Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Mei 9, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Lavender, Tanaman Berkhasiat yang Dimanfaatkan Sejak Ribuan Tahun Lalu

by Redaksi
06/05/2022
in Pojokan
99
SHARES
708
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Lavender menjadi salah satu tanaman yang terkenal dan digunakan sejak dahulu kala. Tanaman ini memiliki sifat antimikroba. Biasanya dimanfaatkan untuk menurunkan kecemasan, menghilangkan rasa sakit, menyembuhkan luka, dan lain-lain.

Dilansir dari Ancient Origins, catatan penggunaan lavender paling awal berasal lebih dari 2.500 tahun lalu. Bukti penggunaannya ditemukan di mumifikasi Mesir kuno dan pemandian umum Romawi awal.

Diyakini bahwa lavender berasal dari Kepulauan Hyeres Yunani. Dibawa ke Prancis, Spanyol, Italia, dan Inggris oleh orang Arab sekitar 600 SM. Referensi penggunaan lavender juga tertulis dalam Alkitab terutama di Injil Lukas, Injil Yohanes, dan Kidung Agung. Tanaman ini disebut sebagai “spikenard” yang merupakan nama aslinya.

Ramuan lavender begitu banyak digunakan dalam ritual suci pada waktu itu sehingga sangat berharga. Istilah “spikenard” berasal dari tanaman yang disebut “nardus” atau “Nard” secara sepintas karena sering dibuat menjadi esens suci di kota Naarda, Suriah.

Namanya diubah menjadi lavender beberapa waktu kemudian oleh orang Romawi, yang berasal dari kata kerja Latin “lavare” yang berarti “untuk mencuci.” Pada abad pertengahan dan Renaisans, wanita tukang cuci di seluruh Eropa disebut “lavender.” Karena mereka meletakkan cucian mereka yang baru dicuci di atas semak-semak lavender untuk memberi mereka bau yang menyenangkan.

Lavender sangat sering digunakan untuk mandi sehingga sangat populer di kalangan bangsawan yang memiliki lebih banyak akses ke tanaman itu. Terutama Raja Louis XIV yang dikenal menggunakan lavender di kamar mandinya untuk mengharumkan air.

Selain itu, dikatakan pada abad ke-16 tanaman yang memiliki bunga warna ungu ini sering digantung di atas kusen pintu untuk mencegah masuknya roh jahat. Disebutkan bahwa jika memiliki lavender di dalam rumah akan mencegah terjadinya hal buruk.

Terkait dengan penggunaan lavender untuk kebutuhan medis, konsep antimikroba belum sepenuhnya dipahami di masa lalu. Meski begitu banyak tercatat korelasi antara penggunaan lavender dan pengobatan penyakit umum. Pada abad ke-12, Hildegard dari Bingen, seorang santo dan biarawati Jerman, mengklaim bahwa “air lavender” campuran vodka atau gin dengan lavender akan menyembuhkan migrain.

Seorang dokter Yunani bernama Dioscorides menulis dalam jurnal medisnya bahwa ia menggunakan lavender sebagai obat oral untuk mengobati gangguan pencernaan, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Dia juga mengatakan itu bisa digunakan untuk mencegah infeksi luka luar.

Teori-teori ini kemudian dikonfirmasi lebih lanjut oleh John Parkinson, seorang ahli herbal Inggris dari abad ke-16. Parkinson mengklaim bahwa lavender sangat baik untuk nyeri kepala dan otak serta diberikan secara teratur untuk sakit kepala. Lalu ada Raja Charles VI dari Prancis, meminta sarung bantalnya memiliki lavender segar di dalamnya sehingga dia bisa tidur nyenyak.

Pengobatan tradisional Asia adalah yang pertama mengklaim manfaat lavender untuk stres dan kecemasan. Ramuan ini secara tradisional digunakan untuk tujuan “pendinginan” pada luka bakar dan luka lainnya. Tetapi mereka juga menggunakannya untuk “menyejukkan hati”, yang akan menenangkan pikiran dan melepaskan ketegangan dari tubuh.

Rene-Maurice Gattefosse, seorang ahli kimia Prancis pada 1930-an, menemukan manfaat dari lavender ketika dia terbakar di labnya. Dia menggunakan minyak lavender pada luka bakar dan menemukan bahwa lukanya tidak hanya tidak terinfeksi, tetapi sembuh lebih cepat daripada dengan salep lainnya.

Penemuan Gattefosse mengilhaminya untuk menciptakan istilah “aromaterapi,” mengacu pada pengobatan dengan tanaman aromatik seperti lavender. Karena karyanya, lavender digunakan selama Perang Dunia II untuk menyembuhkan luka tentara.

Sementara itu, lavender dapat ditanam di rumah untuk penggunaan pribadi. Tanaman biasanya membutuhkan sinar matahari langsung yang cerah dan tanah yang dikeringkan dengan baik untuk tumbuh secara maksimal.(*)


National Geographic Indonesia

Tags: #khasiat#lavender#tanaman
Share40SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH): Penegakan Hukum atau Alibi Militerisasi Atas Nama Konservasi?

09/05/2025
Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Berita

GMKI Cabang Bandar Lampung Ungkap Krisis Kepolisian di Daerah Lampung: “Kekuasaan Tanpa Kendali, Rakyat Tanpa Perlindungan”

01/05/2025
Berita

Fawer Sihite Luncurkan Buku “Menghidupi Kembali Ut Omnes Unum Sint”: Refleksi dan Kebangkitan GMKI

22/04/2025
Edukasi

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025
Berita

DPD KNPI Simalungun Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Saudara Aldi Syahputra Siregar Sebagai Ketua KNPI Sumut Periode 2025-2028

19/04/2025

Populer

Berita

Ketua Front Justice: Kepemimpinan Wesly Silalahi Dinilai Gagal, Siantar Mengarah ke Kemunduran dan Kota Gelap

07/05/2025
Dialektika

Mengapa Demokrasi dapat Melahirkan Tirani?

21/02/2022
Dialektika

Enola, Gadis Kecil yang Dirampas Masa Depannya

21/06/2022
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
Ekosospolbud

Jabu Sihol, Proyek Mengenal dan Belajar Budaya Batak

05/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba