Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, April 2, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Kabar Desa

Di Balik Krisis Corona, Desa Menjadi ‘Pahlawan’

by Redaksi
26/07/2020
in Kabar Desa
ilustrasi: desa Penglipuran/Liputan6.com

ilustrasi: desa Penglipuran/Liputan6.com

101
SHARES
723
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Wacana ‘hebatnya desa’ tampaknya memang mirip cerita pahlawan, akan muncul pada saat paling genting dan buntu.

Seperti ketika wabah corona mengamuk di seluruh penjuru dunia sekarang ini, wacana desa kembali mengemuka karena desa terbukti memiliki sederet kesaktian melawan krisis ekonomi yang saat ini menghantam dunia.

Hebatnya desa terutama dari sisi ekonomi. Sebagai penghasil bahan pangan melalui sistem pertaniannya, ketahanan pangan warga jelas jauh lebih kuat dibanding kota yang semuanya harus membeli. Ibarat kata, kalau cuma urusan makan, tinggal petik sayur di kebun saja.

Hebatnya lagi, sebagian besar tanaman pangan yang dikonsumsi adalah tanaman organik atau semi-organik. Sehingga kualitas kesehatan mereka lebih baik.

Pertanyaannya kemudian, apa iya kepemilikan lahan pertanian dan pola hidup warga desa bisa menciptakan produktivitas ekonomi lebih tinggi atau hanya sekedar bisa menopang kebutuhan survival paling dasar?

Nah, inilah yang membedakan desa zaman dahulu dan zaman kekinian. Jika dulu desa diangap survive dari krisis karena ketahanan pangannya saja tapi tidak bisa menciptakan nilai lebih dari potensi itu, kini berbeda cerita.

Warga desa kini lebih melek pengetahuan mengenai peluang ekonomi di luar desanya. Ini terjadi terutama karena dukungan teknologi komunikasi yang kini bisa dinikmati siapa saja.

Teknologi komunikasi digital membuat warga desa bisa mengakses informasi seperti halnya warga kota. Fakta ini memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi warga desa.

Sekarang, warga desa terutama anak muda mulai paham bahwa desa sesungguhnya memiliki keunggulan hardware maupun software yang jika dikembangkan, bakal menjadi kekuatan ekonomi baru.

Melalui gadget berkoneksi internet, sekarang warga desa dengan leluasa bisa mendapatkan beragam informasi mengenai pengembangan kewirausahaan berbasis potensi lokal yang mereka miliki. Salahsatu faktanya, ribuan UMKM mulai menggunakan pemasaran online untuk mengembangkan pasar bagi produk mereka.

Bahkan ratusan desa kini mampu membangun ‘pasar digital’ sendiri meski masih berorientasi pasar domestik desa mereka.

Di sisi lain, ekonomi perkotaan terutama sistem ekonomi yang berkaitan dengan situasi ekonomi makro sedang menghadapi badai besar. Desa dengan seluruh isi di dalamnya mulai sadar bahwa mereka tak bisa lagi bergantung dengan kota.

Anggapan bahwa perkembangan desa tergantung apa yang sedang terjadi di kota, mulai bergeser menjadi kota bukan lagi tolok ukur dengan apa yang harus dilakukan desa.

Fenomena ‘kasat mata’ lainnya adalah kini warga di kawasan pedesaan sudah mulai pula menggunakan teknologi online untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Dihadapkan pada situasi pembatasan sosial akibat COVID-19, fenomena ini menjadi sebuah pola aktivitas sosial baru yang tak bisa dianggap remeh secara ekonomi.

Para ibu rumah tangga di pedesaan kini bisa dengan mudah menciptakan beragam menu makanan yang selama ini hanya ada di kota. Sekarang ini, Anda bisa mendapatkan aneka burger, pizza dan Friend Chicken dan aneka makanan lainnya dari jejaring media sosial desa.

Merek bukan lagi acuan utama warga desa membuat keputusan belanja. Kesadaranan pentinganya belanja ke warung tetangga juga sudah menjadi pertimbangan utama kini.

Maka sudah seharusnya, sederet fakta hebatnya desa ini didorong menjadi sebuah kekuatan baru yang lebih terstruktur oleh para stakeholder di desa agar menjadi sebuah kekuatan yang memiliki sustainability dan bisa menjadi ladang ekonomi baru bagi kawasan pedesaan.

Bayangkan jika ribuan desa saling berjejaring untuk menggunakan produk asli desa mereka, saling tukar dan saling beli. Rupiah tak akan kemana-mana.

Maka desa akan menjadi kekuatan ekonomi baru sekaligus menjadi benteng terakhir bagi bangsa ini menghadapi pageblug corona dan entah pageblug apalagi yang di masa depan sangat mungkin akan terjadi.

Maka, deretan kesaktian desa tidak akan lagi seperti kisah kepahlawanan. Melainkan telah menjadi pahlawan itu sendiri.


Sumber: Kongres Kebudayaan Desa

Editor: Red/Hen

Tags: #berdikari#tonggakkrisisDesaheadline
Share40SendShare

Related Posts

Pemuda Desa memiliki Potensi: Ayo Bergeraklah!

11/03/2021

Andry Napitupulu* PIRAMIDA.ID- Pemuda desa yang ada di berbagai daerah indonesia sangatlah minim untuk bergerak, padahal potensi pemuda desa sangatlah...

Peningkatan Ekonomi Nasional: Pentingnya Teknologi Pertanian di Pedesaan

22/01/2021

Tulus Panggabean* PIRAMIDA.ID- Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani, menjadikan pertanian sebagai...

Sihaporas: Desa adalah Masa Depan Pemuda dan Pemuda adalah Masa Depan Desa

29/11/2020

Tulus Panggabean* PIRAMIDA.ID- Masyarakat desa memiliki kewajiban dalam membangun dan memelihara lingkungan desa, hal tersebut termaktub dalam UU No. 6...

Pandemi: Petani alami Kesulitan, Ancaman Kelaparan Menghantui

12/09/2020

PIRAMIDA.ID- Pandemi virus corona memberikan kesulitan bagi para petani dan membahayakan ketahanan pangan jutaan orang, baik di kota maupun pedesaan. Dilansir dari...

suasana penyaluran bansos/istimewa

Bansos: Kala Kepala Desa Juga Dilanda Wabah ‘Pusing’ Kepala

09/08/2020

PIRAMIDA.ID- Krisis ekonomi akibat amukan corona tak hanya membuat ‘pusing’ para petinggi negara saja. Melainkan juga kepala desa. Soalnya, kepala...

Ekonomi Desa dan Faktor Marginalisasinya

31/07/2020

PIRAMIDA.ID- Kalau berbicara tata pemerintahan Indonesia, unit terkecilnya adalah desa. Disahkannya Undang-Undang Desa Nomor 6 tahun 2014 membuat desa memiliki...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Edukasi

Cerpen: Tambang Liar

02/04/2023
Dunia

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Ekosospolbud

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023
Berita

Korwil GMKI Sumut-NAD Minta KPK Turun Tangan Terkait Dugaan Penggelapan Pajak Dibalik Kematian Bripka Arfan

31/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023

Populer

Berita

Ketua DPRD Siantar Tidak Berani Debat, ILAJ Minta MA dan Mendagri Tolak Hasil Pansus Angket

27/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Jakarta Raya Mendesak Kepala BPJS Jakarta Selatan Dicopot dari Jabatannya

27/03/2023
Dialektika

Quo Vadis Carbon Trading sebagai Industri Keuangan Terbarukan

19/03/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia