Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Januari 27, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Berita

Tiga Cara Mencegah Mahasiswa Memakai Joki untuk Tugas Kuliah

by Redaksi
02/07/2022
in Berita
113
SHARES
807
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Seberapa familier Anda dengan joki atau jasa penggarapan tugas kuliah di lingkungan pendidikan tinggi?

Menurut beberapa studi, banyak mahasiswa tidak terlalu paham apa yang sebenarnya dimaksud dengan plagiarisme. Beberapa malah melakukan praktik-praktik yang kurang jujur dalam mengerjakan tugas. Di internet ada banyak sekali posting yang menawarkan jasa penulisan esai untuk berbagai topik, dan dengan harga yang masih masuk akal.

Tapi, jika mahasiswa mendapat penghargaan atau nilai untuk kerjaan yang bukan karya mereka, kualifikasi akademik seakan menjadi tidak bernilai. Ini juga bisa menggerus kepercayaan kita terhadap kualitas lulusan perguruan tinggi.

Suatu studi lawas yang pernah dilakukan dosen bisnis asal Inggris, Bob Perry, mempelajari seberapa parah dan apa saja alasan yang mendorong praktik curang ini di antara 355 mahasiswa sarjana dan 122 mahasiswa pasca-sarjana di suatu kampus. Ia menemukan bahwa 14% mahasiswa sarjana dan 6% mahasiswa pasca-sarjana dalam studi tersebut mengaku pernah mencari jasa joki esai di internet. Sebanyak tujuh mahasiswa bahkan mengaku sudah pernah membeli dan mengumpulkan esai tersebut untuk tugas kuliah.

Saya ragu bahwa dosen di universitas selalu bisa mendeteksi esai pesanan seperti ini. Program seperti Turnitin hanya mencari kesamaan dengan sumber publikasi lain, sehingga belum mampu “menangkap” tulisan pesanan yang dihasilkan seseorang yang bekerja di balik layar.

Meski dosen bisa saja menuding seorang mahasiswa yang mereka rasa memakai jasa joki, pada kenyataannya praktiknya tidak semudah itu.

Bisa jadi, dosen memandang suatu karya punya kualitas yang jauh lebih baik dari kapasitas mahasiswa yang mengumpulkannya. Misalnya suatu karya mengandung gaya bahasa yang ciamik dan jarang ditunjukkan mahasiswa penulisnya – lalu sang dosen menuduh mereka telah melakukan plagiasi atau memakai joki. Namun, saat menyampaikan ini ke mahasiswa, sehati-hati apapun dosen bertutur kata, omongan mereka bisa jadi terdengar seperti “kok Anda ternyata pintar”, atau “saya mengira Anda bodoh”.

Ini sama sekali bukan hal yang ingin saya katakan pada mahasiswa saya.

Lalu, jika kita punya dugaan bahwa beberapa mahasiswa memakai joki, tapi kita tidak bisa membuktikannya, apa hal realistis yang bisa kita lakukan? Berikut tiga rekomendasi saya.

1. Langkah preventif

Pertama, menggunakan metode-metode yang memastikan mahasiswa benar-benar menulis sendiri tugas mereka.

Tradisi klasik ujian lisan, di mana mahasiswa menunjukkan pemahaman mereka terkait materi, bisa jadi menangkap basah mereka yang mengandalkan joki. Tapi, dosen butuh waktu yang lama untuk menyelenggarakannya, kemudian menilai satu persatu ujian lisan dari ratusan mahasiswa. Bagi dosen yang mengajar kelas yang besar, solusi ini kurang praktis.

Sebagai alternatif, sebagaimana yang diusulkan Bob Perry, dosen bisa merancang tugas yang menihilkan peran joki. Saya membayangkan beberapa contoh.

Misalnya, tugas tersebut dapat melibatkan proyek praktik yang lebih banyak, di mana mahasiswa melakukan serangkaian kerjaan yang relevan dengan mata kuliah. Dalam mata kuliah kewirausahaan, tugas bisa berupa mendesain dan menjalankan acara amal sebagai bagian dari modul bisnis.

Namun demikian, tidak semua materi cocok dibawakan atau diuji dengan cara seperti ini mengingat keterbatasan waktu, kesempatan, atau sumber daya.

2. Hindari esai tradisional

Kedua, berhentilah memberikan penugasan individual yang bersifat tertulis. Ganti saja dengan metode penilaian yang tidak mudah diselesaikan oleh jasa joki.

Tugas kelompok, di mana mahasiswa bekerja secara kolaboratif untuk menghasilkan esai, laporan, atau karya unik lain juga bisa jadi opsi.

Menghapus tuntutan untuk menghasilkan karya yang seragam, ataupun mengurangi rasa khawatir mahasiswa karena mengerjakan karya tersebut seorang diri, harapannya bisa membuat mereka berhenti memikirkan jasa joki sebagai opsi.

Tujuan akademik mahasiswa juga punya peran penting.

Riset saya bersama beberapa kolega menemukan bahwa mahasiswa yang mengaku gemar belajar lebih suka dimasukkan ke kelompok dengan mahasiswa lain yang tidak mereka kenali. Sementara itu, mereka yang lebih ingin mengejar nilai lebih menyukai berada dalam kelompok berisi orang yang mereka kenal.

Berbekal hal ini, kita bisa mencoba meyakinkan mahasiswa bahwa cara terbaik untuk belajar dan mendapat nilai tinggi adalah untuk bekerja sama dalam tim dan menghindari joki.

Tetap saja, ujian tertulis mungkin memang alternatif terbaik untuk mencegah kecurangan – meski beberapa mahasiswa cenderung mendapat skor rendah saat mengikuti ujian. Studi telah menunjukkan bahwa performa mahasiswa dalam menggarap penugasan bisa jauh lebih baik daripada suatu gelaran ujian. Jadi, menggunakan ujian ketimbang penugasan bisa jadi merugikan beberapa mahasiswa.

3. Kolaborasi dosen dan mahasiswa

Ketiga, dan ini adalah opsi yang paling saya sukai, dosen bisa lebih turun tangan dalam garapan mahasiswa mereka.

Dosen bisa merancang asesmen yang mencerminkan kolaborasi penugasan antara guru dan murid. Contoh yang bagus adalah semacam disertasi akhir atau proyek riset yang dihasilkan mahasiswa di bawah pengawasan dan arahan pembimbing.

Jika dosen menghabiskan lebih banyak waktu untuk membantu mahasiswa mengembangkan ide-ide, menyusun argumen, dan mengarahkan riset, maka dosen bisa lebih meyakini bahwa karya akhir tersebut memang hasil kolaborasi antara mereka dan mahasiswa.

Tantangannya adalah mencari mata kuliah dan waktu yang tepat untuk memberikan penugasan semacam ini.

Solusi-solusi ini tentu tidak sempurna. Beberapa di antaranya lebih tepat diterapkan pada konteks-konteks tertentu saja. Namun, patut diingat, lawan kita adalah joki. Jika kampus ingin meyakini kredibilitas lulusan mereka, maka mereka harus segera melakukan sesuatu.(*)


Source: The Conversation

Tags: #joki#kerjakelompok#kuliah#palgiarisme#tugas
Share45SendShare

Related Posts

Terkait Penggusuran Warga di Komplek Perkemahan Sibolangit, GMKI Sibolangit: Pemprov Sumut Harus Dengarkan Suara Rakyat Sibolangit

25/01/2023

PIRAMIDA.ID- Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Sibolangit, Deli Serdang meminta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) untuk benar-benar mendengarkan...

PERMAHI Siantar Gelar Pembukaan Konferensi Cabang III

17/01/2023

PIRAMIDA.ID- Kegiatan Konferensi Cabang III Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (PERMAHI) Dewan Pimpinan Cabang Pematang Siantar resmi dibuka di Aula Fakultas...

Buntut Bentrok di Area Smelter PT GNI, PP PMKRI Desak Polda Sulteng Untuk Memeriksa Direktur Operasional PT GNI

16/01/2023

PIRAMIDA.ID- Bentrok yang terjadi di area smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (14/1)...

DPC PMKRI Pematang Siantar Resmi Dilantik, Maruli Tua Sihombing Pimpin PMKRI Siantar Periode 2022-2024

16/01/2023

PIRAMIDA.ID- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pematang Siantar Santo Fransiskus dari Asisi sukses melaksanakan pelantikan Dewan Pimpinan Cabang...

Dukung F1H20 di Danau Toba, Pemuda: Pariwisata Sumut Mendunia

12/01/2023

PIRAMIDA.ID- Pemuda Sumatera Utara mendukung penuh penyelenggaraan F1H20 di Danau Toba tahun 2023, semua pihak diharapkan ikut serta mensupport kegiatan...

Permahi Hadir Kembali di Kota Pematang Siantar

05/01/2023

PIRAMIDA.ID- Setelah sempat beberapa waktu lalu mengalami kevakuman, Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) kembali hadir di Pematang Siantar. Kehadiran Permahi...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Sains

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023
Sains

Benarkah Mimpi Merupakan Kelanjutan dari Kehidupan Dunia Nyata?

27/01/2023
ilustrasi: tirto.id/Gery
Sains

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023
Berita

Terkait Penggusuran Warga di Komplek Perkemahan Sibolangit, GMKI Sibolangit: Pemprov Sumut Harus Dengarkan Suara Rakyat Sibolangit

25/01/2023
Berita

PERMAHI Siantar Gelar Pembukaan Konferensi Cabang III

17/01/2023
Berita

Buntut Bentrok di Area Smelter PT GNI, PP PMKRI Desak Polda Sulteng Untuk Memeriksa Direktur Operasional PT GNI

16/01/2023

Populer

Berita

Syukuran Pembubaran Panitia, Panitia Perayaan Natal 3 Sinode Gelar Pemberian Tali Asih di Panti Asuhan

02/06/2022
ilustrasi: tirto.id/Gery
Sains

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Ilustrasi: dw.com
Dialektika

Zoroaster, Agama Pertama Yang Menyembah Satu Tuhan

15/06/2020
Edukasi

Sosiologi Hukum Memandang Kekerasaan dan Pelecehan Seksual

21/12/2021
Berita

Terkait Penggusuran Warga di Komplek Perkemahan Sibolangit, GMKI Sibolangit: Pemprov Sumut Harus Dengarkan Suara Rakyat Sibolangit

25/01/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia