Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, Juni 29, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Bagaimana Para Lajang di Indonesia mencari Kebahagiaan di Internet, namun Tidak Menemukannya?

by Redaksi
12/02/2021
in Dialektika
98
SHARES
701
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Karel Karsten Himawan*

PIRAMIDA.ID- Jika Anda lajang, pertanyaan “kapan nikah?” adalah pertanyaan yang sering muncul dari keluarga, teman, rekan sejawat, bahkan orang yang baru kenal sekalipun.

Hal tersebut menggambarkan betapa tekanan sosial untuk menikah begitu besar di Indonesia. Tak heran, jika hanya 7 dari setiap 100 orang Indonesia yang berusia 30 hingga 39 tahun belum menikah. Angka ini tergolong salah satu yang terendah di Asia, setelah Cina, India, dan Pakistan.

Ketika menikah sudah menjadi norma sosial, maka orang yang belum menikah di Indonesia seringkali mendapat stigma sosial. Mereka sering dianggap terlalu pemilih, egois, atau memiliki orientasi homoseksual. Stigma-stigma tersebut mendorong mereka untuk melarikan diri ke dunia maya.

Beberapa penelitian internasional, seperti di Inggris, menunjukkan bagaimana internet bisa membantu meningkatkan kualitas hidup orang lajang dalam memenuhi kebutuhan emosional dan sosial mereka.

Tapi penelitian terbaru saya justru menemukan bahwa upaya individu lajang untuk mencari kebahagiaan di dunia maya ternyata sia-sia.

Mengapa demikian?

Lebih aktif di internet, namun lajang tetap tidak bahagia

Saya melakukan penelitian pada 2017-2018 untuk mengetahui apakah internet bisa berdampak positif juga terhadap kehidupan lajang di Indonesia.

Untuk itu, saya melakukan survei daring terhadap 559 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 310 dari mereka belum menikah.

Dibandingkan pasangan menikah, saya menemukan lajang menghabiskan waktu lebih lama di internet dan aktivitas mereka di internet lebih fokus pada aktivitas rekreasional seperti bermain daring, menonton film, mendengar musik, dan mengakses hiburan.

Namun, berlawanan dengan penelitian-penelitian di negara lain, riset saya menunjukkan lajang menganggap aktivitas tersebut tidak bisa membantu meningkatkan kepuasan hidupnya.

Temuan menarik lainnya adalah sebagian besar responden mengatakan aktivitas pertemanan di internet, melalui berbagai media sosial, seperti Facebook dan Instagram, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka. Responden saya mengatakan bahwa hubungan pertemanan yang dibangun di sana terasa artifisial.

Bahkan, tingkat kesepian sebagian dari mereka juga tidak berkurang melalui aktivitas sosialnya di internet.

Survei saya juga menunjukkan bahwa pengakses pornografi terbesar kebanyakan adalah lelaki lajang, namun uniknya, mereka merasa aktivitas menonton pornografi tidak berdampak positif pada kehidupan mereka. Hal ini karena mereka melihat materi pornografi hanya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, sedangkan relasi seksual di luar pernikahan tetap dianggap ilegal.

Hasil studi ini semakin menunjukkan bahwa menikah seolah-olah menjadi satu-satunya solusi yang menentukan kepuasan hidup sebagian masyarakat Indonesia.

Perlu dicermati bahwa 92,9% partisipan dalam studi ini mengaku ingin menikah, meski status mereka masih lajang.

Namun karakteristik lajang yang sebenarnya ingin menikah ini justru memperkuat hasil penelitian-penelitian sebelumnya, yang secara konsisten menunjukkan bahwa mayoritas individu lajang di Indonesia sebenarnya ingin menikah.

Kebahagiaan di dalam dan luar internet

Studi saya menyimpulkan bahwa kebahagiaan lajang di Indonesia tidak berasosiasi dengan aktivitasnya di internet. Namun, hal ini tidak secara otomatis berarti bahwa beraktivitas di internet tidak baik bagi lajang.

Seorang profesor psikologi dari The University of Bologna, di Italia, Elvis Mazzoni, melakukan riset yang menunjukkan bahwa dukungan sosial dari internet baru dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang ketika disertai dengan adanya akses terhadap dukungan sosial secara langsung.

Dengan kata lain, pertemanan secara tatap muka menjadi syarat agar relasi sosial di internet dapat memenuhi kebutuhan emosional individu.

Oleh karena itu, individu lajang di Indonesia juga perlu memiliki lingkaran pertemanan tatap muka yang tidak menghakimi mereka yang belum menikah.

Ini menjadi tantangan tersendiri mengingat stigma sosial yang cukup kuat terhadap individu lajang di Indonesia. Untuk jangka panjang, kita perlu memikirkan langkah strategis untuk mengurangi stigma masyarakat terhadap individu yang tidak menikah.

Lagi pula, studi juga sudah menunjukkan bahwa pernikahan bukan lagi satu-satunya penentu kebahagiaan seorang dewasa.

Bagi mereka yang tidak menikah, terdapat berbagai relasi alternatif yang dapat mengakomodasi kebutuhan emosional untuk dimiliki dan memiliki.

Secara umum, relasi alternatif itu dikelompokkan menjadi relasi dengan orang lain dan relasi dengan Tuhan.

Hasil penelusuran saya dari berbagai penelitian menemukan bagaimana para lajang bisa menikmati keleluasaan untuk berteman dan berjejaring dengan banyak orang dan bagaimana kedekatan spiritual dengan Tuhan menjadi momen yang berharga bagi para lajang.

Membangun relasi yang tulus adalah ramuan penting kebahagiaan manusia. Pernikahan bukan jaminan untuk mendapatkannya, apalagi pertemanan di dunia maya. Oleh karena itu, penting bagi lajang untuk mengelilingi diri dengan lingkaran pertemanan yang sehat dan membangun.(*)


Penulis merupakan pengajar psikologi di Universitas Pelita Harapan. Pertama kali dipublikasi untuk The Conversation.

Tags: #internet#kebahagiaan#lajang
Share39SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025
Berita

Fawer Sihite: Tiga Bulan Wesly Jabat Wali Kota Tidak Mencerminkan Visi Misi Saat Kampanye

18/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
domain publik
Dialektika

Daoed Joesoef, Hakikat Pendidikan, dan Nilai Keindonesiaan

17/09/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba