Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Februari 4, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Jembatan Merdeka Belajar

by Redaksi
04/07/2020
in Dialektika, Edukasi
99
SHARES
710
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Mungkap Mangapul Siahaan*

PIRAMIDA.ID- Dalam rangka meraih kesuksesan belajar dan pembelajaran, pendidik harus mampu mengenal, memahami, dan mencari solusi dari kompleksitas dunia pendidikan yang terjadi saat ini, terutama di masa pandemik COVID-19 dan memasuki new normal.

Lingkaran komunikasi dan diskusi yang terus berlanjut adalah tentang pencarian format pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran dalam rangka mencapai tujuan luhur pendidikan sesuai dengan UUD NRI 1945.

Dalam pelaksanaan pembelajaran senantiasa ada dua pihak utama yang secara langsung berhubungan, yaitu pendidik dan anak didik. Media yang menjembatani pendidik dan anak didik haruslah inspiratif, inovatif, dan kolaboratif.

Tantangan Pendidikan

Pendidik itu berperan sebagai sutradara yang merangkap juga sebagai aktor yang sangat berperan dominan dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu, pengenalan dan pengetahuan lengkap tentang seluruh elemen eksternal dan internal yang terlibat di dalam proses belajar di dalam kelas seperti: budaya, sosial, politik ekonomi, latar belakang keluarga, genetika siswa, saran dan prasarana sangat diperlukan.

Pengetahuan tentang kurikulum dan target kurikulum juga turut menunjang keberhasilan pendidikan. Selain itu, dalam menunjang ciri profesionalisme sangat diperlukan sikap, ketelitian, komitmen, dan konsistensi pendidik.

Dengan pengenalan dan pemahaman tentang tantangan pendidikan maka pendidik dapat mencari jawaban maupun alternatifnya.

Dalam tingkatannya, pendidik sebagai sutradara dan aktor adalah pendidik yang telah mengenal kemampuan dan batasannya. Mengetahui kekuatan (profesionalitasnya) dan ilmunya.

Pendidik yang profesional adalah pendidik yang mengetahui bidangnya secara dan pengetahuan lainnya secara mendalam dan mengkolaborasinya dengan bidang studi lainnya sehingga mampu menjawab dan mendidik anak didiknya dengan pengetahuan yang luas dan dalam.

Sejatinya pendidik itu pun harus belajar sepanjang hidup dan mampu mengaplikasikannya.

Hasil survey Programme for International Student Assessment (PISA) 2019 dan Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2019, peringkat pendidikan Indonesia sangat rendah dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara di dunia, baik tingkat regional maupun internasional.

Faktor utama rendahnya tingkat pendidikan kita adalah terletak pada kualitas pendidik dan sistem pendidikan. Salah satunya terletak pada nilai ketuntasan, achievement index atau standard of minimum competences sangat tinggi sehingga terkesan dipaksakan.

Melihat kenyataan ini, Kemendikbud melalui Menterinya, Nadiem Makarim mengatakan bahwa paradigma melihat keberhasilan pendidikan harus berubah. Paradigma pendidikan harus berorientasi kepada lulusan yang berkompetensi dan kompetitif.

Lulusan yang inspiratif, inovatif dan mampu berkolaboratif. Oleh karena itu, tantangan pendidikan terbesar saat ini terletak pada kualitas pendidik dan sistem pendidikan.

Pendidik Penggerak

Menurut Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi R.I. sebelumnya, M. Nasir mengatakan bahwa jumlah PTN dan PTS Indonesia saat ini sudah lebih dari 4.000. Dan apabila dibandingkan dengan China yang hanya memiliki total universitas sekitar 2.000 maka sangat perlu dilaksanakan efesiensi dan efektifitas di segala elemen dunia pendidikan kita.

Melalui program Kemendikbud RI ala Nadiem Makarim sepertinya program efesiensi dan efektifitas itu dapat terlaksana. Beliau menggagas kampus merdeka dan merdeka belajar. Kampus yang mampu beradaptasi dengan kebutuhan dunia kerja yang tumbuh lebih kreatif dan inovatif.

Dalam era digital 4.0 kualitas kampus didasarkan kepada kemampuan kampus menghasilkan lulusan yang dicari oleh dunia pekerjaan. Terobosan dilaksanakan kampus dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang modern dan aplikatif.

Pengelolaan dan pengaturan kurikulum pembelajaran diciptakan agar mampu menyerap dan mengimplementasikan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Seluruh piranti yang dikembangkan harus mampu menghasilkan lulusan yang berkarakter.

Oleh karena itu, pada masa saat ini, jaminan akreditasi dan terkenalnya kampus terletak pada karya dan layanan nyata pendidik dan anak didik di masyarakat. Di mana kampus mampu menghasilkan lulusan bukan lagi dalam tingkat melek literasi dan numerasi namun sudah pada taraf aplikasi dan produk.

Di era kampus merdeka mahasiswa bukan hanya sebagai pusat pembelajaran tetapi pendidik dan mahasiswa harus bekerjasama sebagai mitra. Pelaksanaan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara bersama.

Namun untuk mempertajam keahlian anak didik, mereka dituntut menggali lebih banyak dan mengaplikasinya melalui kegiatan magang, praktek, dan belajar ilmu selain yang tersedia di prodinya baik secara mandiri maupun kelompok.

Mahasiswa diminta mampu berkolaborasi dengan berbagai keahlian dan ilmu yang ada di tengah-tengah masyarakat sehingga mampu menjadi pelaku atau pegiat mengembangkan masyarakat.

Dalam rangka itu, pendidik benar-benar harus menjadi mentor dan guru. Mereka harus mampu mengaplikasikan kurikulum dengan mengahasilkan kelas-kelas inspiratif, inovatif, dan kolaboratif.

Kelas dan pembelajarannya juga harus mengembangkan nilai-nilai luhur budaya dan kearifan lokal. Pendidik harus lepas dari bentuk fisik sekat-sekat ruang dan waktu yang selama ini berlaku; dalam era Industri 4.0 ini pendidik harus mampu menciptakan kelas-kelas inspiratif di ruang maya melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Pendidik harus keluar dari sekat-sekat fisik administrasi sekolah dan berganti dengan aturan berbasis digital online. Dalam tujuan itu, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dan sentralisasi pendidikan masih terjadi, pemerintah dan seluruh pihak terkait harus bekerjasama merubah paradigma tentang pendidikan.

Pemerataan sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi serta gedung sekolah yang baik harus dilaksanakan. Maka dalam meraih tujuan luhur mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidik penggerak yang profesional dan berwawasan menjadi aktor percepatan pemerataan dan pengembangan pendidikan hingga garis lintas perbatasan.

Guru menurut Hasan (2002) merupakan andalan utama dalam pelaksanaan acara kurikuler. Senada dengan pendapat ini, Suryadi (2001) mengatakan bahwa pihak yang paling berperan terhadap pendidikan di sekolah adalah guru.

Maka dengan konteks ini, guru adalah sebagai pusat dan jantung yang menggerakkan pendidikan. Guru yang baik itu adalah guru yang berprinsip, berpikiran, dan bertingkah profesional.

Intinya adalah pendidik yang memiliki keahlian khusus. Keahlian khusus itu pula yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lainnya. Di mana “perbedaan pokok antara profesi guru dengan profesi yang lainnya terletak dalam tugas dan tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab tersebut erat kaitannya dengan kemampuan yang disyaratkan untuk memangku profesi tersebut. Kemampuan dasar tersebut tidak lain adalah kompetensi guru.” (Saud, 2009: 44).

Namun dalam pemercepatan tersebut, dalam pelaksanaan teknis pendidikan, pendidik penggerak harus juga mampu melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat.

Dalam rangka menunjang profesionalisme pendidik penggerak, pendidik penggerak harus mampu mengimplementasikan ilmu dan wawasan kedalam profesionalisme yang turut melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya masyarakat.

Pendidik penggerak menjadi mentor dan guru yang mampu menciptakan lulusan yang kompetitif.


Penulis merupakan dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar.

Tags: #kampusmerdeka#pendidikan#RevolusiIndustri4.0
Share40SendShare

Related Posts

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023

Oleh: Swandi Sihombing* PIRAMIDA.ID- Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami...

Hukum di Indonesia Makin Memburuk?

01/02/2023

Oleh: Kasihta Saragih, Claudia Sianturi, Nuri Giovani, Oscar Simbolon* PIRAMIDA.ID- Akhir-akhir ini situasi hukum yang ada di Indonesia mungkin sedang...

Meningkatkan Keadilan di Indonesia

29/01/2023

Oleh: Chintya Lolita Hutabarat, Brian Tolu Nahot Simorangkir, Debora Frances Togatorop, Wina Ekayanti Sinaga* PIRAMIDA.ID- Pemerintah bisa saja lebih bertindak...

Manusia sebagai Makhluk Mengada dalam Ruang & Waktu

18/12/2022

Oleh: Inosius Pati Wedu* PIRAMIDA.ID- Kemajuan teknologi transportasi, informasi dan komunikasi di zaman modern menyebabkan manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi...

Cerpen: Tambang Liar

17/12/2022

Oleh: Budi P. Hutasuhut* PIRAMIDA.ID- Meilani melihat punggung laki-laki tua itu saat melangkah menjauhinya, punggung yang sama selalu dilihatnya setiap...

Sejarah Bidang

17/12/2022

PIRAMIDA.ID- “Sejarah itu bersajak”, ujar Mark Twain. Walau sejarah tak bisa terulang kembali. Sekarang, ke mana dan di mana kita...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Kelompok Senior Peduli GMKI Serahkan Bantuan Inventaris kepada PP GMKI

04/02/2023
Berita

Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas: DPP PARKINDO Berkolaborasi dengan KND dalam menghilangkan Stigma terhadap Disabilitas di Gereja

03/02/2023
Berita

Peringati 9 tahun Gugurnya 7 Relawan Kemanusiaan GMKI, GMKI Kutacane Gelar Ibadah Peringatan Hari Relawan

03/02/2023
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Dialektika

Hukum di Indonesia Makin Memburuk?

01/02/2023

Populer

Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Prosesi sertijab PP GMKI/screeshot
Berita

PP GMKI Resmi dikukuhkan, Ini Susunan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022

09/01/2021
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Peringati 9 tahun Gugurnya 7 Relawan Kemanusiaan GMKI, GMKI Kutacane Gelar Ibadah Peringatan Hari Relawan

03/02/2023
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Berita

Kelompok Senior Peduli GMKI Serahkan Bantuan Inventaris kepada PP GMKI

04/02/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia