Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Minggu, September 24, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Jembatan Merdeka Belajar

by Redaksi
04/07/2020
in Dialektika, Edukasi
100
SHARES
713
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Mungkap Mangapul Siahaan*

PIRAMIDA.ID- Dalam rangka meraih kesuksesan belajar dan pembelajaran, pendidik harus mampu mengenal, memahami, dan mencari solusi dari kompleksitas dunia pendidikan yang terjadi saat ini, terutama di masa pandemik COVID-19 dan memasuki new normal.

Lingkaran komunikasi dan diskusi yang terus berlanjut adalah tentang pencarian format pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran dalam rangka mencapai tujuan luhur pendidikan sesuai dengan UUD NRI 1945.

Dalam pelaksanaan pembelajaran senantiasa ada dua pihak utama yang secara langsung berhubungan, yaitu pendidik dan anak didik. Media yang menjembatani pendidik dan anak didik haruslah inspiratif, inovatif, dan kolaboratif.

Tantangan Pendidikan

Pendidik itu berperan sebagai sutradara yang merangkap juga sebagai aktor yang sangat berperan dominan dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu, pengenalan dan pengetahuan lengkap tentang seluruh elemen eksternal dan internal yang terlibat di dalam proses belajar di dalam kelas seperti: budaya, sosial, politik ekonomi, latar belakang keluarga, genetika siswa, saran dan prasarana sangat diperlukan.

Pengetahuan tentang kurikulum dan target kurikulum juga turut menunjang keberhasilan pendidikan. Selain itu, dalam menunjang ciri profesionalisme sangat diperlukan sikap, ketelitian, komitmen, dan konsistensi pendidik.

Dengan pengenalan dan pemahaman tentang tantangan pendidikan maka pendidik dapat mencari jawaban maupun alternatifnya.

Dalam tingkatannya, pendidik sebagai sutradara dan aktor adalah pendidik yang telah mengenal kemampuan dan batasannya. Mengetahui kekuatan (profesionalitasnya) dan ilmunya.

Pendidik yang profesional adalah pendidik yang mengetahui bidangnya secara dan pengetahuan lainnya secara mendalam dan mengkolaborasinya dengan bidang studi lainnya sehingga mampu menjawab dan mendidik anak didiknya dengan pengetahuan yang luas dan dalam.

Sejatinya pendidik itu pun harus belajar sepanjang hidup dan mampu mengaplikasikannya.

Hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2019 dan Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2019, peringkat pendidikan Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara di dunia, baik tingkat regional maupun internasional.

Faktor utama rendahnya tingkat pendidikan kita adalah terletak pada kualitas pendidik dan sistem pendidikan. Salah satunya terletak pada nilai ketuntasan, achievement index atau standard of minimum competences sangat tinggi sehingga terkesan dipaksakan.

Melihat kenyataan ini, Kemendikbud melalui Menterinya, Nadiem Makarim mengatakan bahwa paradigma melihat keberhasilan pendidikan harus berubah. Paradigma pendidikan harus berorientasi kepada lulusan yang berkompetensi dan kompetitif.

Lulusan yang inspiratif, inovatif dan mampu berkolaboratif. Oleh karena itu, tantangan pendidikan terbesar saat ini terletak pada kualitas pendidik dan sistem pendidikan.

Pendidik Penggerak

Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi R.I. sebelumnya, M. Nasir mengatakan bahwa jumlah PTN dan PTS Indonesia saat ini sudah lebih dari 4.000. Dan apabila dibandingkan dengan China yang hanya memiliki total universitas sekitar 2.000 maka sangat perlu dilaksanakan efesiensi dan efektifitas di segala elemen dunia pendidikan kita.

Melalui program Kemendikbud RI ala Nadiem Makarim sepertinya program efesiensi dan efektifitas itu dapat terlaksana. Beliau menggagas kampus merdeka dan merdeka belajar. Kampus yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja yang tumbuh lebih kreatif dan inovatif.

Dalam era digital 4.0 kualitas kampus didasarkan kepada kemampuan kampus menghasilkan lulusan yang dicari oleh dunia pekerjaan. Terobosan dilaksanakan kampus dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang modern dan aplikatif.

Pengelolaan dan pengaturan kurikulum pembelajaran diciptakan agar mampu menyerap dan mengimplementasikan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seluruh piranti yang dikembangkan harus mampu menghasilkan lulusan yang berkarakter.

Oleh karena itu, pada masa saat ini, jaminan akreditasi dan terkenalnya kampus terletak pada karya dan layanan nyata pendidik dan anak didik di masyarakat. Di mana kampus mampu menghasilkan lulusan bukan lagi dalam tingkat melek literasi dan numerasi namun sudah pada taraf aplikasi dan produk.

Di era kampus merdeka mahasiswa bukan hanya sebagai pusat pembelajaran tetapi pendidik dan mahasiswa harus bekerjasama sebagai mitra. Pelaksanaan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara bersama.

Namun untuk mempertajam keahlian anak didik, mereka dituntut menggali lebih banyak dan mengaplikasinya melalui kegiatan magang, praktek, dan belajar ilmu selain yang tersedia di prodinya baik secara mandiri maupun kelompok.

Mahasiswa diminta mampu berkolaborasi dengan berbagai keahlian dan ilmu yang ada di tengah-tengah masyarakat sehingga mampu menjadi pelaku atau pegiat mengembangkan masyarakat.

Dalam rangka itu, pendidik benar-benar harus menjadi mentor dan guru. Mereka harus mampu mengaplikasikan kurikulum dengan mengahasilkan kelas-kelas inspiratif, inovatif, dan kolaboratif.

Kelas dan pembelajarannya juga harus mengembangkan nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal. Pendidik harus lepas dari bentuk fisik sekat-sekat ruang dan waktu yang selama ini berlaku; dalam era Industri 4.0 ini pendidik harus mampu menciptakan kelas-kelas inspiratif di ruang maya melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Pendidik harus keluar dari sekat-sekat fisik administrasi sekolah dan berganti dengan aturan berbasis digital online. Dalam tujuan itu, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dan sentralisasi pendidikan masih terjadi, pemerintah dan seluruh pihak terkait harus bekerjasama merubah paradigma tentang pendidikan.

Pemerataan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi serta gedung sekolah yang baik harus dilaksanakan. Maka dalam meraih tujuan luhur mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidik penggerak yang profesional dan berwawasan menjadi aktor percepatan pemerataan dan pengembangan pendidikan hingga garis lintas perbatasan.

Guru menurut Hasan (2002) merupakan andalan utama dalam pelaksanaan acara kurikuler. Senada dengan pendapat ini, Suryadi (2001) mengatakan bahwa pihak yang paling berperan terhadap pendidikan di sekolah adalah guru.

Maka dengan konteks ini, guru adalah sebagai pusat dan jantung yang menggerakkan pendidikan. Guru yang baik itu adalah guru yang berprinsip, berpikiran, dan bertingkah profesional.

Intinya adalah pendidik yang memiliki keahlian khusus. Keahlian khusus itu pula yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Di mana “perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi yang lainnya terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain adalah kompetensi guru.” (Saud, 2009: 44).

Namun dalam pemercepatan tersebut, dalam pelaksanaan teknis pendidikan, pendidik penggerak harus juga mampu melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat.

Dalam rangka menunjang profesionalisme pendidik penggerak, pendidik penggerak harus mampu mengimplementasikan ilmu dan wawasan kedalam profesionalisme yang turut melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat.

Pendidik penggerak menjadi mentor dan guru yang mampu menciptakan lulusan yang kompetitif.


Penulis merupakan dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Tags: #kampusmerdeka#pendidikan#RevolusiIndustri4.0
Share40SendShare

Related Posts

Mengagumi Dalam Diam

01/08/2023

Oleh: Dewi Purnama Sari Lingga* PIRAMIDA.ID- Jatuh cinta ialah perasaan secara tiba-tiba dan alami yang pernah dialami oleh hampir semua...

Penguatan dan Makna Sila Ketiga dalam Organisasi

24/07/2023

Oleh: Alberto Nainggolan* PIRAMIDA.ID- Sebelum mengenal atau mendalami makna sila ketiga dalam organisasi terlebih dahulu kita harus mengetahui makna organisasi...

Apa Kabar Gerakan Mahasiswa Saat Ini?

13/07/2023

Oleh: Tony Simanjorang* PIRAMIDA.ID- Tentu sebelum kita membahas mengenai topik utama kita, penulis ingin mencoba menyelaraskan persepsi kita terhadap pemaknaan...

Siapa yang Sungguh Bertutur dalam Bahasa Indonesia?

11/07/2023

Nelly Martin-Atias* PIRAMIDA.ID- Meski memiliki keragaman bahasa yang luar biasa, Indonesia adalah bangsa yang memilih satu bahasa (monolingualisme). Kira-kira ada...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Pemilu yang Bersih Lahirkan Pemimpin yang Jujur & Adil

03/06/2023

Oleh: Sanro Sihombing* PIRAMIDA.ID- Menurut Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Republik Indonesia no. 7 tahun 2017, Pemilihan Umum yang selanjutnya...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dilantik Sebagai Sestama Lemhannas, Ketua ILAJ: Kita Yakin Irjen Panca Akan Torehkan Prestasi

09/09/2023
Berita

Dispora Simalungun Tak Penuhi Janji Penghargaan Kepada Para Pelatih

07/09/2023
Berita

Di Nilai Berhasil Selama Wagubsu, Fawer Sihite: Ribuan Pemuda Siap Menangkan Ijeck Menjadi Gubernur

04/09/2023
Berita

Filda C. Yusgiantoro Raih Nilai Akademik Terbaik Pada PPRA LXV Tahun 2023 Lemhannas RI

30/08/2023
Berita

Tidak Mampu Tangkap Bandar Narkoba UH, Ketua ILAJ Minta Mabes Polri Evaluasi Kapolres Siantar

28/08/2023
Berita

Rekam Jejak Unggul: Ketua ILAJ Fawer Sihite Mengusulkan Irjen Pol Panca Simanjuntak sebagai Kepala BNN RI

25/08/2023


Populer

Berita

SaLing Adukan Oknum Dugaan Pungli Penyelenggaraan Sertifikasi Ratusan Guru Simalungun

25/11/2021
Edukasi

Kesenjangan Hukum di Indonesia menurut Perspektif Sosiologi

17/10/2021
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Berita

Kritik Sastra: Pengertian, Fungsi, Manfaat dan Pendekatan

14/11/2022
Pojokan

Apakah yang Membedakan Seni dan Bukan Seni?

24/11/2020
Edukasi

Pandangan Sosiologi Hukum terhadap Kasus Pembunuhan Berencana

15/10/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Asiajurnalx.co.idsegaris.cosimadanews.comruangpers.comsiantarcorner.comarmedo.copena24jam.comnawasenanews.comwahanainfo.comfotoaja.com mitrapolri.comnamiranews.comkonstruktif.idlimasisinews.comfllajsimalungun.com alolingsimalungun.comdekrit.idarmadanews.idmediamasip.comindigonews.idsenternews.comnusnet.newstajamnews.idpresisi-news.comjurnalismewarga.idsinarglobalnusantara.comrestorasidaily.com100 Destinasi Wisata Danau TobaDanau TobaWisata Travelnewscorner.id

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2023 Piramida ID

Rotasi Asiajurnalx.co.idsegaris.cosimadanews.comruangpers.comsiantarcorner.comarmedo.copena24jam.comnawasenanews.comwahanainfo.comfotoaja.com mitrapolri.comnamiranews.comkonstruktif.idlimasisinews.comfllajsimalungun.com alolingsimalungun.comdekrit.idarmadanews.idmediamasip.comindigonews.idsenternews.comnusnet.newstajamnews.idpresisi-news.comjurnalismewarga.idsinarglobalnusantara.comrestorasidaily.com100 Destinasi Wisata Danau TobaDanau TobaWisata Travelnewscorner.id