Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Rabu, Juli 2, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Bahaya Rokok dan Rapuhnya Narasi Antirokok

by Redaksi
22/11/2020
in Pojokan
104
SHARES
742
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Aris Perdana*

PIRAMIDA.ID- Mengonsumsi tembakau di Indonesia adalah perkara lazim. Mulai dari penggunaan sehari-hari seperti merokok, hingga penggunaan tembakau untuk ritual adat. Tapi narasi bahaya rokok sebagai produk olahan tembakau tetap beredar dan dikampanyekan secara masif oleh antirokok.

Tidak ada yang salah soal itu. Setiap orang berhak memiliki pandangan dan meyakininya. Hal tersebut berlaku bagi para pembenci rokok, pun demikian bagi para perokok. Semua berhak menentukan baik-buruk sesuai versi masing-masing.

Soal validitas pandangan adalah hal lainnya. Maksudnya, siapapun berhak menguji setangguh apa sebuah opini berdiri. Sebagai perokok, sah-sah saja kalau kita mau menguji kekuatan argumen antirokok. Vice versa. Antirokok pun bisa dan bahkan sudah sering melakukannya.

Kampanye bahaya rokok sudah sering mereka dengungkan, karena memang itulah pekerjaan seorang antirokok. Tapi ada beberapa fenomena yang membuktikan betapa rapuh dan tendensiusnya pandangan mereka. Sebagai contoh, kita bisa menguji narasi yang menyebut bahwa rokok akan memperpendek usia hidup seseorang.

Pertama, ada banyak perokok yang hidup hingga usia sepuh. Fakta tersebut secara otomatis menggugurkan tuduhan rokok adalah pembunuh. Selesai? Belum juga.

Antirokok punya dalih lain. Bahwa bahaya rokok akan semakin meningkat jika diikuti faktor lainnya seperti gaya hidup, pola makan, polusi udara dan lain-lain. Dalih itupun justru menunjukkan kerapuhan narasi mereka sendiri. Artinya rokok tidaklah berbahaya asal pola hidup, pola makan, dan kualitas udara baik.

Apakah fakta itu akan mengubah pandangannya soal bahaya rokok? Tentu tidak. Antirokok atau orang yang berpandangan bahwa merokok adalah kebiasan yang membunuh, biasanya akan setia pada pandangannya. Tak peduli betapa pun rapuhnya, ketentuan umum pandangan mereka berbunyi: rokok berbahaya.

Contoh lainnya, kita bisa menemukan banyak orang yang tidak merokok ternyata menderita kanker paru-paru atau penyakit lain yang digadang-gadang sebagai dampak merokok. Bagaimana tanggapan mereka soal itu?

Perokok pasif. Ya, perokok pasif (second-hand smoker) adalah alasan utama mereka menanggapi hal tersebut. Yang mereka maksud perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok tapi terpapar asap rokok orang lain.

Bahkan muncul istilah lain, third-hand smoker, yakni orang yang tidak merokok, tidak terpapar langsung asap rokok, tapi menghirup racun rokok melalui perantara seperti pakaian, bantal, dan media lain yang terpapar asap rokok. Mungkin kelak akan lahir istilah fourth-hand smoker, fifth-hand smoker, dst. Intinya, rokok tetap bersalah.

Tak jarang pula mereka mengampanyekan bahwa perokok pasif jauh lebih berbahaya dari pada perokok itu sendiri. Muncul pertanyaan: kalau begitu kenapa tidak sekalian merokok saja? Nah, kembali ke ketentuan umum: rokok berbahaya.

Terbaru, otoritas kesehatan kerap mengaitkan aktifitas merokok dengan COVID-19. Menurut mereka perokok lebih rentan terpapar virus corona karena perokok sering menyentuh mulut ketika mengisap rokok. Sedangkan tangan perokok tidak bisa dipastikan kebersihannya. Maka aktifitas mengisap rokok dianggap menjadi aktifitas yang berpotensi menyebarkan virus. Seolah merokok adalah satu-satu kegiatan yang membuat tangan menyentuh mulut.

Uniknya, di saat yang bersamaan mereka juga mengklaim bahwa perokok pasif lebih kasihan, karena tidak tahu apa-apa tapi bisa terkena imbasnya. Lha, ‘kan mereka tidak menyentuh mulut, kok bisa terpapar? Nah, dalih baru akan lahir. Kembali ke ketentuan umum: rokok berbahaya.

Demikianlah lingkaran argumentasi antirokok. Akan terus berputar dari dan ke titik yang sama. Hal itu membuktikan bahwa pandangan bahaya rokok sering tidak konsisten, bias, dipaksakan, dan rapuh.

Sekali lagi, setiap orang berhak memiliki pandangan dan meyakininya. Semua berhak menentukan baik-buruk sesuai versi masing-masing. Bedanya, perokok adalah kaum santai. Tidak akan ada kampanye yang mengajak orang-orang untuk mulai merokok.

Perokok harus adil sejak dalam pikiran. Kita tidak bisa secara sembrono menyebut rokok barang yang menyehatkan. Setidaknya, kita bisa meyakini satu hal: rokok bukanlah faktor tunggal yang menentukan hidup-mati seseorang.

Tabik.


Penulis merupakan manusia yang dikutuk untuk bebas. Kontributor di Komunitas Kretek Indonesia.

Tags: #antirokok#narasi#rokok
Share42SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba