Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Senin, Juli 7, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Surat Cinta dari Kuburan

by Redaksi
29/03/2022
in Pojokan
103
SHARES
737
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Yudhie Haryono*

PIRAMIDA.ID- Minggu pagi yang syahdu. Kuterima surat dari sahabat. Ia yang merindu pada kejayaan nusantara. Aku menangis membacanya. Begitu miris. Kini kubagi buat kalian. Mahasiswa seantero Jawa. Yang bertemu di bawah gunung Slamet. Mencandra Indonesia: “Kawan, kita lahir di tanah merdeka. Sama-sama keturunan bangsa Indonesia.

Kita mewarisi kekayaan ini sungguhpun warisannya kini termiliki warga asing-aseng.

Kita memang pewaris seluruh kekayaan ibu pertiwi tetapi tergadai semua: air, tanah bahkan udara. Badan kita menginjak bumi nusantara bergelimang sumber daya alam, namun mata kita melihat jelas kesenjangan yang terjadi antara sang tuan dan hamba. Budaknya bangsa-bangsa.

Mungkin, tubuh ini dapat berdiri tegar melihat kesenjangan yang ada. Tetapi di lubuk paling dalam, hati ini bergetar. Aku marah pada ketidakadilan sosial yang terjadi hari ini yang seolah tersistem oleh elite korup dan begundal.

Aku tertunduk patah hati karena Garuda tak mampu mengangkasa. Aku menangis karena kesaktian dari setiap sila-sila yang ada, tidak mampu memberikan kami cahaya kesejahteran dan kemakmuran.

Aku cemburu pada negeri kafir-liberal tak berbatas tapi mampu menghadirkan jaminan sosial bagi seluruh tumpah darahnya.

Tetapi kita tidak boleh menyerah untuk mencintai Indonesia dengan Pancasilanya. Kita kan terus mencintai Indonesia dengan segenap jiwa dan raga untuk memastikan sayap Garuda mampu menjelajah dunia dan akhirat dng martabat.

Maukah kalian menjadi sahabat dan pasukan yang setia?

Kasih. Setelah mati, aku tetap merindu. Karena itu, kutulis surat ini dari alam kubur. Di sini sepi. Tak ada apa-apa. Hening sehening-heningnya. Sunyi, mirip ibu kesunyian. Altar rindu rasaku. Kini tertusuk jarum waktu. Sesuatu, sesanti santiniketan yang kini telah lenyap. Terhalang oleh tirai pemisah: hidup dan mati.

Jadi, kalau ada yang bilang di kuburan terdapat drama kehidupan, itu bohong besar. Makanya, di Indonesia korupsi dan kejahatan meningkat sebab mereka tidak percaya hari pembalasan, tidak percaya siksa kubur, tidak percaya neraka. Dari profesi apa saja (presiden sampai ketua erte) semua berlomba korupsi. Dari agamawan apa saja, semua bangga mencuri. Tampilannya saja berpeci, berjilbab dan ziarah umrah-haji. Itu PHP dan pencitraan, tipuan dan pengkhianatan. Kelakuannya lebih sadis dari setan: merampok dan memfinah setiap detik tak berhenti.

Kasih. Malaikat kemarin bilang kamu sakit. Seribu sakit memelukmu. Pilu. Sejuta keentahan menerkammu. Hening menjadi bening. Tuhan memang sering semaunya. Terutama saat udara menyatakan cinta melalui nafas. Ya nafas manusia. Bukan si dungu di rumah tembok peternak kebencian.

Tuhan juga ambigu. Terutama saat cahaya menyatakan cinta melalui bayangan. Ya bayang senja saat ombak mencium pantai di Kute. Saat daun menikam dunia via angin yang memeluk mesra.

Taukah engkau kalau air menyatakan cinta melalui arus dan api menyatakan cinta melalui abu? Arus dan abu itu akibat. Dari sebab yang abstrak tapi jelas dapat dirasa. Mirip kangenku sebagai akibat dari kesepian bin kesunyian. Kuharap kini engkau sedang bersama anak-anak zaman yang gagah. Tak pilu walau takdir kejam merajam. Amin. Amitaba. Amplop saja.

Para bijak mengetik bahwa pohon menyatakan cinta melalui buah. Para rahib berfatwa bahwa ruang menyatakan cinta melalui jarak. Para wali berkata bahwa waktu menyatakan cinta melalui musim. Sedang aku menyatakan cinta melalui rindu; sepotong rindu yang hanya dibaca tiap sepi menghampiri. Sayangnya, engkau tak membalasnya dan tak peduli sebab dunia sungguh suci di matamu; engkau tak suka sastra, apalagi puisi. Cintamupun dulu hanya cinta kalam dan hadist terputus.

Sunyi di keramaian. Sepi di heningnya bumi. Gelap di terangnya siang. Syahdu di kuburan. Betapa kurindu padamu.

Semoga engkau dan anak-anak sudah sarapan pagi. Dapat senyum dari yang mencintai. Bukan murka yang tak bernalar. Sebab murka adalah peradaban terendah.(*)


Penulis merupakan Direktur Eksekutif Nusantara Centre.

Tags: #cerpen#indah#Keluarga#rindu
Share41SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba