PIRAMIDA.ID- Tahun lalu (2021) Menkominfo G. Plate mendeklarasikan Gerakan Literasi Digital, namun hal itu masih perlu keseriusan para pihak dalam memenuhi jaringan internet, di mana masih ditemukan di Bahodopi, Kabupaten Morowali, di mana susahnya untuk mengakses internet atau jaringan seluler, bahkan jaringan internet sangat lemah.
Keleletan jaringan itu disampaikan Ardi Sirait (27) seorang warga Cinta Mulia, Kabupaten Simalungun yang merantau ke Bahodopi kepada awak media pada hari Kamis, (02/05/2022). Ia menuturkan, bila hendak menelepon acap sekali suara putus-putus, hal itu karena dampak sinyal jaringan yang tidak bagus.
“Selama ini warga di Kecamatan Bahodopi susah mendapatkan informasi dan susah juga untuk berkomunikasi dengan keluarga maupun rekan usaha dengan menggunakan telepon guna menghubungi keluarga mereka yang ada di perantauan apalagi jika ada hal genting maka komunikasi untuk menginformasikan hal-hal penting sangat susah,” terang Ardi.
Masih kata Ardi, bahwa beberapa desa dan dusun di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, yang merupakan daerah paling ujung di kabupaten itu, hal untuk mendapatkan jaringan itu sudah sangat lama diimpikan karena butuh penambahan pemancar telekomunikasi dan diharapkan adanya penambahan tower jaringan di kecamatan itu agar dapat membantu komunikasi antara keluarga maupun para pihak pengusaha, seperti di desa Bahodopi, desa Bahomakmur, dan Desa Labota sekitarnya.
Warga dari empat desa itu masih kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luar karena tidak adanya jaringan komunikasi seluler atau sinyal.
Hingga saat ini hanya ada satu tower di Kecamatan Bahodopi yang berada daerah desa Lalampu, dan dengan jumlah itu jaringannya tidak mampu menjangkau semua wilayah di Bahodopi, hanya terdampak pada titik tertentu saja cakupannya. Hingga warga kadang terpaksa harus mencari titik sinyal yang ada di beberapa lokasi dan tidak bisa di semua tempat diakses jaringan dimaksud.
Masih kata Ardi Sirait, mengaku saat ini di wilayah ini butuh penambahan tower untuk membantu mempermudah akses komunikasi.
“Kami sangat membutuhkan tower, karena jaringan tower yang ada di Desa Bahodopi ini belum mampu menjangkau seluruh wilayah kecamatan ini,” ungkapnya.
Dia juga mengatakan, kalau ingin menghubungi teman atau pun sanak family, warga harus naik dulu di tempat paling ketinggian di daerahnya guna mencari jaringan.
“Kalau mau nelepon saudara kita harus pergi ke tempat yang paling tinggi arealnya yang dapat jaringan, kalau pun ada jaringan susah, harus cari tempat tertentu yang dapat sinyal,” keluh Ardi Sirait.
“Kami meminta dan memohon kepada pemerintah, ataupun pihak penyedia layanan telekomunikasi agar perhatikan kondisi jaringan di desa kami yang mencari sesuap nasi ini, supaya kami mudah untuk saling berkomunikasi dengan saudara-saudara kami yang ada di luar, dan di daerah Bahodopi. Juga terdapat beberapa perusahaan besar, salah satunya seperti PT IMIP, mohon kerja samanya pemerintah dan perusahaan untuk membenahi sistem jaringan komunikasi (internet) di Bahodopi ini karena sudah begitu banyak karyawan yang susah berkomunikasi dengan keluarganya di kampung mereka masing-masing,” tukasnya mengakhiri.(*)