Piramida.id
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy
Selasa, Juli 1, 2025
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas
No Result
View All Result
Piramida.id
  • Berita
  • Dialektika
  • Dunia
  • Edukasi
  • Ekologi
  • Ekosospolbud
  • Kabar Desa
  • Pojokan
  • Sains
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Spiritualitas
Home Pojokan

Bahaya Merokok Dalam Bingkai Media

by Redaksi
03/02/2022
in Pojokan
102
SHARES
725
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke WhatsappBagikan ke Telegram

Oleh: Aris Perdana*

PIRAMIDA.ID- Pada banyak kasus, media kerap membuat vonis seolah seluruh penyakit disebabkan oleh rokok. Sementara, jika mau diperhatikan lebih, kemasan pemberitaan soal bahaya merokok tak jarang merupakan propaganda media. Ada yang berkepentingan dalam setiap bingkai pemberitaan media.

Salah satu trik yang dipakai adalah memancing klik, atau yang biasa disebut clickbait. Ketakutan yang disebabkan kampanye antirokok di beragam medium membuat masyarakat termakan dan ada pula sebagian perokok yang takut. Wajar saja takut, ancamannya kematian dan hal-hal mengerikan lain. Meski kemudian banyak juga yang merasa masa bodo dan tidak peduli dengan sebaran ketakutan tersebut.

Satu hal yang perokok pahami adalah rokok memang memiliki faktor risiko tertentu. Namun, faktor risiko itu juga berada pada beragam bahan konsumsi lain, bukan hanya rokok. Dan yang paling penting, rokok bukanlah faktor tunggal dan menjadi penyebab utama dari penyakit-penyakit tersebut.

Beberapa hari lalu, sebuah berita terbit dengan judul: ‘Selain Kanker Paru-paru, Kebiasaan Merokok Bisa Picu Kerusakan Mata’. Dari judulnya sudah terasa nuansa yang dibangun. Mau dibaca berulang kali pun maknanya tidak akan berubah. Judul menginsinuasi bahwa ada dua bahaya penyakit yang akan diakibatkan oleh aktifitas merokok; kanker paru-paru dan kerusakan mata. Judulnya merupakan pernyataan, bukan pertanyaan. Jadi, mereka seolah memastikan. Kira-kira begitu soal judul.

Masuk ke badan artikel, ternyata yang dibahas adalah rokok elektrik, alias vape. Bukan rokok sebagaimana yang disebutkan pada judul. Kok beda?

Iya, oke. Pasti akan lahir tanggapan bahwa rokok dan rokok elektrik itu sama saja, sama-sama berbahan tembakau dan mengandung nikotin. Iya, oke. Mari kita anggap demikian. Lanjut.

Pada artikel yang sama, disebutkan pula bahwa tidak ada cukup data untuk mengatakan bahwa vaping menyebabkan kerusakan mata. Studi lebih lanjut perlu dilakukan untuk membangun hubungan.

Lha???

Di judul sudah mantap dan yakin, kok isinya ragu? Kalau memang perlu studi lebih lanjut untuk membangun hubungan, mengapa judulnya justru menghubung-hubungkan? Kenapa? Why?

Hal semacam ini sering terjadi dalam pemberitaan menyoal bahaya rokok– kadang termasuk juga rokok elektrik. Diksi dan redaksi yang bombastis, mencengangkan, bahkan kontroversial, seringkali dipakai sebagai judul.

Dulu pernah ada satu berita dari Tribun Pekanbaru, judulnya: Diminta Berhenti Merokok, Pria Ini Tikam Istrinya yang Sedang Hamil Sebanyak 8 Kali. Mengerikan, bukan?

Setelah membaca muatan beritanya, ternyata masalahnya ini bukan sekadar ‘diminta berhenti merokok’. Lebih dari itu, ternyata sang suami sedang dalam pengaruh alkohol alias mabuk. Pertanyaan saya: kenapa judulnya tak menyebut suami mabuk? Kok, terkesan menjadikan rokok sebagai sebab? Tujuannya jelas membangun tone negatif frasa “rokok” di mesin pencarian Google.

Setelah dibaca lebih lanjut, ternyata kejadian ini pun jauh di Rusia sana. Apakah Tribun Pekanbaru meliput langsung ke sana? Kenapa tak menyebut “Rusia” dalam judulnya? Kenapa tidak biarkan saja tim Tribun Rusia yang melakukan liputan dan mengabarkan?

Fenomena seperti ini memang lahir karena pekerjaan kampanye antirokok yang dibarengi aksi dari media seperti contoh di atas. Silakan periksa sendiri, kebanyakan berita menuliskan bahwa rokok menyebabkan ini, rokok menyebabkan itu, blablabla.. sesekali tidak menyebut sebab-akibat, tapi hanya meminjam frasa ‘rokok’ untuk judul. Intinya, rokok dan perokok dijadikan pesakitan.

Keberadaan media yang harusnya menjadi rujukan masyarakat, sumber informasi dan pencerahan, pada konteks ini, justru membawa menimbulkan prasangka dan ketakutan yang belum tentu benar. Media bekerja di atas prinsip-prinsip, dan berita-berita yang ditampilkan tentang bahaya rokok ini memang tidak banyak menerapkan prinsip jurnalisme seperti itu. Selama bisa dapat klik pembaca dan sesuai kepentingan, semua bisa diatur.

Begini.. kalau memang media benar-benar ingin berkampanye tentang bahaya merokok, dorong saja agar rokok bukan hanya berhenti dikonsumsi, tetapi juga berhenti diproduksi di Indonesia. Kalau sekadar menakuti, itu bukan upaya melindungi publik dari rokok namanya. Tabik.(*)


Komunitas Kretek Indonesia

Tags: #media#narasi#rokok
Share41SendShare

Related Posts

Asal-usul Permainan Tradisional Anak-anak

12/07/2023

PIRAMIDA.ID- Anda merasa jenuh dengan bermain dengan gim di ponsel dan laptop? Terlalu lama bermain gim bisa menyebabkan kerusakan mata akibat...

Mengapa ada Tujuh Hari dalam Seminggu?

11/07/2023

PIRAMIDA.ID- Akhir pekan selalu tak kunjung tiba, kita harus menunggu enam hari penuh antara Senin dan Sabtu. Satu minggu itu...

Ini Medan, Bung!

05/03/2023

Supriadi Harja* PIRAMIDA.ID- Aku lupa, kapan aku pernah mengenal orang ini. Begitu melihatku, ia memperkenalkan diri. Namanya Pak Sukri. Namun...

Seperti Apa Sistem Absensi yang Banyak Digunakan di Indonesia?

20/12/2022

PIRAMIDA.ID- Aset terbesar perusahaan adalah karyawan. Tanpa karyawan, perusahaan tidak akan dapat mencapai tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, human resources...

Mimpi

07/12/2022

Billie Gregorine* PIRAMIDA.ID- Semua orang sekiranya pastilah pernah bermimpi. Sambil rebahan, sayup-sayup kudengar lagu dari Nadin Hamizah yang judulnya 'Rumpang'....

Mengantongi Ragam Cerita dari Tanah Papua

04/09/2022

Oleh: Roberto Duma Buladja* PIRAMIDA.ID- Konsultasi Nasional (Konas) GMKI berlangsung pada 23–27 Agustus 2022 di Jayapura, tanah Papua. Kurang lebih...

Load More

Tinggalkan KomentarBatalkan balasan

Terkini

Berita

Robot Polri Tuai Kritik Netizen, Fawer Sihite: Inovasi Harus Disambut Baik, Tapi Polri Perlu Bangun Instrumen Komunikasi yang Efektif

30/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Perang Israel-Iran Menunjukkan Pentingnya STEM, Fawer Sihite: Dukung Sikap Presiden Prabowo

22/06/2025
Berita

Buntut Viralnya Dugaan Kekerasan Terhadap Tunanetra di Siantar, ILAJ Minta KND Periksa Wali Kota dan Jajaran Terkait

19/06/2025

Populer

Berita

Tokoh Cipayung Plus Login Golkar Pada HUT AMPI, Bahlil Lahadalia : Adik-Adik Saya Sudah di Jalan Yang Benar

28/06/2025
Edukasi

Keterbatasan Jumlah Guru Terampil

09/12/2021
Berita

Tokoh Cipayung Plus Gabung Golkar Lewat AMPI, Jefri Gultom: Politik Adalah Etika untuk Melayani

28/06/2025
domain publik
Dialektika

Daoed Joesoef, Hakikat Pendidikan, dan Nilai Keindonesiaan

17/09/2021
Berita

IRKI Nilai Tafsir UU Tipikor atas Pedagang Pecel Lele Menyesatkan

22/06/2025
Dunia

Sumber Air Bersih dan Air Minum di Arab Saudi

07/06/2020
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Terms
  • Policy

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba

No Result
View All Result
  • Kabar Desa
  • Dunia
  • Ekologi
  • Dialektika
  • Sopolitika
  • Sorot Publik
  • Lainnya
    • Ekosospolbud
    • Pojokan
    • Sains
    • Spiritualitas

© 2020-2024 Piramida ID

rotasi barak berita hari ini danau toba