Piramida.id|Siantar – Alokasi dana bantuan operasional siswa (BOS) Sekolah Menengah Atas (SMA) Bintang Timur Pematangsiantar (Sumut) pada tahun 2020-2021 khususnya, dipertanyakan bahkan diminta agar dilakukan pengauditan ulang oleh pihak yang berwenang, karena diduga sarat dengan tindakan korupsi bahkan mark up.
Permintaan ini datangnya dari beberapa orangtua siswa dan tenaga pegawai yang bekerja di sekolah swasta Bintang Timur tersebut.
Beberapa orangtua siswa dan Pegawai yang menjadi sumber dalam pemberitaan ini mengatakan bahwa keseluruhan pengeluaran dana BOS tidak pernah diketahui oleh mereka.
“Sebenarnya dana itu untuk segala alokasi dan penggunaannya setidaknya diketahui oleh para pendidik dan untuk pertanggungjawabannya perlu juga diketahui oleh orangtua Siswa,” terang salah satu wali murid SMA Bintang Timur.
Mereka (Sumber) menekankan agar pihak yang berwenang segera melakukan pemeriksaan di anggaran dana BOS tahun 2020-2021 lalu, ketiaka proses belajar dilakukan dari rumah secara online.
“Kami memperoleh data dan sumber bahwa di tahun 2020-2021 itu kan sejak Maret 2020 sekolah diberhentikan oleh Pemerintah karena Pandemi Covid-19 dan belajar secara daring (online) dari rumah masing masung, namun ada beberapa item untuk data dana BOS SMA Bintang Timur yang laporannya kami duga tidak sesuai dengan yang sesungguhnya dan kami punya semua data itu,” tegas sumber sembari memberikan data yang dimaksud.
“Kami meminta agar pihak badan pemeriksa keuangan (BPK) ataupun Kejaksaan segera melakukan penyelidikan atas hal ini, karena kami duga telah terjadi tindak korupsi dan pembohongan,” bilang beberapa wali murid tersebut.
Hal itu juga disetujui oleh beberapa tenaga Pegawai yang mengabdi di SMA Bintang Timur.
“Perlu juga hal itu dilakukan (pemeriksaan) karena menyangkut anggaran dari negara maka pertanggungjawabannyapun harus terbuka dan transparan,” cetus salah seorang Pegawai yang meminta identitasnya dirahasiakan.
SMA Bintang Timur juga dikepalai oleh seorang Suster Biarawati, sama halnya dengan SMP dan sekolah Swasta ini berada dibawah naungan Yayasan Perguruan Katolik Santo Laurentius.
Ketika Suster Aniceta KYM selaku Kepala sekolah dikonfirmasi sejak beberapa hari lalu, Biarawati itupun memilih untuk diam dan belum berkomentar. (Fas)