Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Sabtu, Juli 5, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Ekosospolbud

Pancasila On Reresh And Action

by Redaksi
06/06/2020
in Ekosospolbud
98
SHARES
703
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Jen Maro*

PIRAMIDA.ID- Saat ini terpapar fakta tak terbantahkan bahwa sudah lama bangsa ini diurus tidak berasas Pancasila. Fakta apa? Bansos, BLT, PKH dan lain lain menunjukkan banyaknya orang miskin, tatanan ekonomi timpang dan memiskinkan yang melahirkan segelintir orang kaya raya bin super kaya. Data-data seolah tersembunyi di bawah meja, “si COVID” lah yang membuat data itu bicara, mahasiswa sudah sibuk Webinar.

Ada orang berlindung dengan topeng demokrasi dan hak asasi manusia,  seolah semua punya hak melakukan apapun. Seorang Profesor di sebuah kota di Sumatera Utara punya bisnis sampingan usaha kos-kosan. Padahal negara sudah menyekolahkan sampai doktor, punya honor sebagai (jabatan) profesor dan tunjangan struktural lainnya.

Boleh saja kita berkata itu haknya. Nah, coba kalau penderita COVID-19 keluyuran dan penderita teriak itu haknya. Apa hubungannya? Si Profesor yang sudah digaji negara (masyarakat) menutup kesempatan pada orang lain untuk bisnis kos kosan, itu sama dengan keluyurannya si penderita COVID-19, dia merampas kesehatan orang lain.

Begitu hebatnya HAM dan demokrasi yang kita anut sampai praktik pemilihan Bupati pun berongkos tinggi. Masyarakat dibiarkan terjebak dalam praktik politik uang, dan saat ini terbukti.

Banyak Bupati yang hari-hari bagi Bansos, tersenyum pula. Seharusnya dia menangis, karena banyak warganya masih miskin dan melarat. Dengan bangganya si Bupati kasih ayam dan vitamin, padahal sudah menjabat 5 tahun. Inilah dampak politik dari politik uang, oligarki, dan pembodohan masyarakat.

Apakah harus dibiarkan?

Selama kita masih bersepakat dengan Pancasila yang kelahirannya 01 Juni adalah Dasar Negara, sebuah kontrak tersepakati, maka tidak ada pilihan, Pancasila perlu direfresh dan diaplikasi secara konkrit, bukan dengan diksi-diksi sinetron.

Pengelolaan demokrasi berbasis kebhinnekaan dan gotong royong bukan demokrasi berbasis kapitalis. Ngeri kan kalau tersadar setelah corona yang virus itu mengoreksi kita.

Apa yang kami lakukan?

Pada 1 Juni 2018, kami merumuskan dan mendirikan sebuah kelembagaan di Yogyakarta, namanya BARAK 106: Barisan Rakyat Satu Juni, menunjuk pada hari lahirnya Pancasila.

Tujuan utama adalah menerapkan Pancasila dalam berdemokrasi khususnya di bidang ekonomi. Saat ini agenda ekonomi masyarakat lebih difokus untuk menguatkan kapasitas warga bangsa untuk berdemokrasi.

Salah satu agenda adalah penanaman pohon aren di berbagai daerah di Indonesia, karena selain memperbaiki lingkungan juga berdampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Agenda itu berbasis masyarakat, tidak didesain jadi agenda pemerintah, karena mereka sibuk bangun jalan dan pelabuhan, tentu suatu saat bermanfaat untuk pra-sarana ekspor gula aren.

Saat ini, agenda konkrit saat pandemi ini di pinggir Danau Toba, rawa-rawa di pinggir Danau Toba kami upayakan dengan gotong royong untuk jadi lahan pertanian, tambak ikan, dan jalan nelayan.

Kami tidak mampu beli perahu, ya bikin rakitlah, tidak mampu bangun jalan beton, pengerasan tanahlah. Eceng gondok dan tumbuhan lain di rawa dirubah jadi kompos, bermanfaat utk pertanian masyarakat.

Sasarannya jelas, ketahanan pangan masyarakat dan produktivitas. Nelayan akan lebih mudah beraktivitas, lahan pertanian bertambah, pupuk kompos diproduksi. Beberapa orang terdampak COVID-19 bergotong royong di sana yang kadang “ngebon” di warung supaya bisa bikin kopi teh di lapangan sembari terkekeh-kekeh.

Itu tidak didesain menjadi program padat karya Pemda, karena Bupatinya sibuk bagi-bagi bansos dan ayam.

Kenapa? Berharap pada pejabat produk demokrasi kapitalis sama saja bikin stres. Lebih menarik mengumpulkan semangat warga, sebagian tentunya, bekerja dalam terik panas dan hujan, melakukan kegiatan produktif dan membangun harapan hidup. Itulah makna Pancasila yang kami pahami.

Imajo tusi. Selamat Hari Lahir Pancasila. Tetap semangat dan berupaya, karena Tuhan itu ada.

Salam dari Teluk Toba, Sumatera Utara.


Penulis adalah seorang pegiat tanaman aren.

Share39SendShare

Related Posts

Petani Kopi: Penjaga Lingkungan dan Intelektualitas

29/04/2023

PIRAMIDA.ID- Tanaman kopi, mungkin satu-satunya tanaman yang dikembangkan Belanda yang memberikan pengaruh positif terhadap peradaban bangsa Indonesia....

Sanggar Seni Sebagai Organisasi Budaya

02/04/2023

Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Sanggar identik sebagai suatu tempat untuk berlatih dan berguru. Luas tempat untuk sebuah sanggar tidak harus luas,...

Tangkap Bos 303, Ketua ILAJ Sebut Integritas Kapolri dan Kapolda Sumut Tidak Perlu Diragukan

17/10/2022

PIRAMIDA.ID - Bos judi online asal Sumatera Utara Apin BK yang kabur ke Malaysia tiba di Bandara Soekarno-Hatta Jumat malam,...

Visi Presiden RI Jokowi dan Agenda Menparekraf Sandiaga Uno Hadiri Nias Pro & Maniamolo Fest

28/06/2022

Oleh: Firman Jaya Daeli (Ketua Dewan Pembina Puspolkam Indonesia) PIRAMIDA.ID- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga...

Pengalaman Sebagai Ketua SPI

06/06/2022

Oleh: Manahati Zebua* PIRAMIDA.ID- Setiap perusahaan yang mau menginginkan organisasinya bekerja lebih baik kinerjanya dalam bidang keuangan, biasanya pemimpinnya menghadirkan...

Munculnya Generasi Tuna Budaya

24/01/2022

Oleh: Arianto Sitorus Pane* PIRAMIDA.ID- Salah satu yang paling menggelisahkan dari negeri ini adalah semakin jauhnya kebudayaan dari kehidupan generasi...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba