Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Juli 4, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Edukasi

Orang Tua: Guru Pertama Anak

by Redaksi
25/01/2022
in Edukasi
Ilustrasi bersama orang tua. FOTO/iStockphoto

Ilustrasi bersama orang tua. FOTO/iStockphoto

103
SHARES
737
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Lutfie Retno*

PIRAMIDA.ID- “Dulu sekolah itu nggak ada. Jadi, anak-anak diasuh penuh oleh keluarga. Lalu, sekolah hadir dan para orangtua mendadak merasa nggak bisa apa-apa tanpa sekolah” -Ken Terate.

Penggalan kalimat tadi merupakan postingan facebook Ken Terate, seorang penulis yang mendidik kedua putranya dengan metode homescooling. Ia merespons komentar para orang tua yang kerepotan hingga bosan mengasuh anaknya pada masa pandemi. Biasanya, anak-anak bersekolah dari pagi hingga siang atau sore hari.

Tak jarang, orangtua lepas tangan terhadap pendidikan anaknya karena merasa hal tersebut tugas sekolah. Saat tatap muka di sekolah ditiadakan akibat pandemi, orangtua kerepotan mengatur menemani belajar anaknya.

Di tulisannya, Ken juga menambahkan, jika sekolah, datang jauh setelah ada keluarga. Fungsinya, untuk membantu orangtua, bukan untuk mengasuh anak. Karena, mendidik anak merupakan tanggung jawab orangtuanya.

Saya jadi teringat cerita-cerita yang muncul selepas kelulusan sekolah. Orangtua berlomba-lomba mencarikan sekolah yang terbaik untuk anaknya.

Mereka melakukan survei, sekolah mana yang menang banyak lomba, gedungnya punya banyak fasilitas, hingga mampu mengenali potensi anaknya. Tak jarang, sekolah-sekolah yang menawarkan berbagai keunggulan tersebut meminta biaya selangit.

Banyak orangtua kemudian bekerja dari pagi sampai malam untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya. Tak jarang, di kota, orangtua menabung sejak anaknya masih bayi supaya bisa membayar biaya sekolah berstandar internasional.

Karena mereka berharap, sekolah tersebut akan mendidik anaknya menjadi orang yang sukses. Para orangtua kerap lupa, kalau sekolah bukan tempat menitipkan anak. Banyak yang tidak ingat, jika merekalah guru pertama anak-anaknya.

Saya tipe orang yang percaya kalau anak tidak pernah minta dilahirkan. Mereka ada di dunia karena kebanyakan orangtuanya menginginkan anak.

Bisa jadi karena mereka butuh orang untuk mengurusnya saat tua atau menaati perintah agama untuk melanjutkan keturunan. Kadang, saya kerap berpikir egois sekali menghadirkan seseorang di muka bumi ini tanpa memberi bekal apa yang akan ia hadapi kelak saat dewasa.

Seorang anak butuh panutan. Orang pertama yang mereka lihat setiap hari adalah orangtuanya bukan sekolah. Kalau tiap hari ia melihat ayahnya membolos kerja untuk tidur siang di rumah, jangan pernah harap si anak akan menjadi rajin.

Jika ia kerap mendapat celaan dari orangtuanya, mustahil si anak menjadi orang dewasa yang bisa memuji. Seorang anak tumbuh dididik oleh lingkungannya. Karena orangtua merupakan hal pertama yang ia lihat, tidak heran jika anak kemungkinan akan meniru sikap orangtuanya.

Jadi, layakkah orangtua bekerja banting tulang untuk menyekolahkan anaknya? Adakah sekolah yang bisa mendidik seorang anak menjadi orang yang sopan, berbudi, pekerja keras, dan rajin menabung jika orangtua yang ia lihat sehari-hari tidak memberi contoh?

Dear orangtua, tidak ada buku panduan bagaimana cara mengasuh anak. Tapi, bukan berarti kita tidak bisa belajar tentang hal tersebut. Ada banyak cara mulai dari membaca buku, mengamati orangtua yang mendidik anaknya dengan baik, hingga ikut pelatihan.

Jika kenalan saya membaca ini, bishttps://www.piramida.id/wp-admin/post-new.phpa jadi akan menuai komentar. “Kau bisa ngomong kaya begitu karena belum punya anak. Repot lho bekerja sambil mengurus anak.” Ya, saya memang belum punya anak. Tapi, saya bertahun-tahun berurusan dengan orang dewasa yang bermasalah dengan hidupnya. Karena, tidak dididik dengan baik oleh orangtuanya.

Saya percaya, buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya.


Penulis merupakan kontributor di Kongres Kudayaan Desa.

Tags: #anak#homescooling#pendidikan
Share41SendShare

Related Posts

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia

20/04/2025

Refleksi Paskah dan Titik Balik Kebangkitan Ekonomi Indonesia Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th.,S.H.,MAPS 1. Menghadapi Perang Dagang Global Perang...

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global

14/04/2025

Presiden Prabowo ke Timur Tengah: Mengukuhkan Posisi Indonesia di Panggung Global Oleh: Fawer Full Fander Sihite, S.Th., S.H., MAPS Kunjungan...

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

11/04/2025

Pertemuan Prabowo dan Megawati: Sebuah Sinyal Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Refleksi Mahasiswa Kristen dalam Perspektif Alkitabiah Ditulis Oleh: Fawer...

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen

01/04/2025

Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang Global: Perspektif Alkitabiah dan Peran Mahasiswa Kristen Oleh: Fawer Full Fander Sihite.,S.Th.,S.H.,MAPS Perang dagang...

Pemuda Sebagai ‘Agent Of Solution’ Pada Pemilu 2024

24/01/2024

Sejak 28 November 2023, masa kampanye Pemilu 2024 dimulai. Partisipasi politik generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) memiliki pengaruh...

Jes Manro Kepsek SMP 1 Parapat Klarifikasi Pemberitaan Dirinya

12/12/2023

Piramida.id|Simalungun - Jes Manro Tambunan Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 1 Parapat, kabupaten Simalungun (Sumut) memberikan klarifikasi atas pemberitaan terkait dirinya...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba