Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, Mei 11, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Sains

Efek Plasebo: Apa itu dan Seberapa Berisiko Membahayakan Pasien?

by Redaksi
19/07/2021
in Sains
99
SHARES
708
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Pernahkah Anda menahan buang air sambil menahan batu erat-erat? Apakah ketika menahan batu, atau melakukan aktivitas yang mengalihkan fokus, membuat rasa ingin buang air menjadi tidak terasa?

Atau ketika melakukan vaksinasi, Anda bercanda dengan dokter yang menyuntik membuat rasa suntikan itu hilang? Padahal, mau seperti apapun suntikannya rasa sakit itu tetap ada. Akan tetapi, mengapa bisa tidak terasa sama sekali?

Jawabannya adalah efek plasebo. Sebuah teka-teki psikologis manusia yang masih misteri tetapi mujarab dalam menghentikan rasa sakit, bahkan ‘menyembuhkan’. Meski demikian, efek plasebo  tetaplah tidak memberi dampak yang nyata, bahkan pada kesembuhan.

Dalam ulasan di Movement Disorder (Vol 33 Issue 8 tahun 2018), para ahli menyatakan efek ini selain tidak mempengaruhi penyakit, sebenarnya juga tidak tergantung pada persepsi pasien. Tetapi cenderung berguna untuk meningkatkan fungsi motorik penyandang penyakit parkinson.

Selain itu juga diketahui anak-anak cenderung mudah menerima efek plasebo, lebih besar daripada orang dewasa (Rheims, S. et al. 2008). Plasebo pada anak-anak biasanya digunakan agar dapat menunda diagnosis pengobatan yang semestinya tepat untuk kondisi medis yang serius.

Ahli psikologi dari Stanford University Robin Rosenberg dan Stephen Kosslyn menulis buku Abnormal Psychology (Loose Leaf) pada 2010. Dalam buku itu, mereka menulis bahwa di dunia pengobatan efek plasebo bisa ditentukan kekuatannya.

Rosenberg dan Kosslyn menulis, kapsul lebih berpengaruh daripada obat tablet. Tetapi obat tablet jika diberikan lebih banyak, efek plasebo akan lebih kuat. Kekuatan efek plasebo juga sangat kuat apabila menggunakan jarum suntik.

Hal serupa juga terjadi pada penelitian terkait pemberian transplantasi plasma darah dari pasien yang telah sembuh dari virus corona, seperti yang National Geographic Indonesia sebelumnya laporkan.

Berdasarkan makalah di MedRxiv, para ilmuwan memilih untuk tidak menyarankan penggunaan ini, dan menghentikan sementara uji coba plasma darah pada Maret lalu.

Lebih lanjut, Rosenberg dan Kosslyn menambahkan, efek itu makin nyata ketika dokter atau pemberi plasebo menunjukkan kepeduliannya terhadap pasien, berlaku ramah dan simpatik, atau memberi harapan yang tinggi akan kesembuhan yang berhasil.

Efek plasebo juga muncul dalam pengaruh persepsi, kongitif, dan kreativitas seseorang yang membaca horoskop.

Para ilmuwan menulis makalah dengan judul Good day for Leos: Horoscope’s Influence on Perception, Cognitive Performances, and Creativity di jurnal Personality and Individual Differences (Vol 101, 2016).

Efek plasebo yang dialami pada mereka yang mengamini horoskop, ternyata lebih baik saat diuji kongnitif dan kreativitasnya. Plasebo ini merangsang secara psikologis karena adanya harapan tinggi oleh mereka yang mengamini horoskop, sebab cara kerja efek ini memiliki kunci: percaya pada sesuatu sudahlah cukup.

Atsushi Asai, peneliti etika medis di Tohoku University School of Medicine, bersama Yasuhiro Kadooka di Bioethics (Vol 27 Issue 4 tahun 2013) menulis, efek plasebo dalam pertimbangan medis tidak diterima cukup baik di kalangan profesional kesehatan dan umum di berbagai negara.

Dalam laporan mereka yang berjudul Reexamination of the Ethics of Placebo Use in Clinical Practice, penggunaannya dapat melemahkan praktik kesehatan, dan membuat hubungan kepercayaan jangka panjang antara pasien dengan profesional kesehatan rentan.

“Namun, kami berpikir bahwa diskusi etis sangat dibutuhkan karena sifatnya yang kontroversial,” tulis mereka di makalah.

“Jika dinilai salah secara etis, praktik tersebut harus diakhiri. Dalam makalah ini kami membahas etika penggunaan klinis plasebo dengan penipuan dan membantahnya, menyimpulkan bahwa itu tidak etis dan harus dilarang.”

Praktik profesional yang memasukan plasebo sebagai resep obat untuk pasien, bisa memicu kekhawatiran para dokter dan apoteker yang legal, dan mengadapi tuduhan penipuan atau malpraktik.

Melansir wawancara dari British Medical Journal, Edzard Ernst ilmuwan medis alternatif dan profesor di Hannover Medical School mengatakan, bahwa alih-alih digunakan untuk menipu pasien, efek plasebo ada sisi baiknya. Efek itu bisa diberikan untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan yang efekif.

“Sebagai dokter yang baik, Anda harus dapat menularkan efek plasebo melalui belas kasih yang Anda tunjukkan kepada pasien Anda,” papar Ernst.

Plasebo merupakan cara pengobatan alternatif yang dapat membuat pasien merasa lebih baik. Akan tetapi, cara ini bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan bila plasebo digunakan untuk menipu.

Ben Goldrace, ahli psikiater dari Royal College of Psychiatrists di Inggris, setuju efek plasebo harus digunakan untuk meningkatkan obat-obatan yang efektif. Meskipun demikian, dia tetap tidak membenarkan pengobatan alternatif seperti efek plasebo, karena tidak saintifik.

Bahkan, dalam bukunya yang berjudul Bad Science (2008), Ben menulis bahwa efek plasebo “dapat menyebabkan pasien berisiko tidak menerima saran pencegahan yang baik.”(*)


National Geographic Indonesia

Tags: #efekplasebo#etika#obatkosong
Share40SendShare

Related Posts

Akankah Waktu Berhenti?

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Waktu dimulai ketika alam semesta mulai tercipta. Apakah jika alam semesta berakhir maka waktu akan berakhir juga? Kami pikir...

Kesenjangan Gender dalam Sains di Indonesia

29/04/2023

Wati Hermawati* PIRAMIDA.ID- Selama ratusan tahun, sains dipandang sebagai bidang laki-laki dan maskulin. Baru pada dekade 1990-an mulai terungkap secara...

Kenapa Beberapa Orang Bisa ‘Mendengar’ Suara Orang Mati

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Pengalaman clairvoyance dan clairaudience merupakan pengalaman melihat atau mendengar sesuatu tanpa adanya stimulus eksternal, dan dikaitkan dengan roh orang...

Cerita tentang Bedes Bijak (Homosapiens)

27/01/2023

Oleh: Agung Baster* PIRAMIDA.ID- Sejarah manusia yang kita ketahui hari ini sebenarnya tidak lebih dari 1% dari sejarah spesies bedes...

Benarkah Mimpi Merupakan Kelanjutan dari Kehidupan Dunia Nyata?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Dari mana mimpi berasal? Itu merupakan pertanyaan yang banyak diajukan orang. Peradaban kuno menginpretasikan mimpi sebagai kekuatan supernatural atau...

ilustrasi: tirto.id/Gery

Apa itu Teori Evolusi Darwin?

27/01/2023

PIRAMIDA.ID- Teori evolusi dengan seleksi alam, yang pertama kali dirumuskan dalam buku Darwin “On the Origin of Species” pada tahun...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Populer

Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Dialektika

Mengapa Demokrasi dapat Melahirkan Tirani?

21/02/2022
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Edukasi

Tradisi Permainan Margala Batak

05/10/2021
Edukasi

Pandangan Sosiologi Hukum terhadap Kasus Korupsi

15/10/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba