Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Jumat, Juli 11, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Berita

Vaksin Sinovac Kurang Efektif, Tapi Pilihan Lain Terbatas

by Redaksi
01/07/2021
in Berita
100
SHARES
716
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

PIRAMIDA.ID- “Lebih baik daripada tidak.” Demikian penilaian salah seorang pakar penyakit menular terhadap vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech, menyusul laporan bahwa ratusan tenaga kesehatan Indonesia yang mendapat vaksin itu tetap terjangkit COVID-19.

Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), setidaknya sepuluh dokter meninggal akibat COVID-19 meski telah mendapat dua dosis lengkap vaksin CoronaVac Sinovac. Tidak jelas seberapa luas penularan itu terjadi. Juga tidak jelas seberapa parah penularannya. Hanya sedikit data penelaahan sejawat (peer review) yang tersedia tentang vaksin itu.

Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa vaksin itu kurang manjur dibandingkan yang lain, terutama terhadap jenis atau varian Delta yang sangat menular, yang pertama kali terdeteksi di India.

Namun vaksin yang lebih manjur belum bisa didapatkan di sebagian besar dunia, catat para ahli. Indonesia adalah salah satu dari belasan negara yang menggunakan vaksin dari pabrik di China itu, di mana vaksin yang tersedia sebagaian besar adalah vaksin Sinovac.

Keterbatasan data dari peer review mempersulit ahli untuk mengevaluasi vaksin tersebut. Meski begitu beberapa penelitian yang tersedia bisa memberikan sedikit gambaran.

Pemerintah Uruguay merilis data awal bulan ini yang menunjukkan bahwa CoronaVac mengurangi penularan COVID-19 hingga 61%, rawat inap di RS hingga 92%, dan kematian hingga 95%.

Meskipun bukan hasil studi peer review, penelitian ini adalah salah satu yang membandingkan CoronaVac dengan vaksin lain.

Pfizer-BioNTech

Dalam penelitian itu, ditemukan Vaksin Pfizer-BioNTech lebih efektif mengurangi penularan secara umum, menurunkan tingkat penularan hingga 78%. Tapi tingkat orang yang harus dirawat dan meninggal karena COVID-19 kurang lebih sama.

Tidak jelas apa varian yang dominan yang digunakan dalam penelitian itu.

Hal penting yang menentukan keampuhan vaksin adalah tingkat antibodi penetralisir virus, yaitu protein yang diproduksi oleh sistem imun yang mencegah virus merusak sel.

Vaksin Pfizer dan Moderna memproduksi banyak antibodi ini, yang membantu melindungi tubuh terhadap varian COVID-19, kata Peter Hotez, dekan National School of Tropical Medicine dan dosen di Baylor College of Medicine.

“Ya, memang ada orang-orang yang tertular varian Delta, meskipun telah divaksin, tapi cenderung tidak parah,” jelasnya. “Mereka tidak perlu dirawat atau meninggal karena COVID-19.”

“Kalau dilihat beberapa data vaksin Sinovac, tingkat antibodi penetralisir virus, bahkan setelah vaksin kedua, masih cukup rendah,” tambahnya.

Vaksin Sinovac memproduksi lebih sedikit antibodi ini dibandingkan dengan tujuh vaksin lainnya, termasuk Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan Johnson & Johnson, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine.

Respon antibodi ini bahkan lebih kurang efektif melawan varian Delta, yang melonjak tajam di Indonesia dan di berbagai belahan dunia lain.

Namun tidak jelas, apa dampak respon antibodi ini bagi pasien. Vaksin tetap memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis penyakit COVID-19 yang paling parah, menurut pejabat China yang dikutip media pemerintah.

Ketika varian Delta pertama kali merebak di China, di provinsi Guangdong awal bulan ini, “tidak ada satupun kasus infeksi yang parah terjadi pada orang yang sudah divaksin, dan dalam kasus yang parah, tidak satupun yang divaksinasi,” kata Feng Zijian, mantan wakil direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China.

Sementara itu, persediaan vaksin dari produsen lain lama tiba di sebagian besar negara di dunia.

“Kadang, hanya vaksin itu yang bisa didapatkan orang-orang,” kata Hotez. “Lebih baik (pakai vaksin yang tersedia) daripada tidak sama sekali.”(*)


VOA Indonesia

Tags: #efektif#herdimmunity#pfizer#sinovacVaksin
Share40SendShare

Related Posts

Penyelidikan Dihentikan, Kuasa Hukum Korban Penipuan Segera Laporkan Penyidik Polda Sumut ke Propam

10/07/2025

PIRAMIDA.ID-Korban penipuan dan penggelapan dengan modus investasi menuntut keadilan, usai Subdit IV Reknata Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, menerbitkan...

150 Hari Kerja Bupati Simalungun, GMKI : Simalungun mau dibawa kemana?

09/07/2025

PIRAMIDA.ID - Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Pematangsiantar-Simalungun Soroti kinerja Bupati Simalungun dalam sudut pandang jangka panjang pembangunan Kabupaten...

Ketua ILAJ Minta Hakim Berhikmat: Kasus Hasto & Tom Lembong Jangan Dikendalikan Politik, Vonis Bebas Adalah Pilihan Konstitusional

07/07/2025

PIRAMIDA.ID - Ketua Institute Law And Justice (ILAJ), Fawer Sihite, angkat suara terkait proses hukum yang sedang menjerat dua tokoh nasional,...

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025

PIRAMIDA.ID - Ketua Institute Law And Justice (ILAJ), Fawer Sihite, menyerukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar segera turun tangan...

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025

PIRAMIDA.ID — Peluncuran Robot Polri sebagai bagian dari langkah modernisasi institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menuai beragam respons dari publik....

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025

PIRAMIDA.ID - Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-47 Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) yang digelar di Kantor DPP Partai Golkar,...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Penyelidikan Dihentikan, Kuasa Hukum Korban Penipuan Segera Laporkan Penyidik Polda Sumut ke Propam

10/07/2025
Berita

150 Hari Kerja Bupati Simalungun, GMKI : Simalungun mau dibawa kemana?

09/07/2025
Berita

Ketua ILAJ Minta Hakim Berhikmat: Kasus Hasto & Tom Lembong Jangan Dikendalikan Politik, Vonis Bebas Adalah Pilihan Konstitusional

07/07/2025
Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025

Populer

Berita

Dugaan Fee Proyek, Ketua ILAJ Minta KPK Pantau Bagi-Bagi Proyek di Kota Siantar

04/07/2025
Berita

Resmi Sertijab, Ini Struktur PP GMKI 2022-2024

01/02/2023
ilustrasi/Cleopatra dalam budaya pop.
Pojokan

Cleopatra: Simbol Kecantikan yang Tidak Cantik-Cantik Amat

24/09/2020
foto: Ridwan Alimudin
Ekologi

Menjual Pulau demi Kepentingan Pribadi

10/07/2020
Dialektika

Konsep Negara Organik Hegel dan Negara Integralistik Soepomo: Sebuah Klarifikasi dan Kritik

14/11/2020
Sains

Ada Berapa Banyak Bintang di Langit

01/12/2021
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba