Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, April 2, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekosospolbud

Hilangkan Praktik Kawin Tangkap Di Sumba

by Redaksi
29/06/2020
in Ekosospolbud
104
SHARES
746
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- 16 Juni 2020 lalu, tangisan pilu kembali terdengar dari seorang perempuan muda saat tubuhnya diangkat dengan paksa dan dibawa oleh segerombol laki-laki. Dia terus meronta dan menangis namun tidak ada yang menghiraukannya.

Menanggapi video yang beredar tersebut, mahasiswa Sumba kemudian membuat grup diskusi yang bernama Go Haper-Sumba, yaitu Goresan Hati Perempuan Sumba sebagai Bentuk Respon terhadap Praktek Kawin Tangkap tersebut.

Sabtu, 27 Juni 2020 Go Haper Sumba pun menindaklanjutinya dengan menyelenggarakan Webinar yang Bertema “Kawin Tangkap di Sumba: Budaya atau Pelanggaran HAM?”

Dalam webinar ini yang dipandu langsung oleh Ardianus Gawi Tagu dengan menghadirkan 3 orang narasumber, yaitu Pater Drs. Gregorius Neonbasu, SVD, PhD selaku Antropolog NTT, kemudian Yuniyanti Chuzaifah selaku pegiat HAM Perempuan dan Mantan Komisioner Komnas Perempuan, serta Pdt. Aprisa L Taranau, M.Si selaku BPD Peruati Sumba.

Inosius Pati Wedu yang juga sebagai open speech dalam webinar ini mengatakan bahwa adapun tujuan diselenggarakan webinar ini adalah sebagai respon terhadap kawin tangkap di Sumba, serta untuk memperjelas apakah kawin tangkap di Sumba itu budaya yang relevan atau bentuk pelanggaran HAM.

“Karena sampai saat ini kawin tangkap tersebut masih menjadi pro dan kontra di masyarakat Sumba, sehingga kami menyelenggarakan webinar ini untuk memperjelas apakah kawin tangkap di Sumba itu budaya atau bentuk pelanggaran HAM,” katanya.

Dalam webinar yang berjalan selama 2 jam tersebut mengambil kesimpulan bahwa praktik kawin tangkap di Sumba itu bukanlah budaya, melainkan tindakan pelanggaran HAM.

Pater Drs. Gregorius Neonbasu SVD, PhD menyampaikan bahwa, “Kawin tangkap di Sumba bukan budaya, itu adalah sebuah kebiasaan pragmatis yang terjadi sesaat dan sesuai dengan kondisi iklim.”

Sementara Yunita Chuzaifah mengatakan bahwa, “Budaya itu tidak menyakiti. Kalau menyakiti bukan budaya lagi. Dan praktek kawin tangkap di Sumba sudah merampas hak perempuan dan itu jelas merupakan pelanggaran HAM. Tidak ada aturan yang dapat menghilangkan kesetaraan laki-laki dan perempuan”.

Kemudian Pdt. Aprisa L Taranaru M.Si juga menegaskan bahwa, “Kawin tangkap di Sumba adalah sebuah tindakan kekerasan dan ketidakadilan. Perbedaan jenis kelamin dimaksudkan seturut rancangan ilahi untuk berbeda dan saling melengkapi, masing-masing memiliki martabat dan kesetaraan yang sama dan diciptakan sesuai citra Allah, apapun motifnya dan bagaimanapun juga kawin tangkap di Sumba adalah sebuah tindak kekerasan dan pelanggaran HAM.”

Ia juga berharap agar praktik kawin tangkap di Sumba harus dihilangkan.

“Pemerintah daerah, dalam hal ini Gubernur NTT dan empat pimpinan di Sumba mempunyai wewenang untuk memuat praktik kawin tangkap dihapus dan dilarang di Peraturan Daerah. Serta mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa kawin tangkap itu pelanggaran HAM dan perbuatan kekerasan terhadap perempuan. Budaya yang baik adalah budaya yang tidak menyakiti,” lanjutnya.

Kegiatan webinar diakhiri dengan sebuah kalimat dari moderator yang mengatakan, “Hanya ada satu jenis kotoran yang sulit dibersihkan dengan air bersih, ialah kebencian dan fanatisme yang telah melekat dalam roh. Cintalah satu-satunya yang membersihkan hati kita. Mari kita menjaga perempuan sebagai bagian dari tulang dan darah kita serta memberikaan kebebasan dalam menentukan pilihannya.”

Semoga Tuhan selalu menuntun dan memberkati. Salve. (Ino Wedu)


Editor: Red/Hen

Tags: #kawintangkap#kekerasanperempuan#sumba
Share42SendShare

Related Posts

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023

Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Sanggar identik sebagai suatu tempat untuk berlatih dan berguru. Luas tempat untuk sebuah sanggar tidak harus luas,...

Tangkap Bos 303, Ketua ILAJ Sebut Integritas Kapolri dan Kapolda Sumut Tidak Perlu Diragukan

17/10/2022

PIRAMIDA.ID - Bos judi online asal Sumatera Utara Apin BK yang kabur ke Malaysia tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jumat malam,...

Visi Presiden RI Jokowi dan Agenda Menparekraf Sandiaga Uno Hadiri Nias Pro & Maniamolo Fest

28/06/2022

Oleh: Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia) PIRAMIDA.ID- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga...

Pengalaman Sebagai Ketua SPI

06/06/2022

Oleh: Manahati Zebua* PIRAMIDA.ID- Setiap perusahaan yang mau menginginkan organisasinya bekerja lebih baik kinerjanya dalam bidang keuangan, biasanya pemimpinnya menghadirkan...

Munculnya Generasi Tuna Budaya

24/01/2022

Oleh: Arianto Sitorus Pane* PIRAMIDA.ID- Salah satu yang paling menggelisahkan dari negeri ini adalah semakin jauhnya kebudayaan dari kehidupan generasi...

Meninjau Kiprah Pemuda Indonesia dalam Sektor Pertanian

15/01/2022

PIRAMIDA.ID- Sebanyak 64,92 juta jiwa pemuda Indonesia merupakan aset yang memiliki kiprah penting bagi kemajuan Indonesia dalam berbagai sektor ekonomi,...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Edukasi

Cerpen: Tambang Liar

02/04/2023
Dunia

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Ekosospolbud

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023
Berita

Korwil GMKI Sumut-NAD Minta KPK Turun Tangan Terkait Dugaan Penggelapan Pajak Dibalik Kematian Bripka Arfan

31/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023

Populer

Berita

Ketua DPRD Siantar Tidak Berani Debat, ILAJ Minta MA dan Mendagri Tolak Hasil Pansus Angket

27/03/2023
Berita

Kelompok Cipayung Siantar Sampaikan Sikap Atas Gerakan Mengatasnamakan Kelompok Cipayung Plus Siantar

30/03/2023
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Dialektika

RUU Omnibus Law Kesehatan: Keberadaan, Tantangan dan Peluang

27/03/2023
Berita

Aliansi Mahasiswa Jakarta Raya Mendesak Kepala BPJS Jakarta Selatan Dicopot dari Jabatannya

27/03/2023
Dialektika

Quo Vadis Carbon Trading sebagai Industri Keuangan Terbarukan

19/03/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia