Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Agustus 19, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dialektika

TikTok: Ruang Baru Ekspresi dan Negosiasi Identitas Lokal Gen Z Indonesia

by Redaksi
26/08/2021
in Dialektika
99
SHARES
708
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Minggu lalu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo kembali menjadi pembicaraan publik – termasuk di media sosial – karena pilihan pakaian adat yang ia kenakan dalam puncak perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia.

Dalam berbagai peringatan nasional, jamak memang keragaman budaya lokal Indonesia ditampilkan lewat deretan penggunaan pakaian, lagu, dan atribut kedaerahan.

Perayaan nasional dan berbagai acara terkait memiliki fungsi tersendiri. Namun, keberhasilan Indonesia untuk membangun rasa kebangsaan yang kuat akan sangat bergantung pada bagaimana warga negara mengekspresikan, merayakan, dan menegosiasikan identitas-identitas lokal dalam ruang-ruang yang aman dalam kehidupan sehari-hari, tanpa prasangka.

Di manakah dan bagaimanakah proses ini terjadi pada Generasi Z, generasi yang saat ini berusia 8-23 tahun yang akan menjadi penerus bangsa?

Kami mengamati narasi mengenai identitas kedaerahan yang muncul sebagai konten di TikTok. TikTok adalah sebuah platform media sosial yang bertumpu pada format video pendek yang terus-menerus berganti; sebagian besar pengguna TikTok adalah anak muda.

Kami menemukan bahwa platform media sosial ini menyediakan ruang untuk mengekspresikan identitas lokal dan kedaerahan anak muda Indonesia.

Bentuk negosiasi identitas keindonesiaan

Rezim Orde Baru kerap menghalangi ekspresi-ekspresi kedaerahan karena dikhawatirkan akan mengurangi kekuatan identitas keindonesiaan. Ketika itu, rezim menganggap identitas keindonesiaan harus dibentuk dari elemen-elemen terbaik atau puncak-puncak budaya-budaya daerah.

Akibatnya kedaerahan tidak diekspresikan apa adanya, tapi melalui batasan-batasan yang ditetapkan oleh pemerintah. Seringkali kebudayaan daerah yang tersisa untuk ditampilkan hanya lagu, tarian, dan baju daerah.

Namun media sosial dengan kebebasan dan kelenturannya kini membawa perubahan pada ekspresi-ekspresi kedaerahan ini.

Kami mengamati konten-konten di TikTok, salah satu platform media sosial paling baru. Kami terutama mengamati konten yang menggunakan tagar nama daerah, seperti #jawapride, #kalimantanpride, #papuapride, #sumaterapride, dan #sulawesipride sejak 1 Juni-8 Agustus 2021.

Selain itu, ada juga tagar-tagar dengan nama suku seperti #minangpride, #batakpride, ataupun #bugispride.

Dalam observasi kami terhadap video teratas yang menggunakan tagar-tagar tersebut, memang tidak semua video berkaitan langsung dengan identitas kedaerahan.

Pada tagar #kalimantanpride, misalnya, video teratas banyak terkait tentang video game. Sementara video teratas di #papuaparide banyak berupa video yang menggunakan lagu asal Papua, meski pesannya tidak berhubungan langsung dengan identitas.

Secara umum, kami mengamati setidaknya empat narasi dalam konten-konten semacam ini,

Pertama, narasi untuk melawan stereotip negatif yang berkaitan dengan suku atau daerah pembuat konten.

Sebagai contoh adalah unggahan dengan tagar #papuanpride dari akun @unaneseraif, sprinter peraih medali emas di SEA Games 2011.

Dalam video TikTok yang disukai 9.494 pengguna tersebut, ia menyampaikan pesan bahwa anak Papua tidak ada yang bodoh.

Di video yang sama, dia juga memamerkan prestasinya sebagai atlet.

Kedua, narasi yang menunjukkan kebanggaan pembuat konten akan identitas mereka sebagai anak daerah.

Konten semacam ini biasanya diwarnai foto-foto pembuat akun yang menampilkan baju daerah, suasana alam atau destinasi wisata daerah, makanan, tari-tarian, hingga swa foto pengguna akun yang ingin menyampaikan asal daerahnya.

Ketiga, narasi yang menyampaikan keunggulan daerah atau sukunya.

Akun @Ojankov misalnya, yang khusus membuat kumpulan video dengan tagar #minangpride, menyampaikan keunggulan orang Minang, di antaranya pandai berdagang dan pandai memasak.

Atau ada juga akun @fachrulbojes yang mengangkat tentang uang mahar untuk menikahi perempuan Bugis karena menurutnya perempuan dari sukunya banyak yang menawan.

Keempat narasi yang mengangkat pemasalahan daerah mereka. Salah satu yang menarik adalah akun Yuli Fonataba, @yuli_nella, yang juga Putri Papua 2018.

Dalam video berjudul “welcome to Papuan Club” dia bernyanyi sambil menyampaikan kritik bahwa tanah Papua kaya, namun bukan orang Papua yang menikmati. Dia juga membantah narasi yang mengatakan bahwa orang Papua tidak bersyukur atas jalan trans Papua yang dibangun.

Mengapa TikTok?

Ruang bagi generasi muda menegosiasikan identitas mereka di media sosial terbuka luas di TikTok. Pengguna platform ini jauh lebih ramah.

TikTok juga telah menjadi platform bagi anak muda Amerika Serikat dan Asia Tenggara mengekspresikan pendapat politik mereka.

TikTok menjadi platform baru yang disukai anak muda karena rekomendasi algoritmenya di halaman ‘For You’ menampilkan konten yang lebih beragam ketimbang platform lain.

Di platform media sosial lain, misalnya Facebook dan Instagram, konten yang muncul biasanya dari jaringan pertemanan yang dimiliki oleh pengguna, sehingga seorang pengguna rentan terkungkung dalam gelembung informasi.

Selain algoritmenya, audiens TikTok yang berasal dari latar belakang yang sangat beragam, membuat diskusi pada kolom-kolom komentar juga tidak sepedas komentar di platform lain.

Platform yang dimiliki perusahaan ByteDance asal China ini bahkan menjadi tempat yang ramah bagi komunitas LGBTQ dan suku asli.

Di Indonesia, awalnya TikTok dikenal sebagai platform yang populer di kalangan kelas menengah ke bawah. Mereka membuat video yang sederhana dan tidak glamor seperti banyak video di Instagram.

Pengguna TikTok juga awalnya banyak anak kecil, sehingga pemerintah Indonesia juga sempat melarang.

Akan tetapi, pengguna TikTok yang mayoritas anak muda lekas belajar dari fitur-fitur di platform tersebut dan juga banyak menggunakannya untuk menuangkan kreasi dan ekspresi diri.

Yang menarik dalam pengamatan kami, jika ada komentar yang sifatnya merundung (bully) dan kental bernuansa dukungan politik pada sebuah tokoh publik, ada kecenderungan publik TikTok akan menyerang balik dan membela kebebasan berekspresi si pembuat konten.

Oleh karena itu, narasi-narasi yang sarat akan identitas lokal oleh anak muda cenderung lebih mendapatkan tempat di TikTok ketimbang platform lain.

Ruang identitas

Identitas lokal penting diekspresikan dalam pengalaman sehari-hari warga negara untuk membantu menciptakan perasaan kebersamaan dan persaudaraan.

Terpaan informasi tentang identitas lokal di ujung barat Indonesia, misalnya, akan dapat membantu mereka yang tinggal di ujung timur untuk saling membayangkan bahwa mereka terikat akan kebangsaan yang sama.

Hari ini ruang-ruang diskusi di platform digital ramai dengan para pemengaruh (influencer) dan pendengung (buzzer) berbasis ideologi dan partisan.

Kita memerlukan sebuah ruang yang dapat lebih mengakomodasi kesadaran akan keragaman warga negara, tempat identitas lokal dapat diekspresikan tanpa mengundang prasangka, atau justru untuk melawan prasangka.

Ekspresi-ekspresi ini merupakan bagian integral dari proses reproduksi dan negosiasi keindonesiaan bagi masyarakat yang beragam.

Gen Z tampaknya menemukan ruang tersebut di TikTok. TikTok menjadi arena bagi mereka untuk menyiasati perbedaan, memupuk respek dan rasa percaya diri dalam narasi-narasi identitas kedaerahan.(*)


The Conversation

Tags: #genZ#mediumkampanyebhinneka#ruangbaru#tiktok
Share40SendShare

Related Posts

Pidato Lengkap Jefri Gultom di Dies Natalis GMKI ke-74: Bangkit Ditengah Pergumulan

26/02/2024

Bangkit Ditengah Pergumulan Pidato 74 tahun GMKI Jefri Edi Irawan Gultom Para peletak sejarah selalu berpegang pada prinsip ini, ‘’perjalanan...

Pewaris Opera Batak

11/07/2023

Oleh: Thompson Hs* PIRAMIDA.ID- Tahun 2016 saya menerima Anugerah Kebudayaan dari Kemdikbud (sekarang Kemendikbudristek) Republik Indonesia di kategori Pelestari. Sederhananya,...

Mengapa Membahas Masa Depan Guru “Dianggap” Tidak Menarik?

01/05/2023

Oleh: Agi Julianto Martuah Purba PIRAMIDA.ID- “Mengapa sejauh ini kampus kita tidak mengadakan seminar tentang tantangan dan strategi profesi guru di...

Membangun Demokrasi: Merawat Partisipasi Perempuan di Bidang Politik

14/04/2023

Oleh: Anggith Sabarofek* PIRAMIDA.ID- Demokrasi, perempuan dan politik merupakan tiga unsur yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain. Berbicara mengenai...

Dari Peristiwa Kanjuruhan Hingga Batalnya Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20

03/04/2023

Oleh: Edis Galingging* PIRAMIDA.ID- Dunia sepak bola tanah air sedang merasakan duka yang dalam. Kali ini, duka itu hadir bukan...

Prinsip-Prinsip Disiplin Kelas

02/04/2023

Oleh: Muhammad Muharram Azhari* PIRAMIDA.ID- Pengertian disiplin menurut Elizabeth Hurtock mengemukakan bahwa; Disiplin itu berasal dari kata "discipline", yaitu seseorang...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

ILAJ Akan Laporkan Kaban Kesbangpol Simalungun ke KPK RI, Desak Bupati Segera Copot Jabatan

17/08/2025
Berita

Rektor USI Berangkatkan 664 Mahasiswa/i USI dan 100 DPL Ikuti Program Kampus Berdampak Tahun 2025

16/08/2025
Berita

Dari Skandal Akademik ke Dugaan Politik Curang: Gelombang Penolakan Pradana di Pemilihan ILUNI UI 2025

15/08/2025
Berita

Rapin Mudiardjo: Dari Solidaritas Angkatan ke Dugaan Politisasi Ruang Akademik

15/08/2025
Berita

Ada Jejak Buruk Ivan Ahda di Skandal Korupsi Chromebook Kemendikbud?

15/08/2025
Berita

Kejadian Pati, Antara Arogansi Kekuasaan dan Gerakan Perubahan Rakyat

14/08/2025

Populer

No Content Available
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

xnxx