Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Kamis, Juli 3, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Eksistensi Game FIFA, Kalahkan Pro Evolution Soccer

by Redaksi
07/08/2021
in Pojokan
100
SHARES
713
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- “Pro Evolution Soccer”, yang populer dengan sebutan PES, telah resmi mengumumkan perubahan identitasnya menjadi “eFootball” yang akan dirilis pada akhir tahun ini. Inilah yang membuat pencinta video game PES merasa kehilangan karena perubahan identitas ini.

Di sisi lain, Electronic Arts Sports (EA Sports) yang merupakan salah satu perusahaan video games terbesar di dunia, sukses merilis FIFA series hingga telah dinantikan jutaan publik, yaitu FIFA22. Lantas, mengapa PES mengubah nama, sedangkan FIFA terus dinanti publik gamers?

Game Pro Evolution Soccer atau akrab disebut PES, sangat populer di Indonesia. Namun, apabila dibandingkan dengan produk EA Sports, gim FIFA jauh lebih dulu populer. Dirunut dari akar sejarahnya, EA Sports merupakan perusahaan video games terbesar yang berbasis di California, Amerika Serikat. Perusahaan ini telah merilis FIFA series pertama pada 1993 dengan judul FIFA International Soccer 1993.

Berbeda dengan Pro Evolution Soccer yang populer di tanah air, Konami merupakan penerbit PES yang memulai debutnya pada 1994. Perusahaan ini berbasis di Jepang dengan nama awal, International Superstar Soccer 64 (ISS 64). Ia telah beberapa kali mengubah nama, mulai dari International Superstar Soccer, Winning Eleven, Pro Evolution Soccer, hingga eFootball yang akan diresmikan tahun depan.

Perubahan dan pergantian identitas dari ISS 64 menjadi Winning Eleven terjadi setelah adanya perpindahan dari konsol Nintendo ke Playstation 1. Segala bentuk atribut dan grafis diperbaharui sedemikian rupa sehingga ISS telah berubah sepenuhnya menjadi Winning Eleven. Begitu juga dengan Perubahan ke Playstation 2 yang membuat Winning Eleven mengubah namanya menjadi Pro Evolution Soccer.

Bagi EA Sports yang merilis banyak game series, FIFA series adalah gim yang cukup konsisten dalam menjaga identitasnya. Mulai dari FIFA93 sampai dengan FIFA22 yang akan rilis Oktober 2021 mendatang.

FIFA telah melalui perjalanan dan perkembangan zaman. Amerika Serikat adalah negara yang terlibat dalam perkembangan teknologi mutakhir setiap masanya. Negara ini menginginkan identitas gim FIFA harus konsisten agar terus dikenali oleh para penggemar setianya.

Andrei S. Markovits mengungkapkan dalam pemikirannya yang dimuat dalam Journal of Sport in Society pada 2016. Dia menjelaskan bahwa video game FIFA selalu menjadi game paling populer dan ditunggu-tunggu setiap tahunnya sejak pertama dirilis. Tajuk penelitiannya, FIFA, the video game: a major vehicle for soccer’s popularization in the United States.

“FIFA memungkinkan para penikmatnya berlama-lama di depan konsolnya dan selalu dinanti setiap tahunnya,” tulis Markovits dalam jurnal itu.

Konsistensi dalam menjaga identitas dengan tanpa mendesain ulang dan menambah berbagai fitur yang lebih kontekstual dan kekinian mengikuti jiwa zamannya telah menjadi alasan kuat FIFA merajai industri video game dunia.

“FIFA memberikan simulasi yang membuat pemainnya dapat memainkan gim secara lebih riil dan kompleks, sehingga dapat merasakan menjadi bagian dari sepak bola profesional,” demikian ungkap Garry Crawford dan Victoria K. Gosling dalam Journal of Psychology in Sports. Penelitiannya bertajuk Game Scenes: Theorizing Digital Game Audiences.

Sejak pertama kali di rilis, kelebihan EA Sports dalam kecanggihan teknologinya telah mendesain FIFA ke dalam konsol gim dengan grafis yang mengesankan. Grafisnya mengutamakan detail dan fitur yang lebih dekat dengan aslinya. Sebagai contoh, lisensi pemain melalui face scan & motion style, klub, stadion, bahkan negara-negara yang bertanding. Tampilan visualnya seakan-akan mengajak para pamain gim tengah bertualang dalam nuansa persepakbolaan profesional—seperti sungguhan.

Penambahan fitur demi fitur yang semakin realistis membuat FIFA semakin diminati dan meluas hingga ke tanah air. Berkat penjualan FIFA, EA Sports telah meraup keuntungan sebesar $21.820.000.000 atau setara dengan Rp313 triliun sejak dirilis pada 1993. Sebaliknya, sejak debutnya pada 1994, Konami telah meraup keuntungan sebesar $2.397.000.000 atau setara dengan Rp3,7 triliun!

Mari bersepak bola daring!(*)


Google Scholar, National Geographic

Tags: #easport#efootball#fifa#gamekonsol#PES
Share40SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba