Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, Juli 6, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sains

Doppelgänger, Alasan di Balik Wajah Kembar Meski Bukan Saudara

by Redaksi
22/07/2021
in Sains
101
SHARES
718
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Banyak frasa bijak yang bertebaran bahwa setiap manusia itu unik. Anda bisa menemukan dengan mudahnya frasa-frasa itu di internet, media sosial, hingga buku-buku improvisasi diri.

Meski demikian, sedang ramai pula di dunia maya foto orang-orang yang dikumpulkan karena mirip artis terkenal. Influencer Reza Oktovian misalnya yang dikumpulkan warganet bersama  deretan foto wajah orang lain yang mirip dengannya, bahkan seekor kucing. Fenomena seperti ini disebut dengan doppelgänger.

Mengapa kita memiliki kembaran? Bukankah setiap manusia itu unik?

Tahun 2015, para peneliti di Australia di International Journal of Legal Medicine mencoba menghitung seberapa mungkin kita memiliki doppelgänger, yakni dua orang yang secara persis dalam delapan fitur wajah utama kita.

Mereka menemukan bahwa ada sekitar satu dari 135 kemungkinan kita memiliki kembaran yang lengkap di suatu tempat di dunia. Kemudian satu banding 1 triliun kasus kemungkinan seseorang yang kita temui di jalan memiliki kemiripan persis.

Teghan Lucas, yang pada saat itu merupakan mahasiswa doktoral di University of Adelaide, bersama Maciej Henneberg dalam laporan itu, mereka mengandalkan database antropometrik militer Amerika Serikat.

Mereka menganalisa 4.000 individu untuk mencari wajah yang sama, tetapi tidak menemukannya. Barulah lewat persamaan matematika, dengan menggunakan kombinasi delapan ciri metrik wajah, memungkinkan dua wajah ditemukan.

“Penggunaan sifat ‘deskriptif’ [dalam penelitian,] melibatkan kata sifat seperti ‘lebar’ dan ‘melengkung’ untuk mengkategorikan fitur wajah seperti hidung, sedangkan sifat ‘metrik’ paling sering melibatkan pengukuran jarak antara titik-titik tertentu pada wajah,” kata Henneberg, diktuip dari rilis Univeristy of Adelaide.

“Deskriptif tidak dianggap sebagai metode evaluasi yang dapat diandalkan karena sifat seperti warna mata seseorang bersifat subjektif.”

“Dalam penelitian kami, kami hanya menggunakan metrik (pengukuran antropometri wajah) dari kepala, hidung, mata, dan bibir individu, yang dikumpulkan oleh orang-orang yang memenuhi syarat dalam antropometri,” tambahnya.

Lucas menambahkan, penelitiannya adalah bukti yang kuat dalam kasus kriminal, bahwa sangat hampir mustahil seseorang bertindak kejahatan dilakukan berkat adanya orang yang kembar.

DNA dan gen

Tetapi yang menjadi faktor pertama mengapa kita memiliki kembaran adalah DNA. Berdasarkan laporan penelitian di Science Advances, Rabu (14/02/2021) ternyata DNA kita, hanya tujuh persen yang unik. Keunikan ini pun yang menjadi alasan mengapa kita juga memiliki sedikit kemiripan dengan manusia purba, seperti Neanderthal dan Denisova.

Dalam makalah berjudul An ancestral recombination graph of human, Neanderthal, and Denisovan genomes itu, para peneliti juga menemukan bahwa genom kita sendiri hanya 1,5 persen yang unik dari sesama kita–spesies manusia baru.

“Kami dapat mengatakan bahwa wilayah genom itu sangat kaya untuk gen yang berkaitan dengan perkembangan saraf dan fungsi otak,” kata Richard Green, ahli bilogi komputasi University of California, salah satu penulis makalah dikutip dari Phys.

Melansir dari Women’s Health, Joseph McInernery dari American Society of Human Genetics memaparkan, bahwa dirinya juga pernah meneliti gen dari dua orang kembar doppelgänger.

Dia mengatakan bahwa setiap dua orang yang diambil secara acak, ternyata mereka berbagi sekitar 99,5 persen dari urutan gennya. Dengan kata lain, sekitar 0,5 gen kita adalah unik jika dibandingkan dengan kembaran kita–yang entah itu berada di mana atau kapan dia hidup.

Hasil serupa juga dipaparkan oleh Michael Sheehan dari Museum of Comparative Zoology and Integrative Biology University of California bersama rekannya, Michael Nachman. Mereka menulis makalah Morphological and population genomic evidence that human faces have evolved to signal individual identity di Nature Communication 2014 lalu.

Mereka melaporkan, wajah manusia sebenarnya lebih berbeda, dan memiliki variasi daripada panjang dan lebarnya tangan atau kaki. Hal itu karena gen memang berkaitan dengan tampilan kita, daripada anatomi kita lainnya.

“Hanya ada begitu banyak keragaman genetik,” terang Sheehan dikutip dari Live Science. Dia mengibaratkan kesamaan genetik tetaplah langka dengan kartu remi.

“Kalau Anda mengocok setumpuk kartu itu berkali-kali, pada titik tertentu, Anda akan dapatkan kartu yang sama dibagikan kepada Anda dua kali,” tambahnya.

Terlebih, kemiripan akan sangat mungkin terjadi jika seseorang itu memiliki detail latar belakang yang sama, seperti keluarga, etnis, dan ras.

“Ini tidak seperti Anda menemukan orang Asia dan Eropa yang terlihat hampir identik,” kata Arthur Beaudet, menanggapi dan tidak terlibat dalam makalah tersebut. Dia adalah profesor molekular di Baylor College of Medicine, Houston, Amerika Serikat.

“Anda menemukan dua orang dari keturunan yang sama yang mungkin, pada kenyataannya, memiliki cukup banyak berbagi genetik ketika Anda kembali.”

Namun gagasan gen ini mengalami ‘kekacauan’ seiring dengan penyebaran manusia modern di era global. Membuat beberapa kelompok dari seorang etnis, bisa saja membawa bayi dari kelompok lain.

“Orang-orang tidak banyak bergerak,” kata Beaudet. “Saat ini, kami memiliki banyak orang yang kawin dengan orang-orang dari benua lain.

Persepsi yang menipu

Faktor kedua mengapa kita bisa melihat seseorang terlihat mirip adalah berkat kemampuan mata kita memandang wajah seseorang.

Francois Brunelle, seorang fotografer di Montreal, Kanada, memotret lebih dari 200 pasangan kembar. Menurutnya pandangan dua orang—atau lebih—berwajah kembaran hanyalah sekilas. Jika hendak melihatnya lebih rinci, tentu akan ada perbedaan ‘internal’.

Akibatnya, pandangan mirip pada wajah bersifat subjektif karena persepsi, dan definisi kemiripan yang tidak bisa dihitung pasti secara angka, terang Brunelle di BBC.

“Beberapa orang kembar ketika dikumpulkan, mereka berkata ‘Tidak, ah, saya tidak melihat kembarnya. Sungguh tidak ada!’. Padahal [wajah kembar] ini sangat jelas bagi semua orang; agak gila sepertinya,” ujarnya.

Nick Fieller, ahli statistik dalam projek identifikasi wajah The Computer-Aided Facial Regonition Project memaparkan, identifikasi kemiripan oleh persepsi orang-orang terbatas, seperti hanya pada garis dan gaya rambut, dan alisnya.

“Untuk seseorang dengan wajah ‘rata-rata’, relatif mudah untuk menemukan pasangan yang cocok,” kata Fieller. “Saya pikir kebanyakan orang memiliki seseorang yang wajahnya mirip, kecuali mereka memiliki wajah yang benar-benar luar biasa dan tidak biasa,” katanya.(*)


National Geographic Indonesia

Tags: #bukansaudara#fenomena#kembar
Share40SendShare

Related Posts

Akankah Waktu Berhenti?

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Waktu dimulai ketika alam semesta mulai tercipta. Apakah jika alam semesta berakhir maka waktu akan berakhir juga? Kami pikir...

Kesenjangan Gender dalam Sains di Indonesia

29/04/2023

Wati Hermawati* PIRAMIDA.ID- Selama ratusan tahun, sains dipandang sebagai bidang laki-laki dan maskulin. Baru pada dekade 1990-an mulai terungkap secara...

Kenapa Beberapa Orang Bisa ‘Mendengar’ Suara Orang Mati

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pengalaman clairvoyance dan clairaudience merupakan pengalaman melihat atau mendengar sesuatu tanpa adanya stimulus eksternal, dan dikaitkan dengan roh orang...

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Oleh: Agung Baster* PIRAMIDA.ID- Sejarah manusia yang kita ketahui hari ini sebenarnya tidak lebih dari 1% dari sejarah spesies bedes...

Benarkah Mimpi Merupakan Kelanjutan dari Kehidupan Dunia Nyata?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Dari mana mimpi berasal? Itu merupakan pertanyaan yang banyak diajukan orang. Peradaban kuno menginpretasikan mimpi sebagai kekuatan supernatural atau...

ilustrasi: tirto.id/Gery

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Teori evolusi dengan seleksi alam, yang pertama kali dirumuskan dalam buku Darwin “On the Origin of Species” pada tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba