Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Rabu, Juli 2, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

TikTok Adalah Alat Baru Politikus untuk Memenangkan Pemilu di Asia Tenggara

by Redaksi
03/04/2022
in Dialektika
100
SHARES
713
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Cendekiawan dan pengamat politik telah mengungkapkan kekhawatiran terhadap manuver opini publik di media sosial di Asia Tenggara mengingat tiga negara di kawasan ini – Filipina, Malaysia dan Indonesia, tengah bersiap-siap untuk pemilu.

Manuver oleh para propagandis di media sosial tetap menjadi ancaman berbahaya bagi demokrasi di Asia Tenggara. Selama bertahun-tahun, strategi penggunaan strategis cybertroopers di negara-negara Asia Tenggara telah meningkat, terutama selama periode pemilihan umum (pemilu).

Aktor politik telah berusaha mempengaruhi opini publik melalui Facebook, Twitter, dan YouTube untuk dapat mendapatkan suara di wilayah tersebut.

Sekarang, Tiktok menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Asia Tenggara dan alat strategis baru bagi para propagandis untuk mendorong narasi politik selama periode pemilihan umum (pemilu).

Bagaimana TikTok mempengaruhi publik

TikTok menyediakan fitur unik yang memungkinkan propagandis dapat menjangkau publik yang lebih luas karena model berbagi kontennya yang terbilang baru dibandingkan dengan media sosial yang lain, di mana ia tidak mengandalkan jumlah pengikut melainkan berfokus pada konten itu sendiri.

Artinya, siapa pun yang dapat membuat konten yang “cukup menarik” dapat membuka “for your page”, yang akan membuka pintu peluang bagi oportunis politik untuk mendorong narasi politik dengan membuat konten audio-visual yang menarik.

Melalui sistem ini, pesan propaganda radikal dapat mendorong munculnya pengikut fanatik karena TikTok akan mendorong konten serupa untuk pengguna. Model ini dapat menciptakan gelembung informasi yang akan diterima pengguna dan mempengaruhi pandangan cara pandang mereka.

Propaganda politik yang merajalela di Tiktok

Tidak seperti media sosial yang lain, TikTok relatif baru setelah diunduh banyak orang .

Sementara perusahaan teknologi seperti Facebook, Twitter, dan Google telah mengambil langkah serius untuk memerangi penyalahgunaan platform mereka oleh propagandis, TikTok tidak memiliki kebijakan yang ketat mengenai hal itu.

TikTok telah dikritik keras oleh para peneliti dan media karena mengizinkan pandangan ekstremisme muncul di platformnya, yang membuat pemilik TikTok membuat kebijakan yang lebih baik.

TikTok tengah mengandalkan sebagian besar pengawasannya pada sistem internal dan AI namun tampaknya masih berjuang dalam mengawasi konten yang diproduksi penggunanya di platformnya.

TikTok telah membuat panduan komunitas terbarunya untuk menghindari penyalahgunaan platform oleh individu.

Namun, propaganda politik masih merajalela di platform tersebut, misalnya di bagian ‘live’ dari platform tersebut.

Fitur ‘live’ di TikTok telah disalahgunakan untuk menyebarkan narasi politik di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan juga Rusia.

Tidak seperti konten audio-visual yang diupload, fitur ‘live’ menghadirkan tantangan tersendiri karena sifat ‘streaming’ yang terjadi saat itu juga membuat Pemantauan AI menjadi kurang efektif dibandingkan jka dilakukan manusia.

Tetapi, mengandalkan manusia dalam mengawasi video terus menerus selama 24 jam tidak realistis karena hal tersebut tidak dimungkinkan secara secara ekonomi karena harus mempekerjakan tenaga kerja yang cukup untuk memantau jutaan konten yang diunggah di TikTok setiap hari.

Oleh karena itu, cara terbaik berikutnya adalah denganmelibatkan komunitas dengan mengembangkan sistem pelaporan untuk membantu mengidentifikasi konten yang melanggar aturan.

Apa yang akan terjadi?

Pemilu di Filipina, Malaysia, dan Indonesia semakin dekat, kita tidak boleh mengabaikan TikTok sebagai ruang di mana terjadi perang informasi politik saat itu.

Melihat bagaimana influencer Rusia dibayar untuk menyebarkan propaganda pro-Kremlin di TikTok, prediksi saya, tren serupa sangat mungkin terjadi di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Strategi propaganda digital yang sama untuk kampanye disinformasi yang telah kita lihat di platform media sosial lainnya termasuk penggunaan terkoordinasi dari influencer berbayar, cybertroopers, bot akan terjadi.

Cara-cara itu akan direplikasi di TikTok selama pemilihan Asia Tenggara mengingat platform tersebut meningkat popularitasnya di Asia Tenggara dalam tiga tahun terakhir.

Kekacauan informasi jelang pemilu memang akan terjadi, salah satu cara untuk memitigasinya adalah melalui upaya literasi media dan juga informasi.

Meskipun pemeriksa fakta dapat melakukan banyak hal, warga negara juga harus dilengkapi dengan keterampilan yang tepat untuk memeriksa informasi bagi diri mereka sendiri.

Di Asia Tenggara, pendidikan literasi media dan informasi masih tertinggal dibandingkan dengan negara lain dunia, meskipun banyak misinformasi dan disinformasi. Sementara hal tersebut tidak akan hilang, membekali warga dengan keterampilan yang tepat akan membantu mengurangi penyebarannya. (*)


The Conversation

Tags: #narasi#politikus#propagandapolitik#tiktok
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba