Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Mei 20, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Diskriminasi Terhadap Perokok, dari Waktu ke Waktu

by Redaksi
26/08/2022
in Pojokan
107
SHARES
766
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Indi Hakimi*

PIRAMIDA.ID- Bukan kali ini saja perokok mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat. Perlakuan itu bukan hanya melalui tindakan-tindakan, begitu juga dengan stereotip dan bahkan juga dilembagakan dalam bentuk peraturan. Sebenarnya bagaimana sejarah diskriminasi perokok ini bermula? dan seperti apa bentuknya?

Catatan tertua kami melihat bahwa bentuk diskriminasi perokok bermula dari kebijakan di Jerman saat masih dikuasai oleh pemimpin fasis nan terkenal, Adolf Hitler. Sang der Fuehrer saat itu mengeluarkan sebuah aturan melarang menghisap tembakau dimulai dari lingkup terkecil yaitu para prajuritnya.

Kebijakan ini dibuat mengingat Hitler menganggap bahwa kebiasan merokok adalah satu hal yang membuang-buang uang. Maklum, kala itu sang pemimpin sedang benar-benar konsentrasi dengan ekonomi bangsa mengingat ongkos perang cukup besar yang sedang dibutuhkan.

Akibatnya aturan tentang antitembakau pun dibuat. Sementara itu Organisasi anti-tembakau lainnya juga ikut  berdiri, misalnya Bund Deutscher Tabakgegner (Federasi Penentang Tembakau Jerman) pada 1910.

Bak jamur di musim hujan,  organisasi serupa tumbuh subur di Praha tahun 1920 dengan nama Bund Deutscher Tabakgegner in der Tschechoslowakei (Federasi Penentang Tembakau Jerman di Cekoslovakia), termasuk di wilayah Austria bernama A Bund Deutscher Tabakgegner in Deutschösterreich (Federasi Penentang Tembakau Jerman di Austria-Jerman) yang berdiri pada 1920.

Organisasi dan kebijakan ini yang kemudian semakin memperkuat tindakan diskriminasi terhadap perokok. Rezim fasis saat itu sangat melanggengkan tindakan kekerasan, hal itu tercermin dari saat bagaimana mereka mengebiri dan menggenosida kelompok yahudi di eropa.

Bukan hanya di Eropa, diskriminasi perokok juga terjadi di Benua Amerika. Bahkan di saat itu ada upaya pencegahan masyarakat untuk bekerja jika mereka terbukti adalah seorang penikmat rokok.

Akan tetapi perjuangan masyarakat sipil di sana kemudian melahirkan sebuah kemenangan di sana yaitu dibuatnya undang-undang perlindungan perokok. Regulasi ini dibuat pada era 1980an dan ditetapkan di beberapa negara kawasan seperti California, New York, dan Dakota Utara.

Sedangkan bagaimana dengan di Indonesia? Salah besar jika ada anggapan bahwa diskriminasi perokok itu tak pernah ada. Justru tindakan itu banyak terjadi meskipun industri kretek dan ekologi pengolahan hasil tembakau di Indonesia sejatinya cukup sehat.

Diskriminasi kepada para perokok di Indonesia bermula dari kampanye-kampanye kesehatan yang sebenarnya mirip dengan propaganda yang dikeluarkan oleh Nazi. Perokok dianggap tidak menyehatkan, menggangu sosial, dan boros.

Salah satu diskriminasi yang paling nyata adalah dikeluarkannya beberapa kebijakan yang justru merugikan perokok adalah peraturan daerah kawasan tanpa rokok. Aturan ini sebenarnya cukup baik tapi sayang implementasi di lapangannya justru banyak yang menindas perokok.

Hal lainnya yang bisa dianggap sebagai diskriminasi perokok adalah kebijakan kenaikan cukai tiap tahunnya. Apalagi dengan tarif yang sangat progresif pula. Bukan hanya perokok yang terdampak akibat kebijakan ini tapi juga industri, pedagang, dan para petani.

Pertanyaannya kemudian apakah sejarah diskriminasi yang panjang ini akan terus berlanjut. Apakah pembiaran ini akan terus menjadi pembenaran yang berlalu begitu saja. Ini menjadi pekerjaan rumah tangga bagi kita semua sebagai perokok.

Setidaknya perlawanan itu di mulai dari hal yang terkecil. Memberikan contoh pada sekitar bahwa perokok juga bisa berlaku tertib, sehat, dan menaati peraturan. Membalikman stigma yang selama ini disematkan adalah hal termudah yang bisa kita lakukan untuk melawan diskrminasi tersebut.(*)


Indi Hakimi tinggal di pinggiran Jakarta. Kontributor Komunitas Kretek Indonesia.

Tags: #diskriminasi#nazi#perokok
Share43SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Spiritualitas

Kasih Sebagai Perintah Baru

26/07/2020
Edukasi

Peran Media Massa sebagai Watchdog Politik di Indonesia

17/11/2022
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

Immanuel Kant, Filsuf Yang Lebih Tepat Waktu Dari Jam

24/05/2020
Dialektika

Menilik Fenomena Hukum Tajam ke Bawah Tumpul ke Atas

28/04/2022
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba