PIRAMIDA.ID- Mahasiswa dari kelompok BEM SI berencana akan mengadakan unjuk rasa di depan Istana Negara pada tanggal 11 April 2022, di mana grand isu yang dibawa adalah persoalan wacana penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Ketua Jaringan Perempuan Indonesia (JPI), Martha melihat bahwa gerakan mahasiswa yang direncanakan tanggal 11 April 2022 di Istana Negara sarat muatan kepentingan politik dan menurutnya, patut diduga bukanlah murni gerakan mahasiswa karena menjadikan wacana penolakan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden sebagai grand isu utama dan disinyalir sebagai “pintu masuk” untuk melakukan aksi unjuk rasa di Istana.
Seperti diketahui, penetapan Pemilu 2024 sudah disepakati 14 Februari 2024 oleh DPR, pemerintah dan KPU, dan juga pada hari Jumat kemarin, Dewan Pertimbangan Presiden, Jend. TNI (Purn) Wiranto saat bertemu mahasiswa perwakilan BEM Nusantara sudah mempertegas jika wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden hanya sekedar wacana dan tidak mungkin terjadi.
“Seharusnya mahasiswa sebagai agent of change mengambil posisi sebagai “cooling system” dan “mediator positif” untuk generasi muda pelajar dan masyarakat. Isu-isu politik yang masih sekedar wacana dan belum terkonfirmasi secara jelas tidak usah ditanggapi maupun direspon secara berlebihan apalagi dengan ikut unjuk rasa turun ke jalan,” kata Martha dalam rilis publik yang diterima redaksi, Sabtu (09/04/2022).
Ia menyampaikan, diketahui bersama peta geopolitik global berubah total akibat konflik Rusia dan Ukraina, situasi sekarang ini berdampak menyebabkan harga- harga mengalami kenaikan lalu tuan rumah perhelatan G20 adalah Indonesia, sementara itu Amerika dan sekutunya akan berencana memboikot Rusia.
“Inilah yang adik-adik mahasiswa perlu kaji secara mendalam dan secara luas, bukan malah ramai- ramai turun ke jalan dengan isu yang masih katanya-katanya. Ayo mari bantu negara kita untuk menyukseskan perhelatan G20 di Indonesia karena acara G20 merupakan tanggung jawab kita bersama bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja,” cetusnya.
Ia menambahkan, sebagai mahasiswa atau mahasiswi apalagi perempuan Indonesia kita harus menjadi teladan dengan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni Pengabdian Masyarakat terkhusus kepada generasi muda pelajar, jangan malah terlibat mengkampanyekan ajakan kepada para pelajar untuk ikut unjuk rasa di tanggal 11 April 2022.
“Perempuan Indonesia harus terlibat aktif menjaga generasi muda apalagi pelajar, pelajar adalah harapan bangsa, mahasiswa calon pemimpin bangsa. Marilah menjadi teladan bagi generasi muda,” ucap Martha yang juga Ketua POKJA Perempuan PP GMKI masa bakti 2016-2018.(*)