Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Mei 12, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Edukasi

Benarkah Orang Cerdas Lebih Senang Hidup Sendirian?

by Redaksi
09/05/2022
in Edukasi
100
SHARES
717
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Tahun 2016, sebuah studi di British Journal of Psychology, mengungkapkan bagaimana leluhur kita berdampak pada perasaan kita saat ini. Para peneliti menguak, kebanyakan orang merasa puas dan bahagia bila memiliki banyak teman, kecuali Anda adalah orang cerdas di atas IQ rata-rata.

Orang yang lebih cerdas bukan berarti tidak mau bergaul, mereka hanya ingin berteman atau berkelompok dengan orang yang cerdas juga. Sebab, pertemanan yang berkualitas dapat memecahkan tantangan unik, dan mereka sendiri mampu memecahkan masalah sendiri tanpa memerlukan bantuan teman-temannya.

Dua peneliti itu adalah Norman Li dari dari School of Social Sciences, Singapore Management University, dan Satoshi Kanazawa di London School of Economics and Political Science, Inggris. Mereka mendasarkan temuan mereka bahwa kecerdasan evolusi kitalah yang menjadi rasa senang untuk menyendiri ini. Landasan yang mereka gunakan adalah teori sabana (savanna theory happiness).

“Analisis data ini mengungkapkan bahwa berada di sekitar kerumunan orang yang padat biasanya menyebabkan ketidakbahagiaan, sementara bersosialisasi dengan teman biasanya mengarah pada kebahagiaan—yaitu, kecuali orang tersebut sangat cerdas,” tulis para peneliti.

Teori kebahagiaan sabana mengacu pada konsep bahwa otak kita melakukan sebagian besar evolusi biologisnya saat spesies kita hidup di sabana. Pikiran kita dirancang oleh dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan sebelum manusia itu sendiri menciptakan masyarakat berbasis pertanian dalam evolusi kognitif berikutnya.

Secara sederhana, psikologi evolusioner mengasumsikan bahwa tubuh dan otak kita telah berevolusi menjadi pemburu-pengumpul. Evolusi bergerak dengan lambat dan tidak mengikuti kemajuan teknologi dan peradaban.

Pada masa prasejarah, manusia tinggal di lingkungan penduduk yang jarang ditemui orang asing. Akan tetapi, dalam tatanannya, manusia hidup dalam kelompok yang terdiri setidaknya 150 orang berbeda dan berhubungan dengan erat.

Kebahagiaan rata-rata manusia berasal dari kondisi yang mencerminkan leluhur ini, dan itu masih terjadi dalam psikologi evolusi kita hari ini.

Ada dua faktor kunci yang digunakan Li dan Kanazawa dari teori kebahagiaan sabana: kepadatan penduduk, dan seberapa sering manusia bersosialisasi dengan temannya.

Menurut Li dan Kanazawa, banyak orang di era modern tinggal di tempat yang penduduknya lebih tinggi daripada nenek moyang kita. Otak kita telah berevolusi, menyesuaikan diri agar cocok dengan cara hidup sebagai pemburu-pengumpul dengan beramai-ramai.

Ketika manusia beralih ke lingkungan perkotaan yang padat penduduk, hal itu berpengaruh pada budaya kita. Manusia tidak lagi jarang berinteraksi dengan orang asing, dan terus menerus melakukannya. Para peneliti menyebut, perkotaan adalah lingkungan dengan stres tinggi.

Kebanyakan orang-orang justru lebih memilih cara bahagia alami mereka yakni berada di sekitar sedikit orang, dan menghabiskan lebih banyak waktu dengan segelintirnya saja.

“Secara umum, individu yang lebih cerdas cenderung memiliki preferensi dan nilai yang ‘tidak wajar’ yang tidak dimiliki nenek moyang kita,” kata Kanzawa dikutip dari Inverse. “Sangat wajar bagi spesies seperti manusia untuk mencari dan menginginkan persahabatan dan, sebagai akibatnya, individu yang lebih cerdas cenderung kurang mencari mereka.”

Mereka juga menemukan bahwa orang yang sangat cerdas merasa tidak mendapat banyak manfaat dari persahabatan, terlebih yang banyak orang. Namun mereka lebih memilih untuk bersosialisasi lebih sering daripada orang yang kurang cerdas, para peneliti mengungkapkan.

Oleh karena itu, orang yang sangat cerdas menggunakan kesendirian sebagai cara untuk mengatur ulang diri mereka sendiri, setelah bersosialisasi di lingkungan perkotaan yang sangat stres.

Selain itu ada 98 persen orang memiliki IQ di bawah 130. Jika Anda menempatkan satu orang cerdas yang IQ-nya di atas 130 di sebuah ruangan dengan 49 orang, kemungkinan orang itu adalah yang tercerdas di sana.

Orang yang cerdas akan menemukan bahwa sangat sedikit orang yang bisa berbagi dengan apa yang dirinya diketahui. Jadi, hanya ada sedikit orang yang ‘mengerti’ dirinya. Wajar saja bila orang cerdas lebih suka menyendiri.

Mereka lebih memilih untuk berteman dalam kehidupan sosial ‘yang sehat’. Hal itu dapat membantu orang yang cerdas mendapatkan kepuasan hidup, setelah sekian lamanya memilih untuk menyendiri.

Dengan kata lain, persahabatan yang baik, terutama bagi orang cerdas, mungkin bukan karena kuantitas tetapi kualitas.(*)


 

Tags: #kesunyian#orangcerdas#psikologi
Share40SendShare

Related Posts

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th.,S.H.,MAPS 1. Menghadapi Perang Dagang Global Perang...

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global

14/04/2025

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th., S.H., MAPS Kunjungan...

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

11/04/2025

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Refleksi Mahasiswa Kristen dalam Perspektif Alkitabiah Ditulis Oleh: Fawer...

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen

01/04/2025

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen Oleh: Fawer Full Fander Sihite.,S.Th.,S.H.,MAPS Perang dagang...

Pemuda Sebagai ‘Agent Of Solution’ Pada Pemilu 2024

24/01/2024

Sejak 28 November 2023, masa kampanye Pemilu 2024 dimulai. Partisipasi politik generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) memiliki pengaruh...

Jes Manro Kepsek SMP 1 Parapat Klarifikasi Pemberitaan Dirinya

12/12/2023

Piramida.id|Simalungun - Jes Manro Tambunan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 1 Parapat, kabupaten Simalungun (Sumut) memberikan klarifikasi atas pemberitaan terkait dirinya...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Dialektika

Mengapa Demokrasi dapat Melahirkan Tirani?

21/02/2022
Edukasi

Pandangan Sosiologi Hukum terhadap Kasus Korupsi

15/10/2021
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba