Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Juli 11, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Dunia

Vaksin: Efek dan Prioritasnya

by Redaksi
21/02/2021
in Dunia
98
SHARES
700
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- Vaksin untuk menangkal COVID-19 sudah mulai dikontribusikan pada masyarakat. Syamsir Alamsyah warga Indonesia yang tinggal di Jerman sempat ragu, apakah akan vaksin di Indonesia, atau Jerman atau bahkan tidak vaksin? Pertanyaan itu menggelayut di benaknya karena ragam alergi yang dideritanya selama ini.

“Saya sebenarnya mau saja divaksin, tapi ragu-ragu karena dari 21 jenis alergi yang diteskan dulu di tubuh saya, diketahui bahwa saya punya 11 macam alergi. Banyak, bukan? Tetapi setelah saya berpikir panjang, saya putuskan untuk konsultasi dengan dokter dulu agar dia dapat memeriksa terlebih dahulu vaksin mana yang cocok untuk tubuh saya yang banyak alergi ini, vaksin apa yang terbaik buat jenis tubuh seperti saya,” paparnya.

Sementara Ellen Wijaya yang pernah terpapar virus COVID-19 sekeluarga memandang distribusi vaksin untuk menanggulangi COVID-19 itu merupakan langkah yang baik untuk memulihkan keadaan dunia agar bisa normal lagi.

“Lalu saya dan keluarga saya sendiri pun walau sudah pernah kena virus corona, kemungkinan besar akan minta divaksin. Tapi kita masih mau lihat beberapa saat dulu efek dari vaksin tersebut, bagaimana ya,” tanya Ellen yang juga punya keraguan serupa. “Mungkin kalau 70% orang di Jerman sudah ambil vaksinnya kita bisa lebih yakin untuk divaksin juga.”

Di balik kebimbangannya, terbersit kerinduan akan kehidupan sebelum masa pandemi corona. “Jujur, saya pun sudah rindu bisa jalan-jalan tanpa masker dan tanpa rasa khawatir jika memegang ini atau itu. Dan dengan ikut di vaksin pun saya rasa itu salah satu tindakan yang bertanggung jawab terhadap sesama,” tandasnya.

Pro kontra kandidat vaksin

Di seluruh dunia saat ini tercatat ada 160 kandidat vaksin. 50 di antaranya sudah melakukan uji klinis, untuk mengetes kandidat potensial vaksin virus corona penyebab COVID-19. Anastasia Maharani seorang analis vaksin asal Indonesia yang bekerja di lembaga kesehatan di Jerman mengatakan di Jerman sendiri ada tiga jenis vaksin yang digunakan. Pertama, Pfizer-BioNTech, kedua Moderna dan ketiga, AstraZeneca.

Anastasia mengungkapkan dari hasil analisis itu di Eropa, Pfizer-BioNTech dan Moderna adalah salah satu yang cukup efektif, hingga sekitar 90% efektif melawan virus, “Sedangkan efektivitas AstraZeneca antara 65% sampai 80%. Namun AstraZeneca tepat bagi orang-orang yang menderita alergi dan perempuan hamil,” tambah Anastasia.

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine vaksin BioNTech-Pfizer terbukti efektif melawan dua varian virus corona. BioNTech dan Pfizer mengatakan tidak dibutuhkan vaksin baru untuk melawan mutasi virus corona yang pertama kali ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. Namun demikian, transformasi virus mematikan ini membuat data klinis dan observasi lanjutan sangat diperlukan.

Sedangkan komisi vaksinasi Jerman STIKO sempat menyebutkan suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca hanya boleh diberikan kepada orang yang berusia 64 tahun ke bawah. Namun AstraZeneca dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan tanggapan terkait temuan STIKO. Bantahan diserukan juru bicara perusahaan yang berbasis di Inggris itu dengan mengatakan data uji klinis terbaru untuk vaksinnya mendukung kemanjuran pada kelompok usia di atas 65 tahun.

Efek vaksin

Di luar pro kontra soal vaksin tersebut, Analis vaksin, Anastasia Maharani yang bermukim di Dortmund ini mengajak masyarakat agar tidak perlu khawatir berlebihan akan efek dari vaksin COVID-19.

Efek samping vaksin menurutnya hal yang normal, “Kalau ingat dulu itu waktu kita kecil di vaksin itu pasti ada reaksinya, misal badan panas, terus demam itu hal yang wajar jika divaksin. Vaksin itu adalah proses imunitas tubuh kita berkenalan dengan penyakit, gampangnya kalau bisa kita sakit flu, tidak divaksin saja kita sakit, misalnya kita sakit flu, terasa pusing, demam itu tandanya itu tubuh kita sedang perang melawan penyakit,” paparnya.

Efek paling buruk yang akan dirasakan untuk efek sampingnya menurut Anastasia adalah mual, bengkak, badan terasa ngilu, terkadang bisa agak susah nafas, detak jantung mungkin agak cepat, gatal-gatal dan pusing.

Sistem prioritas di Jerman: Dahulukan lansia, mereka yang lemah

“Sistem prioritasnya Jerman berusaha untuk melindungi orang-orang yang lemah. Jadi ada empat level. Level pertama itu untuk orang-orang yang usianya di atas 80 tahun, yang tinggal di panti jompo.

Lalu mereka yang kerja di panti jompo, orang-orang yang kerja di ICU dan COVID-19 vaccine center, karena kemungkinan mereka terpapar penyakit COVID-19 itu tinggi, jadi mereka dianggap yang paling membutuhkan, jadi harus dan pasti dapat duluan,” demikian Anastasia menjelaskan sistem kategori pemberian vaksin di Jerman.

“Kemudian pada kelompok kedua itu terdiri dari orang-orang di atas usia 70 tahun namun di bawah 80 tahun, orang-orang yang down syndrome, dementia, itu mereka termasuk di level dua, kemudian juga orang-orang yang punya penyakit komorbid, komplikasi penyakit lainnya, yang sebenarnya bisa memberatkan tubuh mereka, terus juga yang mau transplantasi organ, karena pasien-pasien yang mau transplantasi organ itu pada dasarnya sistem mereka harus dilemahkan dulu untuk dapat organ. Lalu kategori tiga itu orang-orang di atas 60 tahun, kemudian yang sakit kronis, orang-orang yang bekerja di rumah sakit dan lembaga-lembaga kesehatan istilahnya pekerja Garda Depan — termasuk guru-guru,polisi, aparat kesehatan, aparat negara itu juga termasuk level tiga,” tambah Anastasia.

Pada level keempat atau terakhir adalah semua orang yang tidak masuk di kategori 1 sampai 3 tadi. “Mereka yang usia produktif, tidak bekerja di lembaga kesehatan, itu yang terakhir,” kata Anastasia.

Anastasia mengingatkan agar setelah divaksin, masyarakat tetap harus waspada menjaga kesehatan, mengingat jika sudah divaksin, manusia masih mungkin terkena virus.

“Kemungkinan itu selalu ada. Vaksin itu adalah salah satu cara kita untuk menjaga diri kita agar tidak sakit tapi kalaupun misalnya kita sakit, bisa kena COVID-19, itu biasanya sih karena ketika terpapar itu tubuh kita lagi lemah atau kita lagi dalam kondisi tidak optimal menjaga kesehatan, misalnya tidak pakai masker saat lagi makan-makan di kafe, ternyata ada orang positif COVID-19, kita terus kena, itu tetap mungkin. Jadi meskipun sudah divaksin itu tetap diharapkan untuk menjaga kesehatan, jaga jarak, tetap pakai masker, jaga kebersihan juga,” pungkasnya.


DW Indonesia

Tags: #covid#prioritasVaksin
Share39SendShare

Related Posts

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025

PIRAMIDA.ID - Dalam sebuah wawancara eksklusif yang berlangsung di Mall Atrium Senen, Jakarta Pusat, Fawer Sihite menegaskan bahwa perang antara...

Kebahagiaan Berasal dari Keyakinan dalam Diri

10/07/2023

PIRAMIDA.ID- Pernahkah Anda berkata pada diri sendiri saat marah, ‘Saya tidak boleh marah?' Atau mungkin ketika Anda merasa sedikit sedih,...

Mengapa Orang Terlihat Serius dan Tidak Tersenyum di Foto-foto Kuno?

30/04/2023

PIRAMIDA.ID- Foto-foto pertama diambil pada akhir tahun 1820-an. Tetapi sampai tahun 1920-an, tampaknya orang-orang mulai “belajar” tersenyum saat di foto....

Bagaimana Asal Usul Jabat Tangan?

02/04/2023

PIRAMIDA.ID- Kita sudah begitu terbiasa berjabat tangan dengan orang lain, kita hampir tidak memikirkan bagaimana, di mana, dan mengapa kebiasaan...

Marcus Aurelius: Kaisar Romawi Baik Hati yang Juga Seorang Filsuf

05/03/2023

PIRAMIDA.ID- Marcus Aurelius lahir pada 26 April 121 Masehi di Roma dengan nama lahir Marcus Annius Verus. Perjalanan hidupnya membuat...

Melihat Penghasilan Lenin dan Stalin

22/08/2022

PIRAMIDA.ID- Ketika para pemimpin Soviet pertama berkuasa, mereka menyiarkan slogan-slogan seperti “Tanah untuk Petani! Pabrik untuk Para Pekerja!” dan berjanji bahwa...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Penyelidikan Dihentikan, Kuasa Hukum Korban Penipuan Segera Laporkan Penyidik Polda Sumut ke Propam

10/07/2025
Berita

150 Hari Kerja Bupati Simalungun, GMKI : Simalungun mau dibawa kemana?

09/07/2025
Berita

Ketua ILAJ Minta Hakim Berhikmat: Kasus Hasto & Tom Lembong Jangan Dikendalikan Politik, Vonis Bebas Adalah Pilihan Konstitusional

07/07/2025
Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
Berita

Kader IPK Taput Diduga di Aniaya Akibat Keributan di Purbatua

17/06/2025
Pojokan

Aku dan Sejuta Masalah Hidupku

17/06/2021
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba