Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Juli 3, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Kabar Desa

Bansos: Kala Kepala Desa Juga Dilanda Wabah ‘Pusing’ Kepala

by Redaksi
09/08/2020
in Kabar Desa
suasana penyaluran bansos/istimewa

suasana penyaluran bansos/istimewa

110
SHARES
787
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Krisis ekonomi akibat amukan corona tak hanya membuat ‘pusing’ para petinggi negara saja. Melainkan juga kepala desa.

Soalnya, kepala desa beserta ‘kabinetnya’ wajib memastikan berbagai bantuan pemerintah harus sampai pada tangan warga yang membutuhkan. Masalahnya, ada banyak data meleset begitu sampai nama dan alamat si calon penerima.

Ada warga pemilik mobil dan rumah megah masuk daftar penerima. Sebaliknya, nenek yang hidup sebatang kara malah ‘zonk’ alias tidak mendapat apa-apa.

Gampang ditebak, gunjingan segera merebak. Pemerintah desa segera diserbu tudingan pilih kasih, mementingkan sanak saudara, dan sebagainya. Padahal, sebagian data penerima bukan datang atas usulan desa melainkan datang dari struktur di atasnya.

Balai desa menjadi sasaran kemarahan. Rombongan warga segera menyerbu kantor desa untuk meminta ‘keadilan’. Perangkat desa berusaha menjelaskan bahwa data yang salah itu bukan atas usul desa melainkan data ‘dari atas’.

Dengan segera, alasan ini dianggap mengada-ada, menghindar dari tanggungjawab dan sebagainya. Sudah pasti, malamnya kepala desa tak bisa tidur nyenyak karena hal ini.

Bagi institusi selevel dinas di kabupaten atau tingkat provinsi, masalah salah sasaran begini bukan masalah yang rumit. Mereka bisa berkilah, data yang mereka pakai berasal dari struktur di bawahnya, lalu berjanji akan melakukan revisi dan segala usaha memperbaiki data. Selesai masalah, meski entah kapan revisi dilakukan.

Lain Kepala Dinas lain pula Kepala Desa. Bagi Kepala Desa, ini masalah yang rumit.

Pertama, mereka tidak memiliki kekuatan untuk merubah data karena data datang ‘dari atas’. Yang bisa dilakukan adalah mengusulkan lalu mengusulkan lagi. Kedua, ini yang paling gawat, tudingan warga soal data yang salah sasaran dan padahal bukan dibuat pemerintah desa adalah, bisa menggerogoti kepercayaan warga terutama para pemilih si kepala desa pada Pemilihan Kepala Desa edisi selanjutnya. Bukan rahasia lagi, para kepala desa selalu ingin menjadi kepala desa lagi..dan lagi.

Tetapi sesungguhnya, masalah yang jauh lebih penting dan menjadi terbengkalai akibat hiruk-pikuk pembagian dana sosial adalah, pemerintah desa menjadi kehilangan tenaga untuk memikirkan bagaimana menciptakan program yang bisa mendorong produktivitas ekonomi warganya di masa pagebluk ini. Kenapa ini penting, soalnya krisis ekonomi ini tidak akan selesai hanya dengan ‘pembagian’ uang pada warga.

Dana sosial bagaimanapun hanya berlaku untuk beberapa bulan saja. Tentu saja jumlah dana itupun tak sanggup menjawab kebutuhan warga secara penuh.

Lalu, bagaimana nasib warga penerima bantuan dana sosial setelah tak ada bantuan sosial pemerintah dan pagebluk masih berkuasa. Ini yang musti dipikirkan saat ini terutama pada situasi ekonomi pedesaan.

Tapi apa daya, gegara amukan si corona, pemerintah desa bukan hanya ‘tenggelam’ dalam pusaran masalah data warga penerima bantuan, tetapi juga terpangkasnya saturan juta anggaran desa. Ini yang paling membuat kepala para Kades menjadi berkunang-kunang.

Puluhan rencana pembangunan sudah diambang mata pada Tahun Anggaran 2020 ini harus dicoret, jika tidak ya dikurangi budgetnya. Ini terpaksa dilakukan soalnya seluruh rupiah sedang dikerahkan mengatasi corona. Bagaimana bisa membangun dan menjalankan aktivitas ekonomi jika sebagian besar dana membangun kena pangkas.

Tak banyak pilihan yang dimiliki Kepala Desa sekarang ini selain menjalani instruksi dari pusat mengenai cara mengusir wabah corona. Sekaligus merelakan berbagai rencana pembangunan harus raib dari daftar agenda desa tahun 2020. Pada saat sama musti siap pula menjadi ‘terminal’ keluh-kesah warga yang sedang terjepit ekonomi. Masih ingin jadi kepala desa?


Sumber: Kongres Kebudayaan Desa/ Aryadji

Tags: #bansos#kepaladesaCorona
Share44SendShare

Related Posts

Pasca Turut ‘Gembosi’ Dana Desa Simalungun, Kepala Inspektorat Takut Beri Penjelasan

21/12/2023

Piramida.id|Simalungun - Roganda Sihombing Kepala Inspektorat kabupaten Simalungun 'kebakaran jenggot' pasca diberitakan media ini pada hari Rabu (20/12) dengan judul...

Korwil PP GMKI Apresiasi Polda Sumut OTT Anggota Bawaslu

18/11/2023

Piramida.id|Medan - Azlansyah Hasibuan (AZ) Anggota Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Medan kena Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh...

Pangulu Buntu Bayu Simalungun ‘Goreng’ Dana Desa

30/10/2023

Piramida.id|Simalungun - Kegiatan rabat beton jalan sepanjang 250 meter dengan lebar 3.0 meter di nagori Buntu Bayu kecamatan Hatonduhan, kabupaten...

Pemuda Desa memiliki Potensi: Ayo Bergeraklah!

11/03/2021

Andry Napitupulu* PIRAMIDA.ID- Pemuda desa yang ada di berbagai daerah indonesia sangatlah minim untuk bergerak, padahal potensi pemuda desa sangatlah...

Peningkatan Ekonomi Nasional: Pentingnya Teknologi Pertanian di Pedesaan

22/01/2021

Tulus Panggabean* PIRAMIDA.ID- Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani, menjadikan pertanian sebagai...

Sihaporas: Desa adalah Masa Depan Pemuda dan Pemuda adalah Masa Depan Desa

29/11/2020

Tulus Panggabean* PIRAMIDA.ID- Masyarakat desa memiliki kewajiban dalam membangun dan memelihara lingkungan desa, hal tersebut termaktub dalam UU No. 6...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba