Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Februari 4, 2023
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Munculnya Kata Makian

by Redaksi
30/09/2021
in Pojokan
100
SHARES
716
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Dalam setiap bahasa-bahasa yang ada di planet ini selalu ada kata-kata makian, yaitu kata-kata yang digunakan orang kalau marah atau kalau mau menghina orang lain. Bahasa Indonesia yang bertalian serta berasal dari bahasa Melayu, tidak banyak membawa kata makian seperti yang biasa digunakan dalam masyarakat Melayu.

Oleh karena itu, jika marah atau mau menghina orang lain, orang Indonesia sering menggunakan kata makian yang berasal dari bahasa ibunya yang mungkin tidak ada dalam kosakata bahasa Melayu, seperti orang Batak dengan kata “kimak!”, orang Jawa memaki dengan “jiancuk!”, orang Sunda dengan “bebel!”, dan lainnya.

Keduanya dalam bahasa aslinya termasuk kata-kata yang tidak patut diucapkan di depan umum. Menurut para ahli, kata-kata yang biasa digunakan untuk memaki dalam berbagai bahasa diambil dari kata-kata yang terdapat dalam enam golongan, yaitu:

  1. Yang bertalian dengan agama atau kepercayaan;
  2. Yang bertalian dengan kelamin;
  3. Yang bertalian dengan nama bagian tubuh;
  4. Yang bertalian dengan fungsi bagian tubuh;
  5. Kata-kata yang merupakan sinonim kata “bodoh”;
  6. Nama-nama binatang.

Tentu saja tidak dalam setiap bahasa perimbangan kata-kata yang berasal dari keenam golongan itu sama. Dalam suatu bahasa mungkin ada yang kata makiannya lebih banyak dari golongan pertama dan golongan ketiga, sedangkan dari golongan keempat dan kedua kurang. Sementara itu, dalam bahasa yang lain mungkin dari golongan pertama tidak ada atau hampir tidak ada.

Kata-kata “setan!”, “iblis!”, “kafir!”, “jahanam!”, “haram jadah!”, “laknat!”, dan semacamnya termasuk golongan pertama. Kata-kata demikian digunakan juga dalam bahasa Indonesia untuk memaki. Dalam bahasa-bahasa lain juga kata-kata seperti demikian digunakan untuk memaki, misalnya “God damn” dalam bahasa Inggris dan “God verdomd” dalam bahasa Belanda.

Ketiga kata contoh yang digunakan oleh orang Batak, Jawa, dan Sunda itu adalah contoh golongan kedua, yang tampaknya belum ada contohnya dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris kata-kata dari golongan ini cukup banyak yang dengan mudah akan kita temukan dalam roman-roman Inggris atau Amerika.

Kata makian “pantat lu!” mungkin satu-satunya contoh yang ada dalam bahasa Indonesia, merupakan golongan ketiga. Juga golongan keempat tampaknya belum ada contohnya dalam bahasa Indonesia. Golongan kelima agak banyak, contohnya “goblok”, “tolol”, “bodoh”, dan “otak udang.” Contoh golongan terakhir, yaitu dengan menyebut nama binatang, juga banyak digunakan, seperti “anjing”, “babi”, “monyet”, “keledai”, dan banyak lagi.

Kata-kata yang di dalam bahasa merupakan kata makian, belum tentu digunakan sebagai kata makian dalam bahasa yang lain. Kata “anjing” dan “babi” misalnya yang dalam bahasa Indonesia serta berbagai bahasa daerah dianggap sebagai kata makian, dalam bahasa Inggris tak pernah digunakan sebagai kata makian.

Dalam bahasa Jepang kata makian dari golongan pertama hampir tidak ada. Hal itu bertalian dengan kenyataan bahwa orang Jepang mempunyai anggapan sendiri tentang agama atau perhatian mereka terhadap agama sedikit sekali. Agama yang mereka peluk, baik agama Buddha maupun Shinto, biasa disebut agama budaya bukan agama wahyu atau agama langit seperti agama Islam dan Kristen.

Orang Jepang tidak percaya akan arti “dosa”. Budaya mereka lebih menitikberatkan kepada rasa “malu”. Daripada malu mereka menganggap lebih baik bunuh diri. Oleh karena itu, mereka disebut hidup berdasarkan budaya malu.

Dengan demikian, jelas kata-kata makian dalam setiap bahasa niscaya sesuai dengan kebudayaan dan kepercayaan bangsa yang mempergunakan bahasa tersebut.

Biasanya juga akan dianggap sebagai penghinaan atau makian oleh orang yang sama-sama hidup dalam lingkungan kebudayaan dan kepercayaan itu juga.

Misalnya, orang Betawi Islam yang marah kepada orang suku bangsa lain yang memeluk agamanya sendiri dan memakinya dengan menggunakan perkataan “kafir lu!”, mungkin tidak akan membuat orang yang dimakinya itu merasa terhina. Kata makian “kafir lu!”Itu akan membuat terhina atau marah kalau ditujukan kepada sesama orang Islam.

Oleh karena itu, kata makian terutama hanya akan membuat orang yang dimaki marah atau merasa terhina kalau ditujukan kepada orang yang sama-sama hidup dalam kebudayaan dan lingkungan kepercayaan yang sama.

Kata-kata makian dihamburkan orang kalau sedang marah atau sedang bertengkar, maksudnya tentu hendak membuat marah atau hendak menghina lawannya. Kata-kata demikian jarang atau bahkan tidak pernah terdapat dalam buku-buku pelajaran bahasa, tetapi biasanya mudah ditemukan kalau kita hidup dalam masyarakat yang orang-orangnya sering berkelahi.

Anak-anak orang terhormat dan kalangan terdidik biasanya secara khusus dihindarkan dari mendengarkan kata-kata demikian. Oleh karena itu, anak-anak mempelajarinya langsung dari lingkungan masyarakat – kecuali kalau orangtuanya tukang bertengkar.


Disadur dari Sainstory. Edisi di rubrik ini adalah pemutakhiran redaksi untuk tujuan edukatif.

Share40SendShare

Related Posts

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Diskriminasi Terhadap Perokok, dari Waktu ke Waktu

26/08/2022

Indi Hakimi* PIRAMIDA.ID- Bukan kali ini saja perokok mendapatkan perlakuan buruk dari masyarakat. Perlakuan itu bukan hanya melalui tindakan-tindakan, begitu...

Apa yang Membuat Rokok Elektrik Menarik?

18/08/2022

PIRAMIDA.ID- Rokok elektrik atau yang dikenal vape salah satu produk berbasis nikotin yang disukai sebagian perokok. Vape digadang-gadang sebagai pengentas...

Mengapa Kita Punya Alis?

15/08/2022

PIRAMIDA.ID- Alis tumbuh dalam berbagai bentuk, ukuran dan warna. Mereka membuat wajah kita jadi unik. Tapi kegunaan alis bukan hanya...

Load More

Tinggalkan Komentar Batalkan balasan

Terkini

Berita

Kelompok Senior Peduli GMKI Serahkan Bantuan Inventaris kepada PP GMKI

04/02/2023
Berita

Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas: DPP PARKINDO Berkolaborasi dengan KND dalam menghilangkan Stigma terhadap Disabilitas di Gereja

03/02/2023
Berita

Peringati 9 tahun Gugurnya 7 Relawan Kemanusiaan GMKI, GMKI Kutacane Gelar Ibadah Peringatan Hari Relawan

03/02/2023
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Dialektika

Hukum di Indonesia Makin Memburuk?

01/02/2023

Populer

Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Prosesi sertijab PP GMKI/screeshot
Berita

PP GMKI Resmi dikukuhkan, Ini Susunan Pengurus Pusat GMKI Masa Bakti 2020-2022

09/01/2021
Berita

Peringati 9 tahun Gugurnya 7 Relawan Kemanusiaan GMKI, GMKI Kutacane Gelar Ibadah Peringatan Hari Relawan

03/02/2023
Edukasi

Peran Pemuda dan Mahasiswa untuk Pengembangan SDM

03/02/2023
Berita

Esensi Kekuasaan di Indonesia

28/01/2023
Berita

Kelompok Senior Peduli GMKI Serahkan Bantuan Inventaris kepada PP GMKI

04/02/2023

FULL CAFE SIANTAR DI JALAN NARUMONDA ATAS NO 30

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2021 Piramida ID

wisata indonesia - destinasi wisata terpopuler Rotasi Asia - Berita Terkini Spot Wisata Danau Toba Terbaik destinasi wisata dunia