Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Juli 3, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Tanpa Matematika, Kita Tidak bisa Memahami Alam Semesta

by Redaksi
16/05/2022
in Dialektika
101
SHARES
723
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Hampir 400 tahun yang lalu, ilmuwan Galileo pernah berkata: “Filsafat ditulis dalam buku besar ini, alam semesta … [Tapi buku ini] ditulis dalam bahasa matematika.” Galileo lebih dari seorang astronom biasa, dan tulisan yang memuat pernyataan ini dianggap sebagai tulisan pertama yang membahas tentang metode ilmiah.

Kita tidak tahu siapa yang pertama kali mulai menerapkan matematika untuk studi ilmiah, tetapi masuk akal bahwa Orang Babilonia, yang menggunakannya untuk menemukan pola yang menjelaskan terjadinya gerhana, selama hampir 3.000 tahun yang lalu. Tapi penemuan kalkulus dan juga Fisika Newton membutuhkan 2.500 tahun untuk bisa menjelaskan polanya.

Sejak itu, mungkin setiap penemuan ilmiah besar telah menggunakan matematika untuk menjelaskan sesuatu, karena matematika jauh lebih kuat daripada bahasa manusia lainnya. Tidak mengherankan jika hal ini membuat banyak orang mengklaim bahwa matematika itu sangat penting: bahwa alam semesta diciptakan oleh ahli matematika

Jadi bisakah kita membayangkan alam semesta di mana matematika tidak bekerja?

Bahasa matematika

Hipotesis Sapir-Whorf menegaskan bahwa Anda tidak dapat mendiskusikan suatu konsep kecuali Anda memiliki bahasa untuk bisa menggambarkannya.

Dalam ilmu apapun, dan fisika pada khususnya, kita perlu menjelaskan konsep yang tidak dipetakan dengan baik ke dalam bahasa manusia. Seseorang dapat menggambarkan elektron, tetapi saat kita mulai mengajukan pertanyaan seperti “Apa warnanya?” kita mulai menyadari kekurangan dari bahasa Inggris.

Warna suatu benda bergantung pada panjang gelombang cahaya yang dipantulkan olehnya, sehingga elektron tidak memiliki warna tertentu, atau meliputi semua warna lebih tepatnya. Pertanyaan itu sendiri tidak ada artinya. Tapi pertanyaan “Bagaimana sebuah elektron berperilaku?” dan jawabannya, pada prinsipnya, adalah sederhana. Pada tahun 1928, Paul A.M. Dirac menuliskan persamaan yang menggambarkan perilaku elektron yang hampir sempurna pada semua keadaan. Ini tidak berarti sederhana ketika kita melihat detailnya.

Sebagai contoh, elektron berperilaku sebagai magnet kecil. Besarannya bisa dihitung, tapi perhitungannya sangat rumit. Menjelaskan aurora, misalnya, mengharuskan kita untuk memahami mekanika orbital (yang menjelaskan tentang perilaku elektron), medan magnet, dan fisika atom, tetapi pada intinya, ini hanyalah matematika.

Tetapi ketika kita menyadari bahwa komitmen manusia terhadap pemikiran logis dan matematis jauh lebih dalam. Keputusan untuk menyalip mobil yang bergerak lambat tidak berdasarkan persamaan gerak, tetapi kita tentu melakukannya secara implisit. Tesla dengan autopilot benar-benar akan menyelesaikannya secara eksplisit.

Memprediksi kekacauan

Jadi kita benar-benar tidak perlu heran bahwa matematika bukan hanya menjadi bahasa untuk menggambarkan dunia luar, tetapi dalam banyak hal menjadi satu-satu alat untuk menjelaskan banyak fenomena. Tetapi hanya karena sesuatu dapat dijelaskan secara matematis tidak berarti hal itu dapat diprediksi.

Salah satu penemuan yang luar biasa selama 50 tahun terakhir adalah penemuan “sistem kacau (chaotic systems).” Ini bisa menjadi sistem matematika sederhana yang tidak dapat diselesaikan. Ternyata banyak sistem yang kacau dalam pengertian ini. Jejak badai di Karibia secara dangkal mirip dengan trek gerhana, tetapi kami tidak dapat memprediksinya secara tepat dengan menggunakan kekuatan komputer modern.

Namun, kami memahami alasannya: persamaan yang menggambarkan cuaca secara intrinsik sudah kacau, sehingga kami dapat membuat prediksi yang akurat dalam jangka pendek, (sekitar 24 jam), tetapi ini menjadi semakin tidak dapat diandalkan dari hari ke hari. Demikian pula, mekanika kuantum memberikan teori di mana kita tahu persis prediksi apa yang tidak dapat dibuat dengan tepat. Seseorang dapat menghitung sifat-sifat elektron dengan sangat akurat, tetapi kita tidak dapat memprediksi apa yang akan dilakukan oleh individu.

Badai jelas merupakan peristiwa yang tidak rutin terjadi, dan kita tidak dapat memprediksi kapan badai akan terjadi sebelumnya. Tetapi fakta bahwa kita tidak dapat memprediksi suatu peristiwa secara tepat tidak berarti bahwa kita tidak dapat menggambarkannya ketika itu terjadi. Kami bahkan dapat menangani peristiwa yang terjadi satu kali: yaitu peristiwa Big Bang dan kami memiliki teori yang sangat tepat tentang itu.

Merancang sistem sosial

Sejumlah besar fenomena sosial, dari pasar saham hingga terjadinya revolusi tidak memiliki sistem prediksi yang baik dan berdasar matematika, tetapi kita tetap dapat menggambarkan apa yang telah terjadi dan sampai batas tertentu membangun sistem model.

Lalu bagaimana dengan hubungan pribadi? Cinta mungkin buta, tetapi hubungan pasti dapat diprediksi. Sebagian besar dari kita memilih pasangan di dalam kelas sosial dan kelompok bahasa yang sama, jadi sama sekali tidak ada keraguan bahwa itu benar dalam arti statistik. Tapi itu juga benar dalam arti lokal. Sejumlah situs kencan menghasilkan uang dengan algoritme yang setidaknya berusaha mencocokkan Anda dengan pasangan ideal Anda.

Sebuah alam semesta yang tidak dapat dijelaskan secara matematis artinya secara fundamental tidak rasional dan bukan hanya tidak dapat diprediksi. Hanya karena sebuah teori tidak masuk akal bukan berarti kita tidak bisa mendeskripsikannya secara matematis.

Tapi saya tidak berpikir kita hidup di alam semesta yang bekerja seperti itu, dan saya kira kita tidak bisa membayangkan alam semesta tanpa matematika.(*)


The Conversation

Tags: #alamsemesta#galileo#kosmos#matematika#sejarah
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba