuk mengambil hak orang lain. Korupsi yang dilakukan oleh para pejabat negara membuat hak yang seharusnya didapatkan oleh masyarakat biasa menjadi berkurang atau bahkan hilang. Akibatnya juga adab pejabat negara yang seharusnya baik dan merupakan contoh masyarakatnya menjadi hilang.

Hal ini jugamenyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pejabat negara. Maka korupsi juga bertentangan dengan sila kedua ini. Pada sila kelima, yaitu “Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Korupsi itu menggerogoti kekayaan negara yang ujung-ujungnya memiskinkan negara dan juga rakyatnya. Uang yang diambil oleh para koruptor seharusnya digunakan untuk mensejahterakan negara dan rakyatnya.

Tetapi, akibat ulah mereka keuntungan yang seharusnya didapatkan oleh seluruh rakyat menjadi tidak ada. Karena dewasanya, seseorang yang dipercaya menjadi wakil rakyat harus mementingkan kepentingan rakyatnya bukan kepentingan pribadi. Sehingga sila keadilan ini menjadi tidak terlaksana.

Contoh lain yang jelas untuk membuktikan bahwa generasi muda saat ini mulai bertolak belakang budaya Indonesia, seperti kebiasaan mabuk-mabukan, seks bebas, konsumsi narkoba, hedonisme dan yang sedang marak, yaitu kasus bullying terhadap sesama teman. Bullying atau penindasan merupakan tindakan yang dilakukan seseorang terhadap seseorang lainnya dengan tujuan untuk merendahkan, memojokkan, menghina, hingga melakukan kekerasan fisik.

Begitu banyak pemuda di luar sana yang telah melakukan bullying, baik disengaja ataupun tidak disengaja kepada teman sebayanya. Hal yang disebabkan karena masalah kecil berlanjut hingga berujung pertikaian di mana kejadian tersebut menjadi contoh nyata yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa ini.

Permasalahan yang mereka alami pada umumnya berawal dari perbedaan pendapat di media sosial atau mereka yang tertarik meniru sikap yang dipikirnya seperti tindakan jagoan. Seperti contoh kasus bullying yang pernah terjadi di Indonesia kepada siswi SMP di Thamrin City, Jakarta, yang videonya juga sempat viral di media sosial, di mana salah satu siswi SMP dikelilingi sejumlah siswi lainnya hingga terjadi kekerasan pada korban dan di akhir video tersebut si korban diperintah untuk mencium tangan pelaku pembullyaan.

Jika dilihat dari sudut pandang Pancasila terutama sila kedua, yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”, perilaku tersebut sangat menyimpang dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Di dalam sila kedua, dijelaskan bahwa kita harus menjunjung tinggi dan menghormati hak asasi manusia (HAM). Selain itu, juga terdapat kandungan nilai untuk menjadi manusia beradab yang harus memenuhi norma yang berlaku serta memperlakukan manusia lainnya sebagaimana mestinya.

Solusi yang saya sarankan di sini bahwasanya pemerintah arus mengambil keputusan cepat, yakni dengan membuat regulasi dalam domain pendidikan yang melibatkan mahasiswa untuk melakukan pendidikan berbasis Pancasila di setiap daerah untuk mensosialisasikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang sedikit hilang.

Untuk kasus korupsi sendiri pemerintah harus tegas dalam menghukum orang-orang yang sudah terlibat di dalamnya agar tidak ada lagi orang lain yang berani untuk melakukan korupsi. Pemerintah juga seharusnya memantau lingkungan para korupsi ditahan agar hidup mereka tidak selalu sejahtera sehingga mereka puntidak merasakan efek jera. Dalam kasus bullying peran orang tua dan pendidikan sangat penting dalam membentuk karakter sang anak agar tidak melakukan perbuatan yang merugikanorang lain.

Maka diperlukan adanya pengawasan dan pembelajaran yang lebih agar anak dapat mengerti hal-hal yang mereka lakukan. Perlunya perhatian dari sekolah dan lingkungan dalam pembentukan pelajar yang bermoral. Dengan lingkungan yang terdiri dari orang-orang positif maka moral yang ada pada diri pelajar pun akan positif karena lingkungan sebagai pedoman mendasar pada diri manusia ketika berinteraksi dengan lingkungannya dan tindakan manusia dalam lingkungannya (Malisi & Nadiroh, 2017).

Pancasila sebagai ideologi negara dan pedoman menjalani kehidupan memuat nilai-nilai yang baik dan tidak menyimpang. Oleh karena itu Pancasila perlu sekali untuk diaktualisasikan, karena di dalam Pancasila mengandung nilai-nilai yangsangat luhur dan mulia yang telah digali dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri. Apabila nilai Pancasila telah teraktualisasi dengan baik, maka bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dan damai.(*)


Penulis merupakan Mahasiswa Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Tags: #karakter#opini#Pancasila
Share62SendShare

Related Posts

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th.,S.H.,MAPS 1. Menghadapi Perang Dagang Global Perang...

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global

14/04/2025

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th., S.H., MAPS Kunjungan...

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

11/04/2025

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Refleksi Mahasiswa Kristen dalam Perspektif Alkitabiah Ditulis Oleh: Fawer...

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen

01/04/2025

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen Oleh: Fawer Full Fander Sihite.,S.Th.,S.H.,MAPS Perang dagang...

Pemuda Sebagai ‘Agent Of Solution’ Pada Pemilu 2024

24/01/2024

Sejak 28 November 2023, masa kampanye Pemilu 2024 dimulai. Partisipasi politik generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) memiliki pengaruh...

Jes Manro Kepsek SMP 1 Parapat Klarifikasi Pemberitaan Dirinya

12/12/2023

Piramida.id|Simalungun - Jes Manro Tambunan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 1 Parapat, kabupaten Simalungun (Sumut) memberikan klarifikasi atas pemberitaan terkait dirinya...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
domain publik
Dialektika

Daoed Joesoef, Hakikat Pendidikan, dan Nilai Keindonesiaan

17/09/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba