Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Juni 21, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

Merancang Metode yang Tepat untuk Penelitian yang Melibatkan Anak

by Redaksi
05/08/2021
in Dialektika
104
SHARES
746
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Para peneliti yang mengeksplorasi kehidupan anak melalui riset perlu secara cermat merancang penelitian agar anak dapat mengartikulasikan pendapat dan pengalaman mereka secara bermakna.

Penelitian partisipatif anak melibatkan anak secara aktif dalam seluruh prosesnya dan bukan hanya sebagai objek yang diteliti. Hal ini memerlukan pendekatan dan metodologi yang tepat. Pendekatan yang paling umum digunakan dalam penelitian partisipatif anak adalah pendekatan yang berpusat pada pengalaman hidup dan pandangan anak.

Peneliti bisa mengajak anak menggambar, mengambil foto, merekam cerita dalam video, membuat skenario, dan memerankan berbagai peran atau adegan dalam permainan peran (role play) untuk menggali perspektif anak. Pada era digital saat ini peneliti juga bisa mengeksplorasi berbagai metode melalui media daring.

Kami menyusun buku pegangan mengenai “”. Para peneliti anak bisa merujuk pada buku ini untuk merancang metode yang tepat dan etis dalam penelitian partisipatif anak.

Memilih metode riset

Peneliti dapat menggabungkan berbagai metode dan merancang jenis kegiatan sesuai dengan kebutuhan penelitian dan kondisi anak. Peneliti juga harus memastikan bahwa dengan metode apa pun anak-anak dapat terlindungi dan menikmati prosesnya, dengan tetap menjunjung keabsahan penelitian dan ketelitian data.

Seperti halnya orang dewasa, peneliti dapat melibatkan anak-anak dalam semua jenis metode, mulai dari kuesioner hingga metode berbasis aksi.

Peneliti perlu mempertimbangkan berbagai hal terkait responden anak yang ingin diajak bekerja sama, termasuk identitas mereka. Hal ini mencakup status sosial ekonomi, konteks budaya, dan status disabilitas atau non-disabilitas.

Jika metode tidak tepat, responden bisa merasa tidak nyaman dan tidak ingin melanjutkan partisipasi mereka. Selain itu metode yang salah berisiko membuat temuan yang dihasilkan tidak secara utuh mewakili pengalaman hidup dan pandangan kelompok anak yang menjadi subjek penelitian.

Metode apa pun yang dipilih, peneliti harus memastikan anak-anak akan terlindungi dan dapat menikmati keterlibatan mereka dalam penelitian tersebut, tanpa mengorbankan keabsahan penelitian dan ketelitian data.

Peneliti juga memastikan bahwa semua anak yang memenuhi syarat sebagai partisipan memiliki kesempatan yang sama tanpa memandang jenis kelamin, etnis, kondisi abilitas/disabilitas, tingkat literasi, partisipasi sekolah, atau kondisi spesifik lainnya.

Merencanakan dan merancang penelitian

Melibatkan anak sedini mungkin dalam tahapan penelitian akan sangat bermanfaat.

Dengan melibatkan anak sejak awal proses, anak akan memperoleh “rasa memiliki” dalam penelitian kita. Keterlibatan awal akan membantu mempertahankan ketertarikan anak di sepanjang tahap-tahap penelitian.

Anak dapat terlibat mulai dari mendiskusikan tujuan, mengidentifikasi topik dan merencanakan penelitian, serta mengembangkan dan menyempurnakan instrumen pengumpulan data.

Partisipasi anak secara bermakna juga dapat diwujudkan dalam tahap mengumpulkan data dan mengevaluasi proses di lapangan, analisis dan validasi data, hingga tahap diseminasi.

Cara yang umum untuk melibatkan anak dalam merancang metode dan alat untuk mengumpulkan data adalah dengan mengujicobakan teknik terhadap sekelompok anak dan meminta umpan balik mereka.

Tahap persiapan dan kerja lapangan

Pada tahap persiapan, termasuk pengumpulan data, salah satu hal terpenting adalah memilih partisipan anak yang sesuai, dengan mempertimbangkan kapasitas atau kemampuan berkembang anak.

Ada beberapa cara untuk menentukan kapasitas anak, antara lain berkonsultasi dengan pengasuh, guru, saudara kandung, atau teman sebaya anak. Peneliti juga dapat mengamati perilaku anak di lingkungan alaminya, dan berbicara santai dengan anak tersebut sebelum perekrutan.

Harus dipastikan bahwa partisipan siap secara emosional dan psikologis untuk dapat terlibat secara aktif dalam penelitian selama kegiatan ini.

Selain itu, bekerja bersama anak-anak juga membutuhkan kreativitas tersendiri. Peneliti harus siap jika nantinya perlu memodifikasi metode agar sesuai dengan kapasitas anak, serta memperluas atau membatasi ruang lingkup kelayakan anak sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian selama tahap pengumpulan data ini.

Dalam tahap pengumpulan data di lapangan, peneliti sebaiknya meluangkan waktu untuk memperkenalkan diri terlebih dulu, membangun hubungan baik, dan mendapatkan kepercayaan awal serta memastikan peserta dan wali/orangtua memahami penelitian dan keterlibatan mereka sebelum akhirnya meminta persetujuan (informed consent).

Sebelum peneliti dapat mendekati anak, mereka harus menjelaskan maksud dan tujuan mereka kepada berbagai lapisan gatekeeper di sekeliling anak-anak.

Kepercayaan adalah hal yang penting sebagai dasar untuk penelitian dengan anak. Peneliti perlu belajar bagaimana membawa diri di hadapan gatekeeper yang berbeda dan memperoleh kepercayaan dari semua pihak yang terlibat dalam penelitian.

Pengelolaan dan kerahasiaan data

Di setiap tahapan penelitian, penting untuk selalu menjaga kerahasiaan responden dan orang lain yang terlibat. Terlebih ketika riset kita mengumpulkan informasi pribadi sensitif dari anak-anak yang mewakili kelompok masyarakat yang paling lemah.

Peneliti harus mencegah kebocoran informasi yang dapat mengungkap identitas anak ke publik, sebab hal ini dapat mengancam keselamatan dan kesejahteraan anak.

Peneliti perlu memastikan bahwa cara meng-input, mengkategorikan, menyimpan, membagikan, menganalisis, dan menyebarluaskan data tidak melanggar perjanjian kerahasiaan yang telah disepakati dan tidak mengancam keselamatan siapa pun.

Perlu diketahui pula siapa saja yang berhak mengakses data anak. Yang jelas, peneliti utama memiliki akses langsung kepada informasi sensitif tentang anak, kemudian tim perlu memutuskan pihak mana saja mana yang perlu memiliki akses ke data dengan batasan yang mungkin saja perlu dibedakan.

Ada kalanya pihak-pihak di luar tim penelitian perlu memiliki akses ke informasi pribadi responden misalnya dalam kasus responden anak yang dirujuk ke pekerja sosial. Staf lain yang terlibat dalam penelitian, seperti pewawancara, juru bahasa, pengemudi, perantara budaya, atau staf administrasi juga mungkin perlu mengakses informasi anak untuk melakukan tindak lanjut.

Umumnya, orang tua, pengasuh, atau pihak-pihak yang menjadi bagian dari jaringan sosial anak, tidak boleh memiliki akses untuk melihat respons anak dalam penelitian karena dapat membahayakan responden.

Semua staf peneliti dapat diminta untuk menandatangani perjanjian kerahasiaan yang membatasi data apa saja yang dapat dan tidak dapat dibagikan, serta dengan siapa dan dalam keadaan bagaimana data tertentu dapat dibagikan.

Analisis data dan diseminasi hasil penelitian

Keputusan untuk melibatkan anak dalam analisis data harus dipertimbangkan sejak awal penelitian karena hal ini berdampak pada waktu dan sumber daya yang diperlukan.

Melibatkan anak dalam analisis atau interpretasi data juga akan bergantung pada sifat penelitian dan minat anak untuk ikut serta dalam tahap ini. Hak-hak, kerahasiaan, dan keselamatan anak perlu dijaga saat melibatkan anak dalam analisis data.

Dalam tahapan diseminasi, melibatkan anak dalam diseminasi dimulai dengan mendiskusikan kapan dan bagaimana peneliti dapat mengkomunikasikan temuan mereka kepada anak-anak secara efektif, termasuk apa yang harus dilakukan dengan informasi sensitif dan konten pribadi.

Partisipasi anak dalam menyampaikan temuan kepada khalayak yang lebih luas serta keuntungan dan risiko yang mungkin timbul dari bentuk partisipasi khusus ini.

Intinya, pada seluruh tahapan kegiatan, peneliti perlu memperhatikan pengalaman dan mendengarkan suara anak untuk bisa memahami dan mengembangkan metode penelitian yang sesuai dengan kapasitas dan minat mereka.(*)


The Conversation

Tags: #anak< #riset#metode#perlindungan
Share42SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025
Berita

Fawer Sihite: Tiga Bulan Wesly Jabat Wali Kota Tidak Mencerminkan Visi Misi Saat Kampanye

18/06/2025
Berita

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025
Berita

Refleksi Hari Lahir Pancasila, Fawer Sihite: Kita Harus Dengarkan Hati Nurani Rakyat

01/06/2025
Berita

Kalah Sebagai Calon Ketua Umum, Fawer Sihite Pastikan Dukung Kepemimpinan Prima Surbakti dan Jessica Worouw di GMKI

28/05/2025
Berita

Aliansi Mahasiswa Siantar Se-Jabodetabek Akan Kepung Mabes Polri: Tuntut Penangkapan Wali Kota Wesli Silalahi

11/05/2025

Populer

Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025
Berita

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025
Berita

Fawer Sihite: Tiga Bulan Wesly Jabat Wali Kota Tidak Mencerminkan Visi Misi Saat Kampanye

18/06/2025
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
Dialektika

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023
Pojokan

Pesan Tersembunyi Ki Narto Sabdo Dalam Lagu Kelinci Ucul

23/09/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba