Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juni 17, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Apakah yang Membedakan Seni dan Bukan Seni?

by Redaksi
24/11/2020
in Pojokan
278
SHARES
2k
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Apa yang membedakan seni dan bukan seni? Pertanyaan itu banyak diajukan oleh orang-orang terutama yang awam terhadap seni.

Untuk menjawab pertanyaan, apa yang membedakan seni dan bukan seni, mari kita coba menggali dari dasar.

Tujuan dari seni ialah untuk membangkitkan emosi estetik. Dalam filsafat, seni disebutjuga sebagai alat untuk menyampaikan kebenaran. Maka filsafat seni memberikan pemahaman yang lebih komprehensif terhadap seni.

Seni secara etimologi berarti keterampilan, ilmu dan kecakapan. Karena itu, seni selalu berbasis dengan tiga hal tersebut. Seorang seniman harus terampil, memiliki dasar ilmu pengetahuan dan juga kecakapan untuk mengimplementasikan idenya ke dalam bentuk karya seni.

Mari simak beberapa pendapat filsuf terhadap seni. Aristoteles menyebut seni adalah sesuatu yang bentuk pengungkapan serta penampilan tidak berbeda jauh (tidak menyimpang) dari kenyataan (realita). Maka menurut Aristoteles, seni adalah alam.

Sedangkan Alexander Baum Garton menyebutkan bahwa seni adalah keindahan (estetika). Maka seni memiliki tujuan untuk membuat penikmat/penonton/pembaca dari karya seni tersebut merasakan atau menghayati lebih dalam sebuah pesan yang disampaikan oleh seniman.

Maka pertanyaannya, apakah ada batasan dari sebuah seni dengan yang bukan seni. Kita bisa merujuk ke The Institutional Theory of Art di seni rupa Barat.

Dalam teori tersebut, sebuah objek (dalam hal ini seni rupa) bisa dimasukkan dalam kategori seni, bila ia hidup dalam sebuah ekosistem yang disebut sebagai “medan seni rupa”. Maka begitu pula seni yang lain. Ia mesti hidup di dalam ekosistem yang sama untuk dalam masuk kategori seni.

Maka muncul pertanyaan baru:

 

Kenapa harus masuk dalam ekosistem? 

Seperti apa pula ekosistem tersebut?

Mari kita jawab dari apa itu ekosistem kesenian. Ekosistem kesenian adalah satu lingkungan atau medan yang berisi seniman, kurator, kritikus, penonton dan sebagainya (individu) yang dilengkapi dengan institusi atau lembaga (seperti galeri, gedung pertunjukan, museum, dan sebagainya) di mana dua hal tersebut (individu dan lembaga) harus saling keterkaitan.

Sebab, kritikus, kurator dan juga lembaga adalah bidang yang bertanggung jawab untuk menganalisis apakah karya seni yang dipamerkan/ditampilkan/dipertunjukkan/dipentaskan tersebut termasuk karya seni atau bukan. Atau berkualitas tinggi atau bermutu jelek.

Itulah kenapa harus berada di dalam ekosistem yang kita sebut saja ekosistem kesenian. Ada batasan antara seni dan bukan yang kemudian bisa dipertegas dengan akademis dan praktis.

Selain itu, objek atau karya yang dipamerkan/ditampilkan/dipertunjukan/dipentaskan tersebut juga bisa dianalisis apakah termasuk karya seni atau tidak dengan berdasarkan objeknya sendiri.

Misalnya, objeknya dianalisis berasa dari mana, apa tujuan penciptaannya, kapan diciptakan, siapa yang membuatnya dan dimana karya itu dipentaskan/ditampilkan/dipertunjukkan.

Maka dari itu, diketahui bahwa karya tersebut termasuk karya seni atau bukan. Seandainya termasuk karya seni, apakah memiliki kualitas yang baik atau tidak. Maka estetikanya tidak terlepas dari filsafat.

Apakah itu karya seni, atau hanya sesuatu yang artificial, tempelan, jiplakan dan sebagainya. Seni berawal dari kehendak. Dan kehendak adalah dasar dari apa yang ada di dunia ini, baik itu penderitaan maupun hal lainnya.(*)


Pojok Seni

Tags: #ekosistem#filsuf#Seni
Share111SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025

Populer

Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba