Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Mei 9, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Berita

Tiga Cara Mencegah Mahasiswa Memakai Joki untuk Tugas Kuliah

by Redaksi
02/07/2022
in Berita
146
SHARES
1k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Seberapa familier Anda dengan joki atau jasa penggarapan tugas kuliah di lingkungan pendidikan tinggi?

Menurut beberapa studi, banyak mahasiswa tidak terlalu paham apa yang sebenarnya dimaksud dengan plagiarisme. Beberapa malah melakukan praktik-praktik yang kurang jujur dalam mengerjakan tugas. Di internet ada banyak sekali posting yang menawarkan jasa penulisan esai untuk berbagai topik, dan dengan harga yang masih masuk akal.

Tapi, jika mahasiswa mendapat penghargaan atau nilai untuk kerjaan yang bukan karya mereka, kualifikasi akademik seakan menjadi tidak bernilai. Ini juga bisa menggerus kepercayaan kita terhadap kualitas lulusan perguruan tinggi.

Suatu studi lawas yang pernah dilakukan dosen bisnis asal Inggris, Bob Perry, mempelajari seberapa parah dan apa saja alasan yang mendorong praktik curang ini di antara 355 mahasiswa sarjana dan 122 mahasiswa pasca-sarjana di suatu kampus. Ia menemukan bahwa 14% mahasiswa sarjana dan 6% mahasiswa pasca-sarjana dalam studi tersebut mengaku pernah mencari jasa joki esai di internet. Sebanyak tujuh mahasiswa bahkan mengaku sudah pernah membeli dan mengumpulkan esai tersebut untuk tugas kuliah.

Saya ragu bahwa dosen di universitas selalu bisa mendeteksi esai pesanan seperti ini. Program seperti Turnitin hanya mencari kesamaan dengan sumber publikasi lain, sehingga belum mampu “menangkap” tulisan pesanan yang dihasilkan seseorang yang bekerja di balik layar.

Meski dosen bisa saja menuding seorang mahasiswa yang mereka rasa memakai jasa joki, pada kenyataannya praktiknya tidak semudah itu.

Bisa jadi, dosen memandang suatu karya punya kualitas yang jauh lebih baik dari kapasitas mahasiswa yang mengumpulkannya. Misalnya suatu karya mengandung gaya bahasa yang ciamik dan jarang ditunjukkan mahasiswa penulisnya – lalu sang dosen menuduh mereka telah melakukan plagiasi atau memakai joki. Namun, saat menyampaikan ini ke mahasiswa, sehati-hati apapun dosen bertutur kata, omongan mereka bisa jadi terdengar seperti “kok Anda ternyata pintar”, atau “saya mengira Anda bodoh”.

Ini sama sekali bukan hal yang ingin saya katakan pada mahasiswa saya.

Lalu, jika kita punya dugaan bahwa beberapa mahasiswa memakai joki, tapi kita tidak bisa membuktikannya, apa hal realistis yang bisa kita lakukan? Berikut tiga rekomendasi saya.

1. Langkah preventif

Pertama, menggunakan metode-metode yang memastikan mahasiswa benar-benar menulis sendiri tugas mereka.

Tradisi klasik ujian lisan, di mana mahasiswa menunjukkan pemahaman mereka terkait materi, bisa jadi menangkap basah mereka yang mengandalkan joki. Tapi, dosen butuh waktu yang lama untuk menyelenggarakannya, kemudian menilai satu persatu ujian lisan dari ratusan mahasiswa. Bagi dosen yang mengajar kelas yang besar, solusi ini kurang praktis.

Sebagai alternatif, sebagaimana yang diusulkan Bob Perry, dosen bisa merancang tugas yang menihilkan peran joki. Saya membayangkan beberapa contoh.

Misalnya, tugas tersebut dapat melibatkan proyek praktik yang lebih banyak, di mana mahasiswa melakukan serangkaian kerjaan yang relevan dengan mata kuliah. Dalam mata kuliah kewirausahaan, tugas bisa berupa mendesain dan menjalankan acara amal sebagai bagian dari modul bisnis.

Namun demikian, tidak semua materi cocok dibawakan atau diuji dengan cara seperti ini mengingat keterbatasan waktu, kesempatan, atau sumber daya.

2. Hindari esai tradisional

Kedua, berhentilah memberikan penugasan individual yang bersifat tertulis. Ganti saja dengan metode penilaian yang tidak mudah diselesaikan oleh jasa joki.

Tugas kelompok, di mana mahasiswa bekerja secara kolaboratif untuk menghasilkan esai, laporan, atau karya unik lain juga bisa jadi opsi.

Menghapus tuntutan untuk menghasilkan karya yang seragam, ataupun mengurangi rasa khawatir mahasiswa karena mengerjakan karya tersebut seorang diri, harapannya bisa membuat mereka berhenti memikirkan jasa joki sebagai opsi.

Tujuan akademik mahasiswa juga punya peran penting.

Riset saya bersama beberapa kolega menemukan bahwa mahasiswa yang mengaku gemar belajar lebih suka dimasukkan ke kelompok dengan mahasiswa lain yang tidak mereka kenali. Sementara itu, mereka yang lebih ingin mengejar nilai lebih menyukai berada dalam kelompok berisi orang yang mereka kenal.

Berbekal hal ini, kita bisa mencoba meyakinkan mahasiswa bahwa cara terbaik untuk belajar dan mendapat nilai tinggi adalah untuk bekerja sama dalam tim dan menghindari joki.

Tetap saja, ujian tertulis mungkin memang alternatif terbaik untuk mencegah kecurangan – meski beberapa mahasiswa cenderung mendapat skor rendah saat mengikuti ujian. Studi telah menunjukkan bahwa performa mahasiswa dalam menggarap penugasan bisa jauh lebih baik daripada suatu gelaran ujian. Jadi, menggunakan ujian ketimbang penugasan bisa jadi merugikan beberapa mahasiswa.

3. Kolaborasi dosen dan mahasiswa

Ketiga, dan ini adalah opsi yang paling saya sukai, dosen bisa lebih turun tangan dalam garapan mahasiswa mereka.

Dosen bisa merancang asesmen yang mencerminkan kolaborasi penugasan antara guru dan murid. Contoh yang bagus adalah semacam disertasi akhir atau proyek riset yang dihasilkan mahasiswa di bawah pengawasan dan arahan pembimbing.

Jika dosen menghabiskan lebih banyak waktu untuk membantu mahasiswa mengembangkan ide-ide, menyusun argumen, dan mengarahkan riset, maka dosen bisa lebih meyakini bahwa karya akhir tersebut memang hasil kolaborasi antara mereka dan mahasiswa.

Tantangannya adalah mencari mata kuliah dan waktu yang tepat untuk memberikan penugasan semacam ini.

Solusi-solusi ini tentu tidak sempurna. Beberapa di antaranya lebih tepat diterapkan pada konteks-konteks tertentu saja. Namun, patut diingat, lawan kita adalah joki. Jika kampus ingin meyakini kredibilitas lulusan mereka, maka mereka harus segera melakukan sesuatu.(*)


Source: The Conversation

Tags: #joki#kerjakelompok#kuliah#palgiarisme#tugas
Share58SendShare

Related Posts

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi? Oleh: Edger Josua Silalahi - DPP BARAK...

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025

PIRAMIDA.ID — Ketua Front Justice (FJ), Cavin Tampubolon, melontarkan kritik keras terhadap kinerja Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi. Dalam pernyataannya, Cavin...

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

PIRAMIDA.ID - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Bandar Lampung menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap sejumlah tindakan aparat kepolisian di Provinsi...

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025

PIRAMIDA.ID — Sebuah karya reflektif dan penuh semangat kebangkitan resmi diluncurkan oleh Fawer Full Fander Sihite, seorang kader Gerakan Mahasiswa...

DPD KNPI Simalungun Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Saudara Aldi Syahputra Siregar Sebagai Ketua KNPI Sumut Periode 2025-2028

19/04/2025

PIRAMIDA.ID - Musyawarah Daearah XV Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumatera Utara baru saja selesai dilaksanakan. Kegiatan tersebut berlangsung pada...

Remaja Naposo Bulung HKBP Martoba Gelar Prosesi Jalan Salib

19/04/2025

PIRAMIDA.ID - Jemaat HKBP Martoba Ressort Martoba Distrik V Sumatera Timur menggelar teatrikal Jalan Salib untuk memperingati Jumat Agung, dalam...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025
Berita

DPD KNPI Simalungun Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Saudara Aldi Syahputra Siregar Sebagai Ketua KNPI Sumut Periode 2025-2028

19/04/2025

Populer

Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Dialektika

Mengapa Demokrasi dapat Melahirkan Tirani?

21/02/2022
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Dialektika

Enola, Gadis Kecil yang Dirampas Masa Depannya

21/06/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Ekosospolbud

Jabu Sihol, Proyek Mengenal dan Belajar Budaya Batak

05/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba