Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Juli 11, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Musik Disco, Bagaimana Asal Mula Terbentuknya?

by Redaksi
17/05/2022
in Pojokan
112
SHARES
801
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Musik disko dapat digambarkan sebagai genre musik yang mengandung unsur funk, soul, pop, dan salsa. Musik ini bermula di Amerika Serikat pada pertengahan 1960-an dan popularitasinya meningkat pada pertengahan 1970-an.

Aawalnya, disko populer di kalangan penonton klub Amerika seperti komunitas Latin, Afrika Amerika, dan psikedelik menurut laman World Atlas.

Istilah disko diciptakan dari kata Prancis, discotheque, yang berarti perpustakaan catatan fonograf. Istilah ini bersamaan dengan kata disc jockey (DJ) yang mulai digunakan. Salah satu alasan mengapa musik disko mendapatkan popularitas yang meningkat adalah tarian bentuk bebas, serta suara keras yang muncul.

Genre disko kembali menari ke pusat musik pop. Suara disko adalah campuran dari ketukan empat lantai yang stabil pada pola hit-hat not ke-16 dengan garis bass elektrik yang menonjol dan quiver not kedelapan.

Musik latar disko biasanya dibuat dari string section, terompet, piano elektrik, dan ritme gitar. Terkadang instrumen seperti seruling dan gitar utama juga digunakan. Karakteristik lain dari genre ini adalah penggunaan lampu mencolok dengan warna berbeda dan penggnaan drama musikal.

Pada pertengahan 1970-an, penonton mengidentifikasi diri mereka dengan DJ daripada musik. Sub-genre disko sendiri meliputi disko italo, disko euro, disko luar angkasa, polo disko, dan nu-disko.

Asal muasal musik disko dapat ditelusuri kembali pada awal 1970-an dan muncul dari subkultur perkotaan. Beberapa pengamat berpendapat bahawa disko merupakan reaksi terhadap dominasi musik rock serta stigmasisasi musik dance oleh budaya tandingan yang muncul saat itu.

Klub disko awal terdapat di New York di mana pesta pribadi diadakan. Seorang DJ kota bernama David Mancuso mengadakan pesta bawah tanah pribadi. Dia melakukan itu untuk menciptakan lingkungan yang cukup baik agar orang bisa menari bersama tanpa takut akan tindakan polisi.

Ya, penampilannya menarik sejumlah besar komunitas gay yang dilecehkan di bar New York oleh para polisi. Alhasil, disko rumahan Mancuso membuat genre ini populer di kalangan komunitas gay. DJ David Mancuso memainkan peran penting dalam pertumbuhan, perkembangan, dan penyebaran musik disko.

Pada 1974, acara radio disko ditayangkan di WPIX-FM. Selain Mancuso, ada juga DJ lain yang turut membantu penyebaran genre musik tersebut. Antara lain seperti Nicky Siano, Shep Pettibone, Larry Levan, dan Walter Gibson.

Terobosan musik disko datang pada akhir 1970-an ketika lagu-lagu disko mulai menduduki puncak tangga lagu musik. Lagu Love Train dari O’Jays adalah lagu disko pertama yang menduduki pucak Billboard Hot 100.

Musik disko mulai populer secara global sekitar 1980-an. Banyak artis yang bukan musisi juga membuat beberapa lagu disko.

Ada yang mengatakan bahwa adegan klub dansa disko dimulai pada 1960-an di New York dengan diskotek bernama Regine’s, Le Club, Shepheard’s, Cheetah, Ondine, dan Arthur. Klub yang dibuka oleh aktor bernama Sybil Burton itu menampilkan DJ Terry Noel menurut laman Vanity Fair. Terutama diskotek Arthur, menarik kerumunan selebritas yang bermukim di Peppermint Lounge, bar yang ramai di Time Square.

Ada juga yang bilang klub Prancis, Chez Castel dan Chez Régine yang memulai semuanya. Tempat seseorang mendengar lagu-lagu erotis seperti duet Serge Gainsbourg dan Jane Birkin “Je T’Aime…Moi Non Plus“. Melahirkan budaya disko yang membawa penggunaan narkoba secara terbuka dan seks sepanjang malam.

Pengalaman musik di klub disko dikenang dalam kabut yang psikedelik. Lampu sorot yang berkedip dan tubuh yang berkeringat mengikuti ritme energi. Tidak ada seorang pun yang masih mengingatnya dengan cara yang sama.

Vince Aletti, kolumnis disko, Record World, 1974–78; penulis The Disco Files mengatakan, “The Loft adalah klub pertama yang saya ingat memilik campuran musik semacam ini. Itu benar-benar lonteng David Mancusi di Broadway yang lebih rendah. Itu adalah pesta, pribadi, sepanjang malam, dan hanya buka satu malam dalam seminggu. Dia memiliki meja besar berisi punch (minuman non-alkohol), pretzel, buah-buahan…itu sangat hippie,” demikian Vanity Fair melansirnya.(*)


National Geographic Indonesia

Tags: #disco#sejarahMusic
Share45SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Penyelidikan Dihentikan, Kuasa Hukum Korban Penipuan Segera Laporkan Penyidik Polda Sumut ke Propam

10/07/2025
Berita

150 Hari Kerja Bupati Simalungun, GMKI : Simalungun mau dibawa kemana?

09/07/2025
Berita

Ketua ILAJ Minta Hakim Berhikmat: Kasus Hasto & Tom Lembong Jangan Dikendalikan Politik, Vonis Bebas Adalah Pilihan Konstitusional

07/07/2025
Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
foto: Ridwan Alimudin
Ekologi

Menjual Pulau demi Kepentingan Pribadi

10/07/2020
Dialektika

Konsep Negara Organik Hegel dan Negara Integralistik Soepomo: Sebuah Klarifikasi dan Kritik

14/11/2020
Sains

Ada Berapa Banyak Bintang di Langit

01/12/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba